Thursday, October 11, 2018

Mempersiapkan Keturunan Yang Sholeh


Hasil gambar untuk Mempersiapkan Keturunan Yang SholehKetahuilah, bahwa setiap kalian penciptaannya dihimpun dalam perut ibunya. Empat puluh hari lamanya masih berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah dalam tempo yang sama, lantas menjadi segumpal daging dalam masa yang sama pula. Akhirnya diutuslah malaikat kepadanya untuk meniup ruh serta ditetapkan empat perkara: catatan rezekinya, kematiannya, amal perbuatan, serta celaka atau bahagia.

Menurut agama, manusia mengalami beberapa zaman dan alam yang berbeda-beda. Sebelum lahir ke dunia manusia telah hidup di arwah. Kemudian calon manusia ini tertiup ke dalam Rahim sang ibu melalui percampuran suci antara bibit laki-laki dan perempuan, setelah keduanya melakukan hubungan. Di Sembilan bulan sepuluh hari. Untuk mempersiapkan anak yang akan melanjutkan kehidupan beragama, dan menjadi anak yang tabah dan penuh dedikasi, selama bayi dalam kandungan, sang ibu harus berhati-hati sekali agar jiwa dan badannya terjaga dari kotoran-kotoran. Dia harus waspada jangan sampai ada barang haram masuk ke dalam tubuhnya dan menodai darah bayinya. Dia harus mengendalikan mulutnya supaya jangan terucap kata-kata kasar dan umpatan-umpatan yang tidak patut. Jiwanya harus diusahakan agar selalu bersih dari dendam serta dengki. Semua ini demi bayi yang akan lahir, jangan sampai menjadi anak yang melaknat dan terlaknat. Sebagaimana firman ALLooh dalam surah Maryam ayat 59:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”

Bagaimana melepaskan anak agar mampu berjuang di tengah-tengah manusia? Sudah barang tentu ketabahan mental serta bekal harus dipersiapkan sejak dari kecil. Dan tanggung jawab ini terbebankan atas pundak orang tuanya. Keprihatinan sang ibu semenjak bayi lahir harus makin diperbesar.

Pada saat anak menangis karena lapar, misalnya, ucapkanlah kalimat-kalimat thoyyibah. Dahulukan membaca basmalah sebelum menyusui dan ucapkanlah AlhamduliLLaah setelah selesai. Biasakanlah anak mengenal yang baik-baik sebelum dia tahu apa-apa. Jauhkanlah dari tindakan-tindakan yang kasar atau omongan-omongan kotor. Hal ini memang membutuhkan kehati-hatian dan kecermatan. Kesabaran sang ibu betul-betul diperlukan selalu. Akan tetapi insyaaALLooh pengorbanan ini sangatlah besar manfaatnya, dan akan membuahkan hasil yang baik bagi anak  nanti.

Orang tua hendaknya selalu ingat dalam segala tindakan maupun dalam menentukan keputusan, bahwa anak Anda nanti akan menjadi manusia yang harus menghadapi hidupnya sendiri. Padahal hidup bukan yang baru kiya lalui ini saja. Sebab setelah alam dunia ini manusia akan memasuki tiga alam lagi, yaitu alam barzah (alam kubur), hari kiamat, dan alam akhirat. Dan semua itu memerlukan perjuangan serta perilaku yang baik selama di dunia.

Oleh sebab itu, pengarahan orang tua terhadap anaknya harus menuju keselamatan hidupnya, baik kini maupun yang akan datang, yang berarti pula bahwa tanggung jawab pendidikan serta keprihatinan orang tua harus mencakup kesiapan lahir dan batin sang anak untuk menghadapi alam yang akan dilaluinya kelak kemudian hari. Sebab menurut cerita yang didapatkan dari para ulama, bahwa besok bakal ada seorang anak yang dimasukkan neraka, sedangkan orang tuanya sudah berada di dalam surge. Kemudian anak ini mengadu dan menuntut: “Yaa ALLooh, saya tidak rela menyaksikan orang tua saya berada di surga. Sebab kejahatan saya di dunia hingga kini saya berada di neraka adalah akibat orang tua tidak mau mendidik saya. Saya dibiarkan berkeliaran sendiri, tida pernah diberi pengertian dan pengarahan tentang agama dan kebenaran.” Akhirnya diseretlah orang tua tersebut ke neraka karena tuntutan dan pengaduan anaknya.

Dari cerita di atas, kesimpulannya bahwa keprihatinan seorang ibu atau bapak terhadap anaknya adalah demi keselamatan dirinya sendiri di hadapan ALLooh di samping untuk kepentingan si anak dalam mengarungi lautan hidupnya.

Karena itu, marilah kita berhati-hati dalam meniti hidup ini. Jangan sampai manusia yang Anda turunkan menjadi binatang melata yang buruk dan hina dina sebagaimana asalnya. Yang demikian ini seperti kata Imam Achmad Al-Bahrowi tentang asal-usul manusia:
“Asalmu adalah setetes air mani yang rendah yang keluar dari lubang kencing serta kamu pun keluar dari lubang kencing.”

Dari asal yang rendah ini manusia telah diangkat oleh ALLooh menjadi terhormat dan mulia. Untuk itu, amanat berupa anak ini orang tua harus menjaganya, jangan sampai hanya sekedar keturunan lubang kencing belaka, tetapi harus betul-betul menjadi manusia yang punya martabat dan harkat terhormat. Semua bayi dilahirkan dalam keadaan sederhana dan penuh kesucian, orang tuanyalah yang membuatnya jadi orang Yahudi, Nasrani atau Majusi. Demikian pula dengan sifat-sifat buruk, sebenarnya orang tuanyalah biangnya.

Karena itu, pendidikan mental, budi pekerti dan akhlak yang mulia sangatlah penting bagi anak-anak. Semenjak kecil haruslah diajari untuk berbuat baik, hormat kepada orang tuanya dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Tanamkan pada jiwa anak bahwa dia adalah penerus cita-cita dan harapan kedua orang tua. Dan pada akhirnya pun hanya doa anak yang tadinya lemah, dapat bertumbuh menjadi semakin kuat. Demikian juga halnya dengan rohani. Rohani dapat dididik, dibiasakan untuk selalu baik, akan lebih condong dan kuat dalam kebaikan. Sebaliknya bila dibiarkan liar, akan menjadi liar dan sulit dikendalikan. Bila anak ditelantarkan pendidikannya, maka sebenarnya orang tuanyalah yang merugi. Celaka dan sengsaralah hidupnya di kemudian hari. Dosanya akan menjadi tanggung jawab orang tuanya. Firman ALLooh SWT dalam surah At-Tahrim ayat 9:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”

Semoga Anda yang menjadi orang tua dapat mengamalkan perintah ALLooh dalam ayat tersebut. Termasuk orang tua yang mampu menjaga amanat berupa anak keturunan Anda. Dan anak yang menjadi tanggung jawab Anda diberi pertolongan oleh ALLooh hingga menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tuanya, berakhlaq yang mulia dan taat kepada ALLooh dan Rosul-Nya. Aamiiin.

0 comments:

Post a Comment