Friday, March 3, 2017

Adu Domba

Hasil gambar untuk Adu Domba
Mengadu domba (namimah) yaitu memindahkan omongan seseorang kepada yang dibicarakan itu dengan suatu tujuan untuk menimbulkan suatu permusuhan antara manusia, mengotori kejernihan pergaulan dan menambah keruhnya pergaulan. Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang ayat-ayat yang mencela perbuatan hina ini sejak permulaan masa Makkah. Firman ALLOOH:
Dan janganlah tunduk kepada orang yang suka sumpah yang hina, yang suka mencela orang yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba.” [QS. Al-Qolam: 10-11]
Mengadu domba itu haram hukumnya, bahkan ia termasuk dosa yang besar di sisi ALLOOH, sebab ALLOOH telah menegaskan bahwa fitnah itu lebih berbahaya daripada pembunuhan.
Sabda RosuuluLLooh SAW:
Tidak akan masuk surga orang-orang yang suka mengadu domba.” [HR. Imam Bukhory dan Imam Muslim]
Qottat, kadang-kadang disebut juga nammam, yaitu seorang berkumpul bersama orang banyak yang sedang membicarakan suatu pembicaraan, kemudian dia menghasut mereka. Dan Qottat itu sendiri, yaitu seorang yang memperdengarkan sesuatu kepada orang banyak padahal tidak mengetahuinya, kemudian dia mengasut mereka itu.
RosuuluLLooh SAW pernah bersabda:
“Sejelek-jelek manusia (hamba ALLOOH) yaitu orang-orang yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba, yang memecah belah antara kekasih rangka, yang suka mencari-cari cacat orang-orang yang baik.” [HR. Imam Achmad]
Islam dalam rangka menenangkan pertengkaran dan mendamaikan pertentangan, membolehkan kepada juru pendamai itu untuk merahasiakan omongan tidak baik yang dia ketahui dari omongan seseorang tentang diri orang lain. Dan boleh juga dia menambah omongan baik yang tidak didengarnya. Seperti yang disabdakan Nabi Muchammad SAW:
“Tidak termasuk dusta orang yang mendamaikan antara dua orang, kemudian dia berkata baik atau menambah suatu omongan baik.”
Islam sangat membenci orang-orang yang suka mendengarkan omongan jelek, kemudian cepat-cepat memindahkan omongan itu dengan menambah-nambah untuk memperdaya atau karena senang adanya kehancuran dan kerusakan. Manusia semacam ini tidak mau membatasi diri sampai kepada apa yang didengar itu saja, sebab keinginan untuk menghancurkan itulah yang mendorongnya menambah omongan yang mereka dengar. Dan jika mereka tidak mendengar, mereka berdusta.
Kata seorang penyair:
“Kalau mereka mendengar kebaikan, disembunyikan dan kalau mendengarkan kejelekan, disiarkan. Tetapi jika tidak mendengarkan apa-apa, ia berdusta.”
Ada seorang laki-laki masuk ke tempat Sayyidina Umar bin Abdul Aziz kemudian membicarakan tentang hal seseorang yang tidak disukainya. Maka berkatalah Sayyidina Umar kepada laki-laki tersebut: “Kalau boleh kami akan menyelidiki permasalahanmu itu. Jika kamu berdusta, maka kamu tergolong orang yang disebutkan dalam ayat ini:
“Jika datang kepadamu seorang fasik dengan membawa suatu berita, maka selidikilah.” [QS. Al-Hujurot: 6]
Dan jika kamu benar, maka kamu tergolong orang yang disebutkan dalam ayat:
“Orang yang suka mencela, yang berjalan ke sana kemari dengan mengadu domba.” [QS. Al-Qolam:11]
Orang yang suka mengadu domba, sama dengan orang yang mempunyai dua wajah, seperti yang dilukiskan oleh RosuuluLLooh SAW dalam sabdanya:
“Orang yang bermuka dua di dunia ini, akan menghadap pada hari kiamat dengan dua muka dari api neraka.”
Juga dalam hadits yang lain, RosuuluLLooh bersabda:
“Barangsiapa yang berlidah dua, maka ALLOOH akan menjadikan baginya pada hari kiamat, dua lidah dari api neraka.”
Imam Ghozali berkata: “Orang yang berlidah dua, yaitu orang yang mondar-mandir di antara dua orang yang bermusuhan, lalu menjilat yang ini dan menjilat yang itu, yakni bicara di hadapan orang yang lain dengan di hadapan orang itu, dan sifat inilah yang disebut nifaq.


 HIKMAH HIKAYAT
Dahulu ada seseorang yang pergi ke pasar untuk membeli budak, kemudian ditawarkan padanya seorang budak yang tidak ada aibnya kecuali ia suka mengadu domba (namimah). Karena itu dianggap ringan, maka dibelinya, dan setelah beberapa hari di rumah, mulailah budak itu berkata kepada istri majikannya, bahwa suaminya ingin menikah dengan istri muda.

Karena lebih baik berusaha menggagalkan pernikahan suaminya dengan guna-guna, dengan mengambil beberapa helai dari bulu leher suaminya untuk diguna-guna supaya tidak jadi nikah. Dan untuk mengambil bulu di leher itu harus menggunakan pisau cukur yang tajam dan supaya tidak merasa jika diambil rambutnya dilakukan sewaktu suaminya tidur.

Istri majikan yang benar-benar percaya kepada keterangan budak itu, maka ia berusaha untuk mencari pisau yang tajam. Kemudian si budak melancarkan pemfitnahan lagi kepada sang suami. Kali ini dia memberitahu bahwa sang istri akan membunuhnya pada saat sang suami tidur. Dan dia meminta untuk berhati-hati dan diminta untuk pura-pura tidur.

Kemudian datanglah sang istri dengan membawa pisau cukur saat sang suami berpura-pura tidur. Ketika memegang tenggorokan suaminya, segera saja sang suami bangun dan dirampaslah pisau cuku dari tangan sang istri. Lalu dibunuhlah sang istri dengan pisau itu.


Keesokan harinya, keluarga sang istri tidak terima akah kejadian itu hingga menyebabkan saling bunuh antara kedua keluarga itu. Demikianlah akibat dari jahat yang ditimbulkan oleh adu domba (namimah) itu.

0 comments:

Post a Comment