Saudara-saudara
seiman...
Kita semua
mengetahui bahwa bulan Rojab adalah bulan yang mulia, karena pada bulan inilah
RosuuluLLooh SAW diisro’ mi’rojkan. Isro’ artinya diberangkatkannya
RosuuluLLooh SAW pada malam hari oleh ALLooh SWT dari Masjidil Charom di Makkah
sampai di Masjidil Aqsho di Palestina.
ALLooh SW
berfirman dalam QS. Al Isro’ ayat 1: “Maha Suci ALLooh, yang telah
memperjalankan hamba-NYA pada suatu malam dari Masjidil Charom ke Masjidil
Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya DIA adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Selanjutnya
yang dimaksud dengan Mi’roj adalah berangkatnya RosuuluLLooh SAW dari Masjidl
Aqsho naik ke langit yang ketujuh hingga ke Sidrotul Muntaha, dan akhirnya ke
Mustawa. Diriwayatkan oleh Az Zuhri dan Urwah bahwa pada pagi hari setelah
RosuuluLLooh SAW diisro’ mi’rojkan, ketika peristiwa itu diceritakan kepada
kaum kafir Quroisy, mereka kebanyakan tidak mau mempercayainya, bahkan mereka
membuat fitnah yang keras. Maka mereka pergi kepada Sayyidina Abu Bakar untuk
memberitahukan kisah ini (apa yang telah dialami Nabi Muchammad SAW).
Kata mereka:
“Wahai Abu Bakar, teman Anda Muchammad telah menjadi gila, ia mengaku-ngaku
telah pergi ke Baitul Muqoddas kemudian naik ke langit sampai ke Sidrotul
Muntaha dan kembali lagi sebelum waktu pagi, apakah anda mempercayainya?”
Sayyidina Abu
Bakar menjawab : “Kalau memang Muchammad berkata seperti itu, maka aku mempercayainya”.
“Engkau
percaya dengannya?” tanya mereka.
Sayyidina Abu
Bakar dengan tegas menjawab: “Ya, aku percaya, bahkan lebih dari itu pun, jika
dia yang mengatakan aku tetap percaya, dan itu pasti benar.”
Pembaca yang setia..............
Dari peristiwa
inilah kemudian Sayyidina Abu Bakar memperoleh gelar “Ash Shiddiq”. Dari kisah
di atas, maka kita dapa memahami betapa berat kenabian yang diemban oleh beliau
SAW. Ditengah-tengah beliau menghadapi orang yang ingkar kepada kebenarannya,
beliau masih harus memikirkan pengikutnya yang masih tipis keimanannya sehingga
tidak mau percaya akan ada kejadian Isro’ Mi’roj, bahkan banyak di antara
mereka yang murtad meninggalkan agama Islam dan kembali kepada agama nenek
moyang mereka, yaitu menyembah berhala.
Dari sisi yang
lain, kita memperoleh pelajaran, bahwa untuk memperjuangkan agama diperlukan
pribadi yang mantap, tahan banting, dan pukulan, tegar, sabar, dan tidak kenal
menyerah. Dalam hal ini ALLooh SWT menguji para pengikutbeliau SAW, apakah
mereka bertambah iman ataukah malah sebaliknya mereka menjadi murtad dan
kembali kepada ajaran nenek moyang mereka?
Jadi ibarat
emas, maka sudah kelihatan mana yang sebenarnya emas asli dan mana pula yang
bukan emas yang asli, mana pengikut nabi yang setia dan mana pula pengikut
beliau yang khianat.
Saudara
seimanku yang diRochmati ALLooh....
Dari
keterangan di atas, maka dapat kita jadikan sebagai bahan perayaan untuk diri
kita sendiri, sudah pantaskah kita mengaku sebagai orang Islam yang teguh,
padahal kita belum pernah dihadapi oleh sahabat Nabi. Sudah cukupkah kita
menjadi muslim yang lemah imannya, atau kita berusaha untuk memantapkan iman
kita? Maka jawabannya berada dalam hati kita masing-masing.
Orang-orang
terdahulu telah diuji oleh ALLooh keimanannya, lalu sekarang sudah siapkah diri
kita menerima ujian dan cobaan dari ALLooh? RosuuluLLooh SAW telah
mengisyaratkan bahwa pada zaman akhir nanti (zaman now) akan terjadi fitnah
yang akan merenggut keimanan kita, oleh karenanya kita harus berhati-hati
jangan sampai iman kita copot yang akhirnya akan membuat kita celaka.
Imam Muslim
meriwayatkan sebuah hadits, bahwa RosuuluLLooh SAW bersabda : “Bergegaslah
kalian untuk mengerjakan amal sholeh. Sebab akan terjadi berbagai fitnah
bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita. Di saat itu orang yang pagi
harinya beriman kemudian sore harinya menjadi kafir. Dan pada malam harinya
berubah menjadi kafi, ia jual agamanya dengan harta benda dunia.”
Para pembaca
yang dimuliakan ALLooh....
Fitnah yang
disebutkan dalam hadits tadi, yang diibaratkan dengan gelap gulita,
mengisyaratkan bahwa fitnah tersebut bukanlah sekedar fitnah, melainkan
serangan yang menyesatkan dan merontokkan daun-daun keimanan bagi orang yang
lemah imannya. Malam yang gelap gulita dalam hadits tadi, ibarat orang yang
berjalan pada tengah malam tanpa menggunakan alat penerang yang tajam,
insyaaaALLooh tidak akan tersesat. Dan alat penerangan itu tidak lain adalah
iman yang mantap.
Ciri-ciri
khusus akan datangnya fitnah itu ialah bahwa harta benda telah menjadi nyawa
manusia, mereka rela memberikan apa saja untuk harta itu, bahkan orang-orang
yang lemah imannya akan rela menanggalkan baju keimanannya hanya untuk
mendapatkan satu bungkus supermi atau demi seteguk air. Untuk menghadang
datangnya fitnah ini agar jangan sampai mempengaruhi keimanan kita, maka
RosuuluLLooh SAW memerintahkan kepada kita ummatnya yang taat kepadanya untuk
mengerjakan banyak amal sholeh, jangan menunda-nunda kesempatan yang diberikan
oleh ALLooh. Jika kita mendapatkan kesempatan untuk beramal sholeh, maka
langsung kerjakan, jangan menunda-nunda agar nanti kita tidak menyesal. Malah
kita harus mencari-cari kesempatan untuk beramal sholeh.
RosuuluLLooh
SAW pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Sesungguhnya di
antara yang paling aku khawatirkan atas kalian meninggalkanku nanti adalah
terbuka lebarnya kemewahan dunia dan keindahannya.”
Marilah kita
mensyukuri setiap nikmat ALLooh SWT, sebab dengan datangnya bulan Rojab ini,
kita mengingat kembali betapa RosuuluLLooh SAW diangkat oleh ALLooh
kehadirat-NYA untuk menerima perintah sholat lima waktu. Sungguh amat tinggi
kedudukan ibadah sholat ini jika dibandingkan dengan ibadah yang lainnya,
seperti menjalankan ibadah sholat dengan baik dan khusyu’ sesuai dengan
tuntunan yang telah diajarkan oleh RosuuluLLooh SAW.
RosuuluLLooh
SAW pernah bersabda : “Sholat (lima waktu) adalah tiang agama, dan
barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agama.”
Sholat adalah
sebuah pendidikan bagi kita ummat Islam, kita harus menjadikan sholat itu
bagian dari kehidupan kita. Badan kita bersih dari hadats, pakaian kita bersih
dari najis dan kotoran, jika kita bersih dari sifat tercela dan syirik, Yang
Maha Besar hanyalah ALLooh saja sedangkan yang lain, termasuk diri kita ini
adalah kecil. Sholat juga mendidik kita memantapkan tujuan hidup yang kita
ikrarkan dalam doa iftitah yang kita baca dalam setiap sholat kita : “Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, bahkan hidup dan matiku hatinya untuk ALLooh Tuhan semesta
alam”.
Sholat
merupakan ibadah yang utama, sebab dari cara diturunkannya saja sudah berbeda
dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Ibadah yang lain cukup dengan wahyu, melalui
perantara malaikat Jibril AS, sedangkan sholat diperintahkan ALLooh dan
disampaikan-NYA secara langsung kepada RosuuluLLooh SAW. Ini semua menunjukkan
bahwa perintah sholat itu sangatlah penting sekali. Makanya sholat itu tidak
boleh ditinggalkan oleh seseorang yang beragama Islam dalam keadaan apapun
sebelum ajal menjemputnya.
Sholat utama
dilakukan dengan berdiri, jika tidak sanggup, maka boleh dikerjakan dengan
duduk, jika tidak sanggup lagi, maka boleh dikerjakan dengan berbaring, jika
berbaring tidak mampu, maka dengan isyarat, dan jika dengan isyaratpun ia tidak
sanggup, maka dalam hati, karena ALLooh Maha Mengetahui segala sesuatu. ALLooh
SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 71 : “Dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sesungguhnya ALLooh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ayat di atas
menyatakan bahwa orang-orang yang beriman itu satu sama lain harus saling
membantu, saling menyayangi, saling menasehati untuk mengerjakan yang ma’ruf
dan saling mencegah dari mengerjakan yang mungkar, mereka mendirikan sholat,
mengeluarkan zakat, mentaati perintah dan larangan ALLooh dan Rosul-NYA.
Berdasarkan
ayat tadi maka kita ketahui bahwa sholat itu merupakan rangkaian daripada iman,
maka orang yang beriman itu adalah orang yang mendirikan sholat, dan sebaliknya
orang yang tidak istiqomah dalam mengerjakan sholat bukanlah ia disebut orang
yang beriman.
Oleh sebab itu
jika kita mengaku sebagai orang yang beriman, janganlah kita sampai melalaikan
sholat, malah setiap hari hendaknya kita meningkatkan kualitas sholat kita.
ALLooh SWT berfirman dalam QS. Al Munafiqun ayat 9 yang artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah harta-hartamu, anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat ALLooh. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.”
Pembaca yang
dimuliakan oleh ALLooh......
Oleh sebab itu
ketaatan kepada ALLooh haruslah kita utamakan. Janganlah sampai harta kita atau
anak-anak kita sampai menghalangi kita untuk mengingat ALLooh SWT. Jika kita
sampai mendahulukan urusan yang lain daripada mengingat ALLooh, maka akan
menjadi orang-orang yang merugi.
Jika kita mengaku
sebagai orang yang beriman, maka kita haruslah mengutamakan mengingat ALLooh
daripada urusan yang lain, karena dengan mengingat ALLooh hati kita menjadi
tentram. Kita berdoa kepada ALLooh, agar DIA selalu menetapkan hati kita dalam
agama-NYA dan selalu condong ke dalam urusan mengingat-NYA.
Semoga ALLooh
SWT menguatkan iman kita, agar kita tidak terperdaya dengan bujukan setan yang
menghalangi kita dari mengingat-NYA dan menyesatkan-NYA kita dari jalan-NYA
yang pada akhirnya akan menyeret kita ke dalam jurang kehancuran, baik di dunia
maupun di akhirat nanti. Aamiiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.............
0 comments:
Post a Comment