Tuesday, August 16, 2016

Penampilan Seorang Teladan

Mendidik jiwa dengan menerapkan berbagai etika dan sifat seorang mu’min dalam kehidupan nyata dan dengan menyelaraskan amal perbuatan dengan ilmu, sehingga segala tindakan dapat berjalan sesuai dengan misi dakwah.

Nabi kita SAW adalah sebaik-baik manusia yang menggambarkan kesungguhan beramal, istiqomah (konsisten) dalam berperilaku, kesucian batin dan kesholihan perbuatan, karena memang beliau SAW adalah sang teladan yang terbaik.

ALLOOH SWT berfirman : “Sungguh, telah ada pada (diri) RosuuluLLooh itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rochmat) ALLOOH dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat ALLOOH.” [QS. Al-Ahzab: 21]

Dan beliau SAW adalah yang mengatakan kepada para sahabat: “Aku adalah orang yang paling takut kepada ALLOOH (di antara kalian semua), orang yang paling bertaqwa kepadaNYA, orang yang paling arif (mengerti) tentangNYA, dan orang yang paling mengerti mengenai batasan-batasanNYA.”

Al-Qur’an al-Karim tidak pernah lepas dalam menerangkan akhlaq-akhlaq yang mulia tersebut, begitu juga kitab-kitab hadits yang suci telah memaparkannya secara jelas. Dan berbagai kitab-kitab karangan para ulama’ salafush shoolich juga telah menerangkan sifat-sifat kepribadian, bukti-bukti kenabian dan keistimewaan RosuuluLLooh SAW. Kitab-kitab tersebut juga mengandung berbagai keteladanan yang penuh kesungguhan, bermacam contoh yang mengagumkan serta berbagai pendirian RosuuluLLooh SAW yang sudah tersohor dalam bidang akhlaq ini.

Semua hal ini memberikan ibaroh/pelajaran kepada kita selaku ummat beliau SAW bahwa sesungguhnya kaum muslimin haruslah membenahi dirinya terlebih dahulu, dan sesungguhnya hal ini (yakni membenahi diri) merupakan bagian besar dari da’wah kepada orang lain agar tertarik masuk Islam.

Karena sesungguhnya teori pemikiran setajam dan sejelas apapun, atau cara pembelajaran apapun yang sangat mengagumkan, atau petunjuk apapun yang mampu menghimpun berbagai macam kebajikan, ini semua tidaklah cukup, tidak bisa membuahkan hasil dan tidak akan langgeng kecuali jika ada sosok yang tampil untuk mencontohkannya dengan amal perbuatannya, menda’wahkannya dengan akhlaq-akhlaq dan kemuliaannya, dan mengenalkannya kepada orang-orang dengan menjadi teladan dan panutan.

Maka orang-orang akan mengikuti da’wahnya melalui jalan pengamalan setelah pendalaman ilmu. Orang-orang akan mengagumi tabiat dan perangai para da’i tersebut, mengagumkan akhlaq-akhlaq mereka, serta memuliakan kesucian hati, kebersihan jiwa, keluhuran budi, kecemerlangan akan kebijaksanaan pendapat serta kebenaran pemikiran mereka.



0 comments:

Post a Comment