Thursday, March 16, 2017

Imam Abu Hanifah

Hasil gambar untuk Imam Abu HanifahNama lengkapnya Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zutho al-Kufi. Ia lahir pada 80 H/ 699 M di Anbar, kota yang termasuk dari propinsi Kufah. Ayahnya berasal dari keturunan Persia. Kakeknya, Zutho berasal dari Kabul, Afganistan yang sebelumnya masuk bagian wilayah Persia. Ketika Tsabit masih di dalam kandungan, ia dibawa ke Kufah dan tinggal di sana hingga Abu Hanifah lahir. Konon saat Zutho bersama anaknya, Tsabit berkunjung kepada Ali bin Abi Tholib RA, dengan serta merta kedua orang ini didoakan agar mendapat keturunan yang luhur dan mulia.

Abu Hanifah tumbuh di Kufah. Di kota ini ia mulai belajar dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Selain pernah melakukan pengembaraan ke Bashroh, Makkah dan Madinah dalam rangka mengembangkan wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya. Di antara guru-guru yang ditemuinya adalah Hammad bin Abu Sulaiman Al-Asy'ari faqih kota Kufah, 'Atho' bin Abi Robah faqih kota Makkah, 'Ikrimah maula dan pewaris ilmu AbduLLooh bin Abbas, Nafi' maula dan pewaris ilmu AbduLLooh bin Umar dan lain-lain. Ia juga belajar kepada ulama Ahlul Bait seperti Zaid bin Ali Zainal Abidin, Muchammad Al-Baqir, Ja'far bin Muchammad Ash-Shodiq dan AbduLLooh bin Al-Hasan. Ia juga pernah bertemu dengan beberapa orang sahabat seperti Anas bin Malik, AbduLLooh bin Abi Aufa di Kufah, Sahal bin Sa'ad al-Sa'idi di Madinah dan Abu al-Thufail Amir bin Watsilah di Makkah.

Tetapi, dari sekian banyak guru, yang paling berpengaruh dalam pembentukan karakter intelektual dan corak madzhab Abu Hanifah adalah Hammad bin Abi Sulaiman. Ia belajar kepadanya selama 18 tahun sampai Hammad wafat. Setelah itu ia mengganti kedudukan Hammad mengajar di majlis ilmu fiqih di Kufah dengan gelar Imam Ahl ar-Ro'yi (Pemimpin ulama Ahl ar-Ro'yi). Dalam hal ini ia berkata: "Aku tidak menunaikan sholat kecuali mendoakan guruku Hammad dan setiap orang yang pernah mengajariku atau belajar kepadaku."

Imam Abu Hanifah diakui sebagai ulama besar dengan keluasan ilmu pengetahuan di segala bidang studi keislaman sehingga ia menjadi mujtahid besar (al-Imam al-a'dzhom) yang menjadi panutan kaum Muslimin sepanjang masa. Muchammad bin Maslamah berkata: "Ilmu agama diturunkan ALLOOH kepada Nabi SAW. Lalu diturunkan kepada para sahabat. Lalu diturunkan kepada tabi'in. Lalu diturunkan kepada Abu Hanifah dan murid-muridnya."

Imam Asy-Syafi'i berkata: "Barangsiapa hendak mengetahui ilmu fiqih, maka belajarlah kepada Abu Hanifah dan murid-muridnya. Karena manusia dalam bidang fiqih membutuhkan Abu Hanifah."

Imam Sufyan bin 'Uyainah, salah satu fuqoha Kufah berkata: "Ada dua perkara yang tidak aku sangka akan melampaui jembatan Kufah, qiro'ahnya Hamzah dan pandangan fiqih Abu Hanifah."

Imam Muthi' bin al-Hakam berkata: "Aku belum pernah melihat seorang ahli hadits yang lebih faqih daripada Sufyan Ats-Tsauri. Tetapi Abu Hanifah lebih faqih daripada Sufyan."

Imam Yazid bin Harun pernah ditanya: "Siapa menurut Anda yang lebih faqih, Abu Hanifah atau Sufyan?" Ia menjawab: "Sufyan lebih hafal terhadap hadits. Tetapi Abu Hanifah lebih faqih."

Suatu ketika Imam Asy-Syafi'i bertanya kepada gurunya Imam Malik tentang Imam Abu Hanifah, maka ia menjawab: "Menurutku, andaikan ia berbicara bahwa tiang ini terbuat dari emas, niscaya ia akan dapat menyampaikan argumentasinya."

An-Nazhar bin Syumail berkata: "Manusia pada mulanya tidur dari ilmu fiqih sehingga Abu Hanifah yang membangunkan mereka."

Imam Sufyan Ats-Tsauri dan Imam AbduLLooh bin Mubarok berkata: "Abu Hanifah adalah faqih terbesar di dunia pada masanya."

Imam Abu Hanifah membangun madzhab nya di atas fondasi Al-Kitab, Sunnah, ijma', qiyas dan istihsan. Dewasa ini madzhab Hanafi diikuti penduduk Turki dan negara-negara sekitarnya, negara-negara Asia Tengah bekas jajahan Rusia, Pakistan, Afganistan, India, Bangladesh dan sebagian penduduk Afrika dan Timur Tengah.

Imam Abu Hanifah wafat pada 150 H/ 767 M.

0 comments:

Post a Comment