Ketika gangguan kaum Quroisy
kepada beliau dan ummat Islam semakin meningkat, maka beliau memutuskan untuk
pergi ke Thoif. Beliau bermaksud meminta bantuan kepada Bani Tsaqif sekaligus
mendakwahkan Islam kepada mereka. RosuuluLLooh SAW berharap mereka mau menerima
dakwahnya, terlebih beliau SAW semasa kecil pernah disusui di Bani Sa'ad yang
berkerabat dengan penduduk Thoif.
Kota Thoif yang terletak 75 mil
tenggara Mekah adalah kota terbesar ketiga setelah Mekah dan Madinah. Kota
tersebut telah mendapat kemuliaan besar karena pernah didatangi oleh
RosuuluLLooh SAW dalam perjalanan dakwah beliau. Dua kali beliau SAW
mengunjungi kota tersebut, yaitu pada bulan Syawal tahun ke-8 setelah hijrah.
Penduduk kota ini merupakan
orang-orang yang kaya dan berkuasa. Orang-orang kaya dan para pemuka Quroisy
bahkan membangun istana-istana mereka di Thoif. Biasanya mereka menghabiskan
bulan-bulan musim panas di kota itu. Kekayaan yang melimpah itu rupanya kemudian
mengakibatkan kerusakan moral masyarakatnya. Orang-orang kaya di kota Thoif
dikenal senang melakukan riba, zina dan meminum minuman keras.
Tampuk kepemimpinan kota Thoif
dipegang oleh orang-orang dari kalangan Bani Tsaqif, salah satu suku terbesar
di Jazirah Arab, yang diakui kekuatan dan kekayaannya.
Thoif adalah tempat penyembahan
lata, patung yang disembah dan dijadikan tujuan ritual tahunan. Ia setara
dengan Mekah yang menjadi tempat penyembahan Hubal, patung terbesar kaum
Quroisy.
Ketika RosuuluLLooh SAW sampai di
Thoif, beliau menemui para pemuka mereka dan mengajak mereka untuk beriman
kepada ALLOOH. Ternyata, beliau SAW mendapat penolakan yang sangat keras.
Mereka menghina beliau, menyuruh orang-orang bodoh dan budak-budak mereka untuk
mencela serta meneriaki beliau.
Ketika menyadari bahwa ajakannya
ditolak dengan keras, maka bersama Zaid bin Haritsah, RosuuluLLooh SAW segera
meninggalkan kota Thoif. Tetapi penduduk Thoif tidak membiarkan beliau keluar
dengan aman bahkan mereka terus mengganggunya. Mereka membentuk dua barisan
sepanjang jalan RosuuluLLooh SAW, di kanan dan di kiri beliau. Setiap kali
RosuuluLLooh melangkahkan kaki, mereka melempari beliau SAW dengan batu hingga
tubuh beliau SAW berlumuran darah.
Keduanya terus berjalan meninggalkan
kota Thoif dan mencari tempat yang dirasa aman dari gangguan mereka. Sampailah
beliau SAW pada sebuah pohon. Di sanalah beliau berdoa dengan sebuah doa yang
begitu mengharukan dan menyayat hati.
"Duhai ALLOOH Tuhanku, hanya
kepada-MU lah kuadukan kelemahan diriku, terbatasnya usahaku, dan hinanya
diriku di hadapan manusia. Duhai Dzat Yang Maha Pengasih dari semua yang
berjiwa kasih, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih.
Kepada siapa akan Engkau serahkan diriku ini? Kepada musuh yang menerima dengan
muka masam atau kepada orang dekat yang Engkau beri kekuasaan untuk
mengalahkanku. Selama Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli dengan
semua itu. Hanya saja kesejahteraan-MU lebih terasa lapang bagiku."
"Yaa ALLOOH, aku berlindung
dengan cahaya wajah-MU yang menerangi semua urusan dunia dan akhirat menjadi
baik, agar kiranya Engkau tidak menimpakan amarah-MU kepadaku, atau menempatkan
kemurkaan-MU kepadaku."
"Yaa ALLOOH aku ridho atas
semua ini, agar Engkau pun ridho kepadaku. Sesungguhnya tiada daya dan upaya
kecuali dengan izin-MU." (HR. Imam Ath-Thobarooniy)
Sedemikian sedihnya doa yang
dipanjatkan Nabi di atas, hingga ALLOOH mengutus malaikat Jibril as untuk
menemuinya. Setibanya di hadapan Nabi, Malaikat Jibril as memberi salam seraya
berkata, "ALLOOH mengetahui apa yang terjadi padamu dan orang-orang ini.
ALLOOH telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk mentaati
perintahmu." Sambil berkata demikian, malaikat Jibril memperlihatkan para
malaikat itu kepada RosuuluLLooh SAW.
"Wahai RosuuluLLooh,
sesungguhnya ALLOOH SWT telah mendengar ucapan kaummu dan bantahan mereka
terhadapmu. Aku adalah malaikat pengawal gunung. ALLOOH SWT telah mengutus ku
kepadamu untuk melaksanakan apa yang kamu perintahkan me
melaksanakanekarang, apakah yang
kamu kehendaki? Jika engkau berkehendak agar aku menimpakan kedua gunung ini
atas mereka, niscaya aku lakukan!"
Mendengar tawaran malaikat itu,
RosuuluLLooh SAW yang berlumuran darah, sedih atas penolakan ummatnya, segera
menunjukkan belas kasihnya. Dengan lembut beliau berkata kepada Malaikat:
"Jangan lakukan itu, aku
justru berharap, semoga ALLOOH mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan
yang menyembah ALLOOH semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun." (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
Kita semua tahu bahwa beliau SAW
dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan
batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak, dihina dan
disiksa dengan keji. Namun sungguh balasan beliau adalah kasih sayang, beliau
membalas semua itu dengan cinta dan kasih sayang. Kendati dakwahnya ditolak dan
ditentang dengan keras, beliau tetap bersabar dan berpikir jauh ke depan.
Setelah RosuuluLLooh SAW
mengalami kesulitan demi kesulitan, siksaan demi siksaan, diasingkan, diboikot,
dijauhi dan dimusuhi oleh masyarakat , maka ALLOOH ingin menunjukkan kepada
kekasihNYA, bahwa jika sebagian penduduk bumi ini membenci dan memusuhinya,
justru penduduk langit sangat mencintai dan merindukan beliau. Dalam keadaan
duka dan kesedihan yang belum sirna akan penolakan kaum kafir, ALLOOH
memberikan kepada beliau mukjizat Isro’ Mi’roj.
0 comments:
Post a Comment