Tuesday, August 30, 2016

Keburukan Sifat Murka

                Perlu diketahui bahwa seorang mu’min tidak boleh menyimpan sifat murka di dalam hatinya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman ALLOOH SWT:
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu ALLOOH menurunkan ketenangan kepada Rosul-NYA, dan kepada orang-orang mu’min.” [QS. Al-Fath: 26]
                Firman ALLOOH SWT di atas mengisyaratkan bahwa ALLOOH SWT mencela sikap buruk orang-orang kafir terhadap Baginda RosuuluLLooh SAW dan ummatnya. Mereka menyombongkan dirinya, sehingga mereka berani murka demi membela kebatilan.

Hasil gambar untuk Sifat Marah                Tetapi ALLOOH SWT memuji orang-orang beriman, karena sikap mereka yang bersabar ketika menghadapi tantangan dari orang-orang kafir, sehingga ALLOOH SWT memberi ketenangan kepada orang-orang yang beriman.

                Sayyidina Abu Huroiroh RA meriwayatkan sebuah riwayat bahwa ada seorang berkata: ‘Wahai RosuuluLLooh, ajarkan kepadaku yang sedikit, tapi pahalanya besar.’
                Kemudian Beliau SAW bersabda: ‘Janganlah engkau suka marah.’
                Kemudian ia bertanya lagi: ‘Apalagi wahai RosuuluLLooh?’
                Jawab Beliau SAW: ‘Janganlah engkau suka marah.’[HR. Imam Bukhori]

                Sayyidina Ibnu Umar RA berkata; ‘Aku pernah berkata kepada Baginda RosuuluLLooh SAW; ‘Katakanlah kepadaku sebuah ucapan yang tidak banyak kalimatnya, agar aku dapat selalu mengingatnya.’
                Kemudian Beliau SAW bersabda: ‘Janganlah engkau suka marah.’
                Maka aku mengulangi pertanyaanku lagi dan Beliau SAW juga berkata: ‘Janganlah engkau suka marah.’ [HR. Imam Achmad]

                Diriwayatkan dari Sayyidina AbduLLooh bin Amrubin Ash RA bahwa ia pernah bertanya kepada Baginda RosuuluLLooh SAW: ‘Apakah yang dapat menyelamatkan diriku dari murka ALLOOH, wahai RosuuluLLooh?’
                Lalu Beliau SAW bersabda: ‘Janganlah engkau suka marah.’ [HR. Imam Achmad dan Imam Baihaqi]

                Sayyidina Ibnu Mas’ud RA meriwayatkan bahwa Baginda Muchammad SAW bertanya: ‘Siapakah orang yang kuat ?’
                Kemudian para sahabat menjawab: ‘Orang yang kuat adalah orang yang tidak dapat dibanting oleh orang lain.’
                Baginda Nabi Muchammad SAW tersenyum dan berkata: ‘Bukan itu yang termasuk orang yang kuat, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.’ [HR. Imam Muslim]

                Baginda Nabi Muchammad SAW bersabda:
Sesungguhnya orang yang kuat bukanlah seorang yang dapat membanting orang lain, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika ia sedang marah.” [HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim]

                Selain itu, Baginda Nabi Muchammad SAW juga bersabda:
Siapapun yang dapat mencegah kemarahannya, maka ALLOOH akan menutupi kekurangannya.” [HR. Imam Ibnu Abiddunya dan ImamAl-Haitami]

                Sayyidina Sulaiman bin Dawud RA pernah berkata: “Wahai putraku, janganlah engkau suka marah dapat menyebabkan orang bersabar menganggapmu remeh.”

                Sayyidina Hasan RA berkata: ‘Wahai anak Adam, setiap kali engkau marah dan engkau akan berbuat kekerasan, sehingga engkau akan berakhir di dalam kobaran api neraka.’

                Sayyidina Dzil Qornain RA berkata: ‘Janganlah engkau marah karena setan lebih mampi untuk menggoda anak Adam ketika engkau marah dan menenangkan hatimu dengan kasih sayang kepada orang lain.’

                Sayyidina Ja’far Ash-Shoddiq ibn Muchammad  Al-Baqir RA berkata: ‘Kemurkaan adalah pemicu segala keburukan.’

                Salah seorang sahabat Anshor berkata: ‘Orang yang paling bodoh adalah orang yang suka marah. Tidak menjawab ucapan orang yang menyakiti adalah sebagai jawaban bagi orang yang bodoh.’

                Pernah dikatakan kepada seorang bijak: ‘Alangkah pandainya orang yang dapat menahan dirinya ketika dia marah. Kalau begitu janganlah sampai dia dikalahkan oleh hawa nafsunya, jangan sampai ia dibantinh oleh nafsunya dan jangan sampai dikalahkan oleh kemarahannya.’
                Dan dikatakan bahwa kemarahan dapat merusak keimanan sebagaimana jadam dapat merusak manisnya madu.

                Sayyidina Ibnu Mas’ud RA berkata: ‘Lihatlah kesabaran seorang ketika ia sedang marah dan kejujuran seorang ketika ia sedang rakus. Untuk mengetahui orang itu suka bersabar adalah seorang yang tidak pernah marah dan untuk mengetahui orang yang jujur adalah seorang yang tidak pernah rakus.’

                Sayyidina Ali bin Zaid RA berkata: ‘Ada seorang suku Quroisy menjadikan Kholifah Umar bin Abdul Aziz RA marah karena ucapannya. Maka ia menundukkan kepalanya sejenak, kemudian berkata: ‘Apakah engkau menginginkan setan menggodaku dengan kemuliaan Tuhan  yang memiliki alam semesta?’

                Biasanya jika Kholifah Umar bin Abdul Aziz RA sedang berpidato, maka ia berkata: ‘Orang yang paling beruntung di antara kalian adalah seorang yang menjaga sikap rakusnya dan hawa nafsunya serta kemarahannya.’


                Al-Imam Wahab bin Munabbih RA berkata: ‘Tanda –tanda seorang kafir ada empat, yaitu kemarahan, hawa nafsu, suka merobek bajunya dan rakus.’

MAASYAAALOOH

0 comments:

Post a Comment