Saturday, June 10, 2017

RADIKALISME

Hasil gambar untuk RADIKALISMEDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia radikal bermakna menyeluruh, habis-habisan, amat keras dalam menuntut perubahan. Sedangkan Radikalisme diartikan sebagai paham yang mengatur pola radikal dalam politik.

Secara terminologis, radikalisme agama berarti perilaku keagamaan yang menyalahi syariat, mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, bertujuan merealisasikan target-target tertentu atau mengubah situasi sosial tertentu denga cara yang menyalahi aturan agama.

Cara-cara kekerasan dan teror adalah salah satu cara yang sering digunakan kelompok radikal untuk mencapai tujuannya. Radikalisme agama, sebagai fenomena, merupakan semacam kegelisahan berlebih-lebihan yang dialami seseorang. Hal ini adakalanya karena pikiran yang hampa, dan adakalanya karena pandangan pesimis sebagai akibat ketidak tahuan pada hukum agama.

RosuuluLLooh SAW menyebut, kelompok radikal-ekstrim akan binasa. Dalam hadits riwayat Sayyidina AbduLLooh bin Abbas Ranhuma, beliau bersabda:
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama. Sesungguhnya ummat sebelum kalian binasa karena berlebih-lebihan dalam agama.” [HR. Imam Achmad, Imam Nasaai dan Imam Ibnu Majah]
Dalam hadits lain riwayat Sayyidina AbduLLooh bin Mas’ud RA, beliau SAW bersabda:
“Al-Mutanaththi’uun akan binasa (Nabi mengatakannya tiga kali}.” [HR. Imam Muslim]
Menurut Imam an-Nawawi maksud Al-Mutanaththi’uun adalah orang yang berlebih-lebihan (ekstrim) dan melampaui batas dalam ucapan dan perbuatannya. Terkait hal ini, Imam Ibnu Hajar menjelaskan:
“Dalam hal ini terdapat peringatan untuk tidak berbuat ekstrim dalam agama dan melampaui batas dalam beribadah, dengan memaksa diri untuk melakukan hal yang tidak dibenarkan syari’at. Peletak syari’at (ALLOOH dan RosuulNYA) telah menyebut syari’at ini dengan sifat mudah dan toleran.”

Sejarah Radikalisme Agama
Kronologi singkat radikalisme Khowarij sebagai benih gerakan radikal dalam sejarah ummat Islam sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abu Zahro, adalah seperti berikut:
1.       Mendesak Sayyidina Ali KWH untuk damai dengan Sayyidina Mu’awiyah RA di penghujung kemenangan perang Shiffin.
2.       Menentukan juru damai, yaitu Sayyidina Abu Musa Al’Asy’ari, daripada pilihan Sayyidina Ali KWH yaitu Sayyidina AbduLLooh bin Abbas RA.
3.       Pasca kekalahan menganggap Sayyidina Ali KWH melakukan dosa besar dan menyuruh tobat darinya, bahkan menganggapnya telah kafir.
4.       Mengoar-ngoarkan jargon: “Laachuma illaa liLLaah” (Tidak ada hukum kecuali milik ALLOOH).
5.       Menjadi aliran yang paling ekstrim dalam memaksakan pendapatnya kepada pihak lain.

Penyebab Radikalisme
Radikalisme dalam sekte Khowarij berangkat dari sebab-sebab sebagaimana berikut:
1.       Tekstualis: berangkat dari kebencian terhadap Sayyidina Ali KWH, Sayyidina Utsman RA dan Bani Umayyah, secara tidak sadar mereka tertutup dari ajaran-ajaran agama, memahaminya secara tekstual, dan menghalalkan darah kaum muslimin.
2.       Ekstrim/ militan: suka tantangan, bahaya, mengorbankan nyawa dengan alasan yang tidak relevan (dafi’ qowwi)
3.       Frustasi: penuh keputus asaan dan kebingungan.
4.       Primitif: lingkungan dan pola pikirnya.
Tidak jauh berbeda, radikalisme dalam konteks dunia modern secara substantif juga bermula dari sebab-sebab tersebut.

Bahaya Radikalisme
Radikalisme Khowarij pada masa awal kemunculannya telah menebar teror dan aksi-aksi anarkis terhadap ummat Islam, seperti pembunuhan terhadap Sayyidina AbduLLooh bin Khobbab RA tidak menganggap Sayyidina Ali KWH telah musyrik dan meyakininya sebagai perintah Al-Qur’an, pengafiran terhadap orang yang tidak sepemahaman dengannya, pembunuhan kaum muslimin dan semisalnya.


Begitu pula radikalisme modern. Berangkat dari pemahaman yang tekstualis, ekstrim, tidak menerima perbedaan, serampangan dalam menyesatkan, membid’ahkan, dan mengafirkan orang lain yang berbeda penafsiran dengannya, kemudian pada gilirannya berpotensi besar menebar kebencian dan melancarkan aksi-aksi anarkis-teroris yang mengancam keutuhan bangsa.

sumber: khazanah aswaja

1 comment: