Meron adalah
tradisi memperingati kelahiran Nabi Muchammad SAW berlangsung di kecamatan
Sukolilo, 27 km arah selatan Pati. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi
tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut
dibawa ke Masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan.
Prosesi Meron
tersebut disertai dengan beraneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara
selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung.
Tradisi Meron
merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa Sukolilo setiap
peringatan Maulid Nabi Muchammad SAW. Tradisi itu tumbuh sejak abad XVII. Menurut
salah satu sumber dalam bahasa Kawi, Meron adalah Meru yang berarti sumber. Dalam
bahasa jawa kuno memiliki arti 2 arti, meron berarti merong yang berarti
ngamuk, perang masal karena saat itu terjadi sebuah peperangan, dan meron yang berarti
serambi. Dalam bahasa arab meron berarti mi’roj yang berarti kemenangan. Sedangkan
dalam karita basa meron berarti rame tiron-tiron.
Tradisi ini
ditandai kurang lebih tiga minggu menjelang pelaksanaan meron tiba dengan
adanya bermacam-macam permainan dan pedagang yang datang ke Desa Sukolilo dan
pada saat hari pelaksanaan itu sendiri (12 Maulud) diadakan arak-arakan nasi
tumpeng yang disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke Masjid Sukolilo
sebagai kelengkapan upacara selamatan.
0 comments:
Post a Comment