Banyak
yang keliru dalam memahami substansi maulid Nabi SAW yang terpropagandakan dan
teranjurkan untuk menyelenggarakannya. Mereka mendefinisikannya secara keliru
yang kemudian memunculkan persoalan-persoalan baru serta perdebatan-perdebatan
panjang yang mengakibatkan mereka menyia-nyiakan waktu mereka.
Telah
banyak tulisan bertemakan maulid nabi dan telah terkupas berkali-kali di
berbagai media dan forum-forum terbuka dengan uraian yang membuat jelas konsep
pelaksanan maulid nabi.
Telah
dikemukakan pula bahwa dalam memperingati maulid Nabi SAW hanyalah sebuah
tradisi dan sama sekali bukanlah ibadah. Inilah yang teryakini pada pada
golongan ahlus sunnah wal jamaa’ah dan yang dipatuhi kepada ALLOOH dengannya.
Dalam
berbagai forum baik te Banyak yang keliru dalam memahami substansi maulid Nabi SAW yang terpropagandakan dan teranjurkan untuk menyelenggarakannya. Mereka mendefinisikannya secara keliru yang kemudian memunculkan persoalan-persoalan baru serta perdebatan-perdebatan panjang yang mengakibatkan mereka menyia-nyiakan waktu mereka.
Pertemuan-pertemuan dalam rangka merayakan maulid ini adalah wahana besar untuk mengajak mendekatkan diri kepada ALLOOH SWT. Itu adalah kesempatan emas yang selayaknya tidak dilewatkan begitu saja bahkan wajib bagi para da’i dan ulama’ untuk mengingatkan ummat akan budi pekerti, etika, aktivitas, perjalanan hidup, muamalah, serta ibadah Nabi dan menasihati serta membimbing ummat menuju kebaikan dan kesuksesan dan memperingatkan ummat akan bencana, bid’ah, keburukan, dan fitnah. rbuka maupun tertutup telah banyak disampaikan bahwa
perkumpulan yang sedang merayakan maulid nabi adalah sekadar tradisi yang tidak
memiliki unsur ibadah sama sekali. Namun masih saja masih terdapat kelompok
yang menolak dan ingkar dengan bantahan-bantahan mereka. Sesungguhnya, musibah
terbesar bagi kelompok itu adalah ketidak mengertian. Oleh karena itu, Imam
Syafi’i berkata,
Telah banyak tulisan bertemakan maulid nabi dan telah terkupas berkali-kali di berbagai media dan forum-forum terbuka dengan uraian yang membuat jelas konsep pelaksanan maulid nabi.
Telah dikemukakan pula bahwa dalam memperingati maulid Nabi SAW hanyalah sebuah tradisi dan sama sekali bukanlah ibadah. Inilah yang teryakini pada pada golongan ahlus sunnah wal jamaa’ah dan yang dipatuhi kepada ALLOOH dengannya.
Dalam berbagai forum baik terbuka maupun tertutup telah banyak disampaikan bahwa perkumpulan yang sedang merayakan maulid nabi adalah sekadar tradisi yang tidak memiliki unsur ibadah sama sekali. Namun masih saja masih terdapat kelompok yang menolak dan ingkar dengan bantahan-bantahan mereka. Sesungguhnya, musibah terbesar bagi kelompok itu adalah ketidak mengertian. Oleh karena itu, Imam Syafi’i berkata,
“Saya tidak pernah berdebat dengan orang berilmu, kecuali saya mampu mengalahkannya dan saya tidak pernah berdebat dengan orang bodoh, kecuali ia mampu mengalahkanku.”
Salah satu gambaran keliru yang ada dalam benak sebagian orang adalah mereka mengira bahwa kelompok yang mengadakan perayaan maulid mengajak menyelenggarakan peringatan maulid pada malam tertentu saja, tidak sepanjang tahun. Orang yang pelupa itu tidak mengetahui bahwa beberapa perkumpulan itu dibentuk dalam rangka memperingati maulid Nabi di Makkah dan Madinah dalam format yang luar biasa pada tiap tahunnya, dan pada setiap momen yang terjadi, di mana penyelenggara acara sedang dalam bersuka cita. Hampir setiap siang dan malam di kota Makkah dan Madinah dibentuk perkumpulan guna memperingati maulid Nabi. Fakta ini telah diketahui oleh sebagian orang dan sebagian lagi belum mengetahuinya.
Siapa pun yang mengatakan bahwa memperingati kelahiran Nabi hanya pada satu malam saja dan melupakan beliau SAW selama 359 malam, maka ia telah melakukan dosa besar dan kebohongan yang nyata. Perkumpulan-perkumpulan itu adalah tempat diadakannya maulid Nabi berkat karunia ALLOOH pada sepanjang malam, setiap tahunnya. Hampir tidak pernah lewat siang atau malam kecuali di sana-sini diselenggarakan maulid Nabi SAW. Telah disiarkan bahwa pengkhususan perayaan pada satu malam saja adalah tindakan yang kurang patut kepada RosuuluLLooh SAW. Oleh karena itu, alchamduliLLaah, orang-orang menyambut siaran tersebut dengan antusias.
Siapapun yang menganggap bahwa pengkhususan penyelenggaraan perayaan maulid nabi SAW di madinah al-munawwaroh maka ia tidak tahu atau pura-pura tidak akan fakta sesungguhnya. Semoga ALLOOH menerangi mata hati mereka dan menyingkirkan tirai kebodohan darinya dan agar bisa melihat bahwa perayaan maulid Nabi SAW tidak hanya diselenggarakan di Madinah dan bukan hanya pada malam tertentu dan pada bulan tertentu, tetapi merata di setiap waktu dan tempat.
Walhasil, tidak dapat dikatakan bahwa merayakan maulid Nabi pada malam tertentu itu sunnah. Bahkan orang yang berkeyakinan demikian telah melakukan bid’ah dalam agama. Hal ini karena mengingatkan dan memiliki keterikatan batin dengan Nabi SAW harus ada dalam setiap waktu dan memenuhi seluruh relung hati. Memang benar bahwa pada bulan kelahiran beliau ada faktor pendorong yang lebih kuat untuk mengarahkan dan mengumpulkan orang-orang karena emosi mereka meluap-luap akibat keterikatan waktu. Akhirnya, situasi ini membawa memori mereka ke masa lalu dan mengalihkan mereka dari hal yang kasat mata ke hal yang ghoib.
“Saya tidak pernah berdebat
dengan orang berilmu, kecuali saya mampu mengalahkannya dan saya tidak pernah
berdebat dengan orang bodoh, kecuali ia mampu mengalahkanku.”
Salah
satu gambaran keliru yang ada dalam benak sebagian orang adalah mereka mengira
bahwa kelompok yang mengadakan perayaan maulid mengajak menyelenggarakan
peringatan maulid pada malam tertentu saja, tidak sepanjang tahun. Orang yang
pelupa itu tidak mengetahui bahwa beberapa perkumpulan itu dibentuk dalam
rangka memperingati maulid Nabi di Makkah dan Madinah dalam format yang luar
biasa pada tiap tahunnya, dan pada setiap momen yang terjadi, di mana
penyelenggara acara sedang dalam bersuka cita. Hampir setiap siang dan malam di
kota Makkah dan Madinah dibentuk perkumpulan guna memperingati maulid Nabi.
Fakta ini telah diketahui oleh sebagian orang dan sebagian lagi belum
mengetahuinya.
Siapa
pun yang mengatakan bahwa memperingati kelahiran Nabi hanya pada satu malam
saja dan melupakan beliau SAW selama 359 malam, maka ia telah melakukan dosa
besar dan kebohongan yang nyata. Perkumpulan-perkumpulan itu adalah tempat
diadakannya maulid Nabi berkat karunia ALLOOH pada sepanjang malam, setiap
tahunnya. Hampir tidak pernah lewat siang atau malam kecuali di sana-sini
diselenggarakan maulid Nabi SAW. Telah disiarkan bahwa pengkhususan perayaan
pada satu malam saja adalah tindakan yang kurang patut kepada RosuuluLLooh SAW.
Oleh karena itu, alchamduliLLaah, orang-orang menyambut siaran tersebut dengan
antusias.
Siapapun
yang menganggap bahwa pengkhususan penyelenggaraan perayaan maulid nabi SAW di
madinah al-munawwaroh maka ia tidak tahu atau pura-pura tidak akan fakta
sesungguhnya. Semoga ALLOOH menerangi mata hati mereka dan menyingkirkan tirai
kebodohan darinya dan agar bisa melihat bahwa perayaan maulid Nabi SAW tidak
hanya diselenggarakan di Madinah dan bukan hanya pada malam tertentu dan pada
bulan tertentu, tetapi merata di setiap waktu dan tempat.
Walhasil,
tidak dapat dikatakan bahwa merayakan maulid Nabi pada malam tertentu itu
sunnah. Bahkan orang yang berkeyakinan demikian telah melakukan bid’ah dalam
agama. Hal ini karena mengingatkan dan memiliki keterikatan batin dengan Nabi
SAW harus ada dalam setiap waktu dan memenuhi seluruh relung hati. Memang benar
bahwa pada bulan kelahiran beliau ada faktor pendorong yang lebih kuat untuk
mengarahkan dan mengumpulkan orang-orang karena emosi mereka meluap-luap akibat
keterikatan waktu. Akhirnya, situasi ini membawa memori mereka ke masa lalu dan
mengalihkan mereka dari hal yang kasat mata ke hal yang ghoib.
Pertemuan-pertemuan
dalam rangka merayakan maulid ini adalah wahana besar untuk mengajak
mendekatkan diri kepada ALLOOH SWT. Itu adalah kesempatan emas yang selayaknya
tidak dilewatkan begitu saja bahkan wajib bagi para da’i dan ulama’ untuk
mengingatkan ummat akan budi pekerti, etika, aktivitas, perjalanan hidup,
muamalah, serta ibadah Nabi dan menasihati serta membimbing ummat menuju
kebaikan dan kesuksesan dan memperingatkan ummat akan bencana, bid’ah,
keburukan, dan fitnah.
0 comments:
Post a Comment