Mendidik jiwa
dengan menerapkan berbagai etika dan sifat seorang mu’min dalam kehidupan nyata
dan dengan menyelaraskan amal perbuatan dengan ilmu, sehingga segala tindakan
dapat berjalan sesuai dengan misi dakwah.
Nabi kita SAW adalah
sebaik-baik manusia yang menggambarkan kesungguhan beramal, istiqomah
(konsisten) dalam berperilaku, kesucian batin dan kesholihan perbuatan, karena
memang beliau SAW adalah sang teladan yang terbaik.
ALLOOH SWT
berfirman : “Sungguh, telah ada pada (diri) RosuuluLLooh itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rochmat) ALLOOH dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat ALLOOH.” [QS. Al-Ahzab:
21]
Dan beliau SAW
adalah yang mengatakan kepada para sahabat: “Aku adalah orang yang paling
takut kepada ALLOOH (di antara kalian semua), orang yang paling bertaqwa
kepadaNYA, orang yang paling arif (mengerti) tentangNYA, dan orang yang paling
mengerti mengenai batasan-batasanNYA.”
Al-Qur’an
al-Karim tidak pernah lepas dalam menerangkan akhlaq-akhlaq yang mulia
tersebut, begitu juga kitab-kitab hadits yang suci telah memaparkannya secara
jelas. Dan berbagai kitab-kitab karangan para ulama’ salafush shoolich juga
telah menerangkan sifat-sifat kepribadian, bukti-bukti kenabian dan
keistimewaan RosuuluLLooh SAW. Kitab-kitab tersebut juga mengandung berbagai
keteladanan yang penuh kesungguhan, bermacam contoh yang mengagumkan serta
berbagai pendirian RosuuluLLooh SAW yang sudah tersohor dalam bidang akhlaq
ini.
Semua hal ini
memberikan ibaroh/pelajaran kepada kita selaku ummat beliau SAW bahwa
sesungguhnya kaum muslimin haruslah membenahi dirinya terlebih dahulu, dan
sesungguhnya hal ini (yakni membenahi diri) merupakan bagian besar dari da’wah
kepada orang lain agar tertarik masuk Islam.
Karena
sesungguhnya teori pemikiran setajam dan sejelas apapun, atau cara pembelajaran
apapun yang sangat mengagumkan, atau petunjuk apapun yang mampu menghimpun
berbagai macam kebajikan, ini semua tidaklah cukup, tidak bisa membuahkan hasil
dan tidak akan langgeng kecuali jika ada sosok yang tampil untuk
mencontohkannya dengan amal perbuatannya, menda’wahkannya dengan akhlaq-akhlaq
dan kemuliaannya, dan mengenalkannya kepada orang-orang dengan menjadi teladan
dan panutan.
Maka
orang-orang akan mengikuti da’wahnya melalui jalan pengamalan setelah
pendalaman ilmu. Orang-orang akan mengagumi tabiat dan perangai para da’i
tersebut, mengagumkan akhlaq-akhlaq mereka, serta memuliakan kesucian hati,
kebersihan jiwa, keluhuran budi, kecemerlangan akan kebijaksanaan pendapat
serta kebenaran pemikiran mereka.
0 comments:
Post a Comment