Saturday, August 13, 2016

Tradisi Meron di Sukolilo Pati

Meron adalah tradisi memperingati kelahiran Nabi Muchammad SAW berlangsung di kecamatan Sukolilo, 27 km arah selatan Pati. Upacara ini ditandai dengan arak-arakan nasi tumpeng yang menurut masyarakat setempat disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke Masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan.

Prosesi Meron tersebut disertai dengan beraneka ragam kesenian tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi Meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung.

Tradisi Meron merupakan tradisi tahunan yang digelar masyarakat Desa Sukolilo setiap peringatan Maulid Nabi Muchammad SAW. Tradisi itu tumbuh sejak abad XVII. Menurut salah satu sumber dalam bahasa Kawi, Meron adalah Meru yang berarti sumber. Dalam bahasa jawa kuno memiliki arti 2 arti, meron berarti merong yang berarti ngamuk, perang masal karena saat itu terjadi sebuah peperangan, dan meron yang berarti serambi. Dalam bahasa arab meron berarti mi’roj yang berarti kemenangan. Sedangkan dalam karita basa meron berarti rame tiron-tiron.


Tradisi ini ditandai kurang lebih tiga minggu menjelang pelaksanaan meron tiba dengan adanya bermacam-macam permainan dan pedagang yang datang ke Desa Sukolilo dan pada saat hari pelaksanaan itu sendiri (12 Maulud) diadakan arak-arakan nasi tumpeng yang disebut Meron. Nasi tumpeng tersebut dibawa ke Masjid Sukolilo sebagai kelengkapan upacara selamatan. 

0 comments:

Post a Comment