Pada edisi kali ini kami ingin
mengajak pembaca setia mengingat dan merenungi sejarah ummat-ummat terdahulu,
bilamana kita memperhatikan dengan seksama perjalanan sejarah bangsa, Negara
atau kaum terdahulu. Kejayaan dan keberuntungan mereka erat hubungannya dengan
moral atau budi pekerti yang mereka miliki. Mereka jaya bilamana moralitas dan
akhlaqul karimah masih akrab dalam kehidupannya. Sebaliknya, mereka hancur
bilamana kebobrokan moral dan akhlaq yang tercela telah melanda kehidupannya.
Sebagaimana yang diceritakan oleh Al-Qur’an tentang kaum ‘Aad, Tsamud, Madyan,
dan lainnya. Kehancuran dan kebinasaan yang menimpa mereka adalah akibat dari
perbuatan mereka sendiri yang amoral. Mereka mendustakan rosulnya yang sebenarnya
diutus oleh ALLooh SWT untuk mengangkat derajat dan martabat mereka sendiri.
Selain itu, sejarah juga telah membuktikan, betapa jaya dan agungnya kerajaan
Romawi ketika itu, yang telah memiliki kemajuan teknologi dan peradaban yang
tinggi di belahan bumi Barat, dengan mudah digulingkan oleh kaum Indo Jerman
yang masih di bawah standart kemajuan. Ada lagi, Daulah Abasyiah di belahan
bumi Timur yang sudah memiliki peradaban yang tinggi dan kekayaan yang
melimpah, namun dengan gampang pula diporak-porandakan oleh bangsa Mongol yang
belum mengenal tamaddun dan peradaban. Benar juga apa yang disyairkan oleh
penyair kondang dari Mesir bernama Syauqi Bik:
“Suatu ummat akan jaya dan abadi bila akhlaq dan budi luhur masih ada
padanya. Sebaliknya, ummat itu akan hancur dan binasa bila akhlaq dan budi
luhur telah lenyap dari mereka.”
Ternyata kemajuan teknologi,
kekayaan yang melimpah serta peradaban tidak mampu mempertahankan kejayaan dan
keagungan suatu bangsa atau ummat. Mereka mudah hancur binasa kapan akhlaq dan
budi luhur mereka telah hancur dan kebobrokan moral telah melanda kehidupan
mereka.
Untuk itu, kita bangsa Indonesia
yang merdeka dan telah makmur ini apakah akan mengalami nasib yang sama
sebagaimana bangsa dan ummat terdahulu yang mengalami kehancuran dan
porak-poranda? Kami kira, nasib kita tak jauh berbeda dengan mereka bilamana
kita tidak peduli dengan akhlaq dan budi luhur bangsa ini.
Kita sebagai kaum muslimin dan
juga sebagai mayoritas bangsa Indonesia tentunya harus peduli dan menjadi
pelopor dalam menjunjung tinggi akhlaq dan moral bangsa. Sebab RosuuluLLooh SAW
Nabi terakhir yang diutus oleh ALLooh SWT, salah satu misi terpentingnya adalah
menyempurnakan keluhuran budi pekerti. Dan hal ini telah diteladankan kepada
kita oleh beliau. Bahkan beliau pernah menyatakan bahwa bobot timbangan yang
paling berat adalah akhlaq dan budi pekerti luhur. Sabda beliau:
“Tidak ada yang lebih berat bobot timbangannya (dalam hal pahala)
dibanding dengan budi pekerti yang mulia.”
Jadi jelaslah, bahwa akhlaqul karimah
harus kita bangun dan wujudkan di tengah-tengah kehidupan kita, baik kepada
ALLooh, Tuhan kita maupun kepada sesama manusia. Dalam hubungan kita kepada
ALLooh saat beribadah, dengan segala aspeknya, kita terapkan konsep Al-Ihsan.
Yaitu kita beribadah kepada ALLooh seolah-olah kita melihat-Nya dan bila belum
bisa, kita merasa bahwa ALLooh selalu melihat kita.
Adapun dalam hubungan kita kepada
sesama manusia, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat bahkan dalam
bernegara telah banyak diterangkan dalam Al-Qur’an dan diteladankan oleh
RosuuluLLooh SAW hingga Al-Qur’an pernah menyatakan dalam surah Al-Qolam ayat
4:
“Dan sesungguhnya kamu (Muchammad) berbudi pekerti yang agung.”
Secara garis besar dan jelas
RosuuluLLooh pernah bersabda dalam kaitannya dengan akhlaq ini:
“Seorang mukmin yang paling utama Islamnya adalah orang yang
orang-orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang mukmin
yang paling utama imannya adalah seorang yang bagus budi pekertinya. Dan orang
yang hijrah yang paling utama adalah yang meninggalkan apa saja yang dilarang oleh ALLooh. Sedang jihad yang
paling utama adalah memerangi hawa nafsu karena mencari ridho ALLooh Azza Wajalla.” [HR. Imam Ath-Thobarooniy dari
Sayyidina AbduLLooh bin Umar RA]
Dalam hadits lain beliau
bersabda:
“Bikinlah manusia suka dengan barang yang kamu sukai untuk dirimu
sendiri, niscaya kamu menjadi muslim sejati.”
Dan masih banyak lagi
hadits-hadits yang menerangkan tentang akhlaq ini. Juga ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjadi tuntunan kita dan merupakan gudang dan sumber akhlaqul karimah.
Betapa pentingnya akhlaqul
karimah, sehingga termasuk tujuan terpenting risalah Islamiyah di bumi ini,
yaitu menanamkan akhlaq dan budi pekerti luhur kepada manusia serta memanggil
mereka kepada kemuliaan diri. Agar setiap diri mampu dan mau beramal saleh
menyuruh kepada perbuatan yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
Sehingga setiap segi kehidupan ini dapat berjalan dengan tertib mengikuti
pengarahan akhlaqul karimah. Sesuai dengan akhlaq RosuuluLLooh yaitu akhlaq
Al-Qur’an.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment