Thursday, October 11, 2018

Menanamkam Jiwa Taqwa Kepada Anak


Hasil gambar untuk Menanamkan Jiwa Taqwa Kepada AnakKetahuilah, bahwa di antara amanat yang paling besar yang kita pikul dan beban yang cukup berat dan akan kita pertanggung jawabkan nanti di hadapan ALLooh SWT adalah anak cucu keturunan kita. Mereka adalah titipan ALLooh yang harus kita jaga benar-benar dan sungguh-sungguh. Terlebih lagi dalam zaman sekarang ini, sering kita jumpai di lingkungan kita maupun melalui media massa tentang kasus-kasus yang memprihatinkan. Entah itu mabuk-mabukan, perjudian, pergaulan bebas antar lawan jenis, perkelahian antar geng sampai pemerasan dan tindak kriminal lainnya.

Kasus-kasus semacam itu hampir tidak pernah absen dari lembaran media massa setiap hari. Yaa ALLooh, betapa panasnya dunia saat ini. Akankah terus berkembang kasus-kasus semacam itu dan merajalela di mana-mana? Bagaimana kalau anak cucu keturunan kita terlibat dalam kasus-kasus yang memprihatinkan ini? Siapa yang salah bila hal itu terjadi, kita sebagai orang tua ataukah anak cucu keturunan kita? Untuk itu, pantas hal ini kita renungkan agar kita dalam menjaga amanat titipan ALLooh berupa anak-anak, kita tidak merasa masa bodoh atau mengkhianati amanat itu. Al-Qur’an telah mengingatkan kita akan amanat ini, seperti tersebut dalam surat Al-Anfal ayat ke 27 dan 28:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati ALLooh dan Rosul (Muchammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah hartamu dan anak-anakmu adalah hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi ALLooh-lah pahala yang besar.”

Lebih jauh lagi ALLooh mengingatkan agar selalu berhati-hati dan menjaga anggota keluarga kita dari siksa neraka. Yaitu menjaga mereka agar jangan sampai terjerumus dalam lembah kesesatan. Sebagaimana tersebut dalam surah At-Tahrim ayat 6:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”

Menjaga diri kita dan keluarga dari siksa api neraka terutama sekali adalah dengan pengetahuan agama yang mengarah pada pembentukan mental dan kepribadian yang bertaqwa. Penanaman jiwa taqwa kepada anak-anak dan generasi muda kita sangat penting sekali, karena kepribadian (mental) itu di antara unsur-unsurnya adalah keyakinan beragama. Keyakinan beragama yang kuat dengan sendirinya akan menjadi pengendali tindakan, kelakuan dan sikap hidup sehari-hari, atau sebagai polisi yang selalu mengawasi.

Jika setiap orang mempunyai keyakinan dalam beragama dan menjalankan agamanya dengan sungguh-sungguh, maka tidak perlu ada polisi dalam masyarakat, karena setiap orang tidak akan melanggar larangan-larangan agama. Sebab dia merasa bahwa Tuhan Maha Melihat dan Mengetahui apa saja yang diperbuat.

Untuk menyelamatkan anak-cucu dan generasi muda yang akan datang, pembinaan mental harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan intensif. Upaya menyelamatkan mereka tidaklah ringan. Semua kalangan harus ikut memperhatikan, terutama orang tua, sekolah atau lembaga pendidikan, pimpinan dan yang berwenang di masyarakat, khususnya pemerintah. Usaha-usaha yang kita lakukan untuk menyelamatkan anak cucu dan generasi yang akan datang itu harus serentak dilakukan oleh rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Orang tua hendaklah menjadi contoh dan teladan yang baik dalam segala aspek kehidupannya bagi anak. Karena anak-anak terutama yang masih kecil yang belum dapat memahami suatu pengertian yang masih abstrak dan tergambar dalam benaknya adalah pengalaman sehari-hari bersama orang tua dan saudara-saudaranya.

Penanaman jiwa taqwa, harus dimulai sejak dini, bahkan sejak si anak lahir. Sebagaimana diajarkan oleh agama kita yang memerintahkan supaya setiap bayi lahir diadzankan, agar pengalaman yang pertama diterima adalah kalimat suci yang membawa kepada taqwa.

Adapun penanaman jiwa taqwa pada anak kita dan generasi yang akan datang yang perlu kita lakukan adalah seperti yang tersebut dalam surah Al-Baqoroh ayat 177:
Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada ALLooh, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”

Jiwa taqwa yang disinyalir oleh surah Al-Baqoroh ayat 177 itu, adalah:
1.       Iman kepada ALLooh, hari kiamat, malaikat-malaikat, nabi-nabi.
2.       Memberikan harta yang dicintainya kepada kaum kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir yang kekurangan, orang yang minta-minta dan memerdekakan budak.
3.       Mendirikan sholat.
4.       Menunaikan zakat.
5.       Menepati janji yang telah dibuat.
6.       Sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan peperangan.

Penanaman dasar-dasar taqwa ini harus kita tanamkan sejak kecil dengan memberikan contoh dan teladan dari kita sebagai orang tua secara terus-menerus dan tetap, serta kita lakukan dengan lemah lembut tanpa kekerasan sesuai dengan kondisi dan pertumbuhan anak kita.

Sebagai orang tua sudah seharusnya memperhatikan pendidikan anak-anak kita, dan pendidikan yang diterima anak dari orang tualah yang akan menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak. Dengan kata lain, orang tua jangan sampai membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan pada guru sekolah saja atau asisten rumah tangga. Inilah kekeliruan yang banyak terjadi.

Haruslah kita sadari bahwa pendidikan yang diterima oleh anak seharusnya sejalan antara yang berlangsung di rumah dan di sekolah. Juga harus kita sadari bahwa anak selalu membutuhkan perhatian dan bimbingan orang tuanya. Dan kita sadari pula bahwa membimbing, mengarahkan dan menanamkan jiwa taqwa pada anak adalah bentuk tanggung jawab orang tua dalam memelihara amanat titipan ALLooh berupa anak. ALLooh SWT berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 9:
“Dan hendaklah takut kepada ALLooh orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada ALLooh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

0 comments:

Post a Comment