Apabila para pecinta dunia yaitu orang-orang lalai dan yang mencampur adukkan antara yang halal dan haram, mencintai para ulama ‘amilin dan para auliya’. Dan juga mereka menghormati serta merasa iri terhadap keadaan mereka yang selalu taat beribadah kepada ALLOOH SWT.
Maka hal ini akan menjadi kebaikan dan tanda kebahagiaan bagi mereka. Bahkan perasaan ini dapat memotivasi mereka untuk meniru orang-orang yang baik, mengikuti jejak mereka. Serta melakukan seperti perbuatan mereka yang sholeh dan meniru sifat mereka yang terpuji, hal semacam ini sering terjadi.
Hal yang serupa pernah terjadi. Pada suatu ketika, para kelompok pelaku kemaksiatan berkumpul di suatu tempat, mereka mengirim seseorang dengan bekal 20 dirham untuk membeli buah-buahan dan makanan lezat untuk menghangatkan suasana mereka. Ketika orang ini pergi ke pasar untuk membeli keperluan itu, lalu ia mendapati orang-orang mengerumuni sebuah semangka.
Masing-masing orang ingin membelinya Karena buah semangka ini telah disentuh tangan Imam Bisyr bin Al-Harits RA. Melihat hal itu ia kemudian membeli buah semangka itu dengan seluruh uang yang ia bawa lalu membawanya kembali kepada teman-temannya yang telah lama menunggunya, setelah ia dating tanpa membawa apapun kecuali buah semangka tadi, mereka bertanya: “Mengapa engkau lama sekali, padahal engkau kembali kepada kami tanpa membawa apapun, kecuali buah semangka ini?”
Lalu ia pun menjawab: “Buah semangka ini sungguh ajaib.” Mereka bertanya: “Kenapa demikian?” Ia menjawab: “Buah ini telah disentuh oleh Bisyr bin Al-Harits hingga aku memperebutkannya dengan seluruh uang itu.” Mereka keheranan dan bertanya: “Siapa gerangan Bisyr ini?” Ia menjawab: “Ia seorang hamba yang taat kepada ALLOOH hingga ALLOOH memuliakannya.”
Mereka satu sama lain merenung dan berkata: “Andaikan orang yang taat saja mendapat kemuliaan di sisi ALLOOH semasa di dunia sampai sedemikian rupa, lalu bagaimana kelak di akhiratnya.” Semenjak itu mereka semuanya bertaubat dan meninggalkan kebiasaan buruk .
Kejadian Bersama orang-orang yang bertaqwa semacam ini telah banyak dialami oleh orang-orang yang lalai dan berpaling selama mereka menghormati dan mencintai orang-orang yang bertaqwa.
Adapun orang-orang yang selalu mengingat akhirat dan rajin beribadah kepada ALLOOH SWT, namun apabila mereka mencintai para pecinta duniawi yang lalai, hati mereka condong kepada mereka, memandang baik pola kehidupan mereka, bahkan mereka iri terhadap keadaan orang-orang yang penuh dengan materi duniawi.
Maka hal ini menunjukkan kelemahan nurani mereka dan runtuhnya semangat serta kesungguhan mereka. Bahkkan sebagai bukti tidak adanya kesungguhan dalam mengharap karunia ALLOOH SWT dan akhirat. Hal ini dikarenakan dunia ini hina dan seluruh isinya pun juga hina. Begitu pula, akan menjadi hina orang yang mengejarnya. Yang hatinya terikat oleh kemewahannya, yang mempunyai keinginannya besar untuk mengumpulkan dan memperbanyaknya.
Apabila ahli akhirat telah mengagungkan dan cemburu terhadap golongan yang sifatnya demikian, maka bisa jadi kedudukan mereka lebih rendah. Kebaikan mereka lebih sedikit dan keinginan mereka lebih hina dari golongan itu.
Justru sepatutnya bagi yang taat beragama, mengangkat semangat mereka dan membersihkan diri mereka dari kecondongan kepada pecinta dunia dan seharusnya mereka memandang buruk segala macam bentuk kesenangan duniawi. Karena sesungguhnya kesenangan duniawi adalah kotoran dan najis.
Dalam sabda RosuuluLLooh SAW dan ungkapan para salafunashshoolichiin, dunia diibaratkan bangkai berbau busuk dan sampah yang kotor. Sebagaimana sabda Baginda Nabi Muchammad SAW:
“Dunia adalah bangkai yang menjijikkan.”
Al Imam Fudhail bin Iyadh berkata: “Andaikan dikatakan paduk, ambillah dunia ini halal tanpa hisaB (diperhitungkan) niscaya aku merasa jijik terhadpnya. Seperti seorang dari kalian merasa jijik terhadap bangkai saat melewatinya, ia takut terkena bajunya.”
Al Imam Al Yafi’I RochimahuLLooh menceritakan dalam kitabnya: “Ada seorang Menteri yang keluar Bersama rombongan pasukan yang besar hingga orang-orang asing bertanya: “Siapakah mereka ini?” Mereka mengagungkannya. Lalu ada seorang wanita di pinggir jalan bertanya: “Sampai kapan kalian bertanya siapa ini? Dia seorang hamba yang telah gugur di mata ALLOOH sehingga ALLOOH mengujinya seperti yang kalian lihat saat ini.”
Ucapan ini didengar oleh si Menteri lalu ia kembali menghadap kepada raja dan mengundurkan dirinya dari kementerian. Lalu ia keluar dari kota itu dan menyatakan bertaubat. Kemudian ia hijrah menuju kot Makkah dan menetap di sana sampai meninggal dunia.
Tidak sepantasnya bagi ahli akhirat tatkala mereka melihat para pecinta dunia yang sedang asyik mengumpulkan dunianya dan sibuk dalam kesenangannya, kecuali mereka merasa kasihan terhadap orang-orang itu. Dan mendoakan mereka agar mereka diselamatkan dari keadaan mereka yang berpaling dari ALLOOH SWT dan dari akhirat yang merupakan tempat kembali.
Adapun ahli akhirat yang ingin bisa seperti mereka bahkan cemburu terhadap keadaan mereka. Naudzu biLLaah hal ini muncul tak lain dari orang yang tidak memiliki nurani serta tidak memiliki kesungguhan terhadap ALLOOH SWT. Mereka tidak memiliki sifat zuhud yang benar dan tidak menginginkan akhirat yang merupakan tempat yang lebih baik dan lebih kekal.
Barangsiapa yang telah melakukan hal ini, berarti ia telah mengganti barang murah dengan barang yang lebih mahal dan lebih kekal. Ia tidak mengerti keagungan nikmat ALLOOH SWT padanya yang mana ia telah dipilih untuk lebih giat beribadah kepadaNYA dan lebih senang kepada akhirat yang kekal. Dan ia telah dijauhkan dari bencana berpaling dan lalai dariNYA serta juga dari mengejar materi duniawi yang fana dan tidak berharga ini.
RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Andaikan dunia bernilai di sisi ALLOOH meski seberat sayap seekor lalat, pasti ALLOOH tidak akan memberi seteguk air kepada seorang kafir.”
Riwayat mengenai hal ini banyak sekali, sedangkan Taufiq dan Hidayah hanyalah di tangan ALLOOH SWT. Semua urusan hanya milik ALLOOH SWT dan tiada daya maupun kekuatan kecuali milik ALLOOH SWT jualah. WaLLoohu a’lam.
0 comments:
Post a Comment