Thursday, March 15, 2018

Menyambut Isro’ Mi’roj

Saudara-saudara seiman...
Kita semua mengetahui bahwa bulan Rojab adalah bulan yang mulia, karena pada bulan inilah RosuuluLLooh SAW diisro’ mi’rojkan. Isro’ artinya diberangkatkannya RosuuluLLooh SAW pada malam hari oleh ALLooh SWT dari Masjidil Charom di Makkah sampai di Masjidil Aqsho di Palestina.

Hasil gambar untuk al isra ayat 1
ALLooh SW berfirman dalam QS. Al Isro’ ayat 1: “Maha Suci ALLooh, yang telah memperjalankan hamba-NYA pada suatu malam dari Masjidil Charom ke Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya DIA adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Selanjutnya yang dimaksud dengan Mi’roj adalah berangkatnya RosuuluLLooh SAW dari Masjidl Aqsho naik ke langit yang ketujuh hingga ke Sidrotul Muntaha, dan akhirnya ke Mustawa. Diriwayatkan oleh Az Zuhri dan Urwah bahwa pada pagi hari setelah RosuuluLLooh SAW diisro’ mi’rojkan, ketika peristiwa itu diceritakan kepada kaum kafir Quroisy, mereka kebanyakan tidak mau mempercayainya, bahkan mereka membuat fitnah yang keras. Maka mereka pergi kepada Sayyidina Abu Bakar untuk memberitahukan kisah ini (apa yang telah dialami Nabi Muchammad SAW).
Kata mereka: “Wahai Abu Bakar, teman Anda Muchammad telah menjadi gila, ia mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Muqoddas kemudian naik ke langit sampai ke Sidrotul Muntaha dan kembali lagi sebelum waktu pagi, apakah anda mempercayainya?”
Sayyidina Abu Bakar menjawab : “Kalau memang Muchammad berkata seperti itu, maka aku mempercayainya”.
“Engkau percaya dengannya?” tanya  mereka.
Sayyidina Abu Bakar dengan tegas menjawab: “Ya, aku percaya, bahkan lebih dari itu pun, jika dia yang mengatakan aku tetap percaya, dan itu pasti benar.”

 Pembaca yang setia..............
Dari peristiwa inilah kemudian Sayyidina Abu Bakar memperoleh gelar “Ash Shiddiq”. Dari kisah di atas, maka kita dapa memahami betapa berat kenabian yang diemban oleh beliau SAW. Ditengah-tengah beliau menghadapi orang yang ingkar kepada kebenarannya, beliau masih harus memikirkan pengikutnya yang masih tipis keimanannya sehingga tidak mau percaya akan ada kejadian Isro’ Mi’roj, bahkan banyak di antara mereka yang murtad meninggalkan agama Islam dan kembali kepada agama nenek moyang mereka, yaitu menyembah berhala.

Dari sisi yang lain, kita memperoleh pelajaran, bahwa untuk memperjuangkan agama diperlukan pribadi yang mantap, tahan banting, dan pukulan, tegar, sabar, dan tidak kenal menyerah. Dalam hal ini ALLooh SWT menguji para pengikutbeliau SAW, apakah mereka bertambah iman ataukah malah sebaliknya mereka menjadi murtad dan kembali kepada ajaran nenek moyang mereka?
Jadi ibarat emas, maka sudah kelihatan mana yang sebenarnya emas asli dan mana pula yang bukan emas yang asli, mana pengikut nabi yang setia dan mana pula pengikut beliau yang khianat.

Saudara seimanku yang diRochmati ALLooh....
Dari keterangan di atas, maka dapat kita jadikan sebagai bahan perayaan untuk diri kita sendiri, sudah pantaskah kita mengaku sebagai orang Islam yang teguh, padahal kita belum pernah dihadapi oleh sahabat Nabi. Sudah cukupkah kita menjadi muslim yang lemah imannya, atau kita berusaha untuk memantapkan iman kita? Maka jawabannya berada dalam hati kita masing-masing.

Orang-orang terdahulu telah diuji oleh ALLooh keimanannya, lalu sekarang sudah siapkah diri kita menerima ujian dan cobaan dari ALLooh? RosuuluLLooh SAW telah mengisyaratkan bahwa pada zaman akhir nanti (zaman now) akan terjadi fitnah yang akan merenggut keimanan kita, oleh karenanya kita harus berhati-hati jangan sampai iman kita copot yang akhirnya akan membuat kita celaka.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits, bahwa RosuuluLLooh SAW bersabda : “Bergegaslah kalian untuk mengerjakan amal sholeh. Sebab akan terjadi berbagai fitnah bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita. Di saat itu orang yang pagi harinya beriman kemudian sore harinya menjadi kafir. Dan pada malam harinya berubah menjadi kafi, ia jual agamanya dengan harta benda dunia.”

Para pembaca yang dimuliakan ALLooh....
Fitnah yang disebutkan dalam hadits tadi, yang diibaratkan dengan gelap gulita, mengisyaratkan bahwa fitnah tersebut bukanlah sekedar fitnah, melainkan serangan yang menyesatkan dan merontokkan daun-daun keimanan bagi orang yang lemah imannya. Malam yang gelap gulita dalam hadits tadi, ibarat orang yang berjalan pada tengah malam tanpa menggunakan alat penerang yang tajam, insyaaaALLooh tidak akan tersesat. Dan alat penerangan itu tidak lain adalah iman yang mantap.

Ciri-ciri khusus akan datangnya fitnah itu ialah bahwa harta benda telah menjadi nyawa manusia, mereka rela memberikan apa saja untuk harta itu, bahkan orang-orang yang lemah imannya akan rela menanggalkan baju keimanannya hanya untuk mendapatkan satu bungkus supermi atau demi seteguk air. Untuk menghadang datangnya fitnah ini agar jangan sampai mempengaruhi keimanan kita, maka RosuuluLLooh SAW memerintahkan kepada kita ummatnya yang taat kepadanya untuk mengerjakan banyak amal sholeh, jangan menunda-nunda kesempatan yang diberikan oleh ALLooh. Jika kita mendapatkan kesempatan untuk beramal sholeh, maka langsung kerjakan, jangan menunda-nunda agar nanti kita tidak menyesal. Malah kita harus mencari-cari kesempatan untuk beramal sholeh.
RosuuluLLooh SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Sesungguhnya di antara yang paling aku khawatirkan atas kalian meninggalkanku nanti adalah terbuka lebarnya kemewahan dunia dan keindahannya.”

Marilah kita mensyukuri setiap nikmat ALLooh SWT, sebab dengan datangnya bulan Rojab ini, kita mengingat kembali betapa RosuuluLLooh SAW diangkat oleh ALLooh kehadirat-NYA untuk menerima perintah sholat lima waktu. Sungguh amat tinggi kedudukan ibadah sholat ini jika dibandingkan dengan ibadah yang lainnya, seperti menjalankan ibadah sholat dengan baik dan khusyu’ sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh RosuuluLLooh SAW.
RosuuluLLooh SAW pernah bersabda : “Sholat (lima waktu) adalah tiang agama, dan barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agama.”

Sholat adalah sebuah pendidikan bagi kita ummat Islam, kita harus menjadikan sholat itu bagian dari kehidupan kita. Badan kita bersih dari hadats, pakaian kita bersih dari najis dan kotoran, jika kita bersih dari sifat tercela dan syirik, Yang Maha Besar hanyalah ALLooh saja sedangkan yang lain, termasuk diri kita ini adalah kecil. Sholat juga mendidik kita memantapkan tujuan hidup yang kita ikrarkan dalam doa iftitah yang kita baca dalam setiap sholat kita : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, bahkan hidup dan matiku hatinya untuk ALLooh Tuhan semesta alam”.

Sholat merupakan ibadah yang utama, sebab dari cara diturunkannya saja sudah berbeda dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Ibadah yang lain cukup dengan wahyu, melalui perantara malaikat Jibril AS, sedangkan sholat diperintahkan ALLooh dan disampaikan-NYA secara langsung kepada RosuuluLLooh SAW. Ini semua menunjukkan bahwa perintah sholat itu sangatlah penting sekali. Makanya sholat itu tidak boleh ditinggalkan oleh seseorang yang beragama Islam dalam keadaan apapun sebelum ajal menjemputnya.

Sholat utama dilakukan dengan berdiri, jika tidak sanggup, maka boleh dikerjakan dengan duduk, jika tidak sanggup lagi, maka boleh dikerjakan dengan berbaring, jika berbaring tidak mampu, maka dengan isyarat, dan jika dengan isyaratpun ia tidak sanggup, maka dalam hati, karena ALLooh Maha Mengetahui segala sesuatu. ALLooh SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 71 : “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sesungguhnya ALLooh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Ayat di atas menyatakan bahwa orang-orang yang beriman itu satu sama lain harus saling membantu, saling menyayangi, saling menasehati untuk mengerjakan yang ma’ruf dan saling mencegah dari mengerjakan yang mungkar, mereka mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, mentaati perintah dan larangan ALLooh dan Rosul-NYA.

Berdasarkan ayat tadi maka kita ketahui bahwa sholat itu merupakan rangkaian daripada iman, maka orang yang beriman itu adalah orang yang mendirikan sholat, dan sebaliknya orang yang tidak istiqomah dalam mengerjakan sholat bukanlah ia disebut orang yang beriman.

Oleh sebab itu jika kita mengaku sebagai orang yang beriman, janganlah kita sampai melalaikan sholat, malah setiap hari hendaknya kita meningkatkan kualitas sholat kita. ALLooh SWT berfirman dalam QS. Al Munafiqun ayat 9 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu, anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat ALLooh. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”

Pembaca yang dimuliakan oleh ALLooh......
Oleh sebab itu ketaatan kepada ALLooh haruslah kita utamakan. Janganlah sampai harta kita atau anak-anak kita sampai menghalangi kita untuk mengingat ALLooh SWT. Jika kita sampai mendahulukan urusan yang lain daripada mengingat ALLooh, maka akan menjadi orang-orang yang merugi.

Jika kita mengaku sebagai orang yang beriman, maka kita haruslah mengutamakan mengingat ALLooh daripada urusan yang lain, karena dengan mengingat ALLooh hati kita menjadi tentram. Kita berdoa kepada ALLooh, agar DIA selalu menetapkan hati kita dalam agama-NYA dan selalu condong ke dalam urusan mengingat-NYA.


Semoga ALLooh SWT menguatkan iman kita, agar kita tidak terperdaya dengan bujukan setan yang menghalangi kita dari mengingat-NYA dan menyesatkan-NYA kita dari jalan-NYA yang pada akhirnya akan menyeret kita ke dalam jurang kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Aamiiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.............

0 comments:

Post a Comment