Friday, March 3, 2017

Perdagangan yang diharamkan

RosuuluLLooh SAW dalam beberapa haditsnya telah menyerukan supaya kita berdagang, tentunya berdagang dengan cara yang baik, yang sesuai dengan norma-norma agama Islam. Hal ini dapat kita ketahui dalam berikut ini:
Hasil gambar untuk Perdagangan yang diharamkan"Pedagang yang beramanat dan dapat dipercaya, kelak akan bersama orang-orang yang mati syahid nanti di hari kiamat." [HR. Imam Majah dan Imam Al Hakim]
Dan sabda beliau yang lain:
"Pedagang yang dapat dipercaya dan beramanat, akan bersama para nabi, orang-orang yang dapat dipercaya dan orang-orang yang mati syahid." [HR. Imam Al Hakim dan Imam At Tirmidzi dengan sanad Hasan]

Kita tidak heran kalau RosuuluLLooh SAW menyejajarkan kedudukan pedagang yang dapat dipercaya dengan kedudukan seorang mujahid dan orang-orang yang mati syahid di jalan ALLOOH, sebab sebagaimana diketahui dalam percaturan hidup, bahwa apa yang disebut jihad bukan hanya terbatas dalam medan tempur/ peperangab semata, tetapi meliputi lapangan ekonomi juga.Seorang pedagang dijanjikan dengan suatu kedudukan yang begitu tinggi di sisi ALLOOH serta pahala yang besar nanti di akhirat, karena perdagangan itu pada umumnya diliputi oleh perasaan tamak dan mencari keuntungan yang besar dengan jalan apapun. Harta dapa melahirkan harta dan suatu keuntungan membangkitkan untuk mencapai keuntungan yang lebih banyak lagi. Justru itu barangsiapa yang berdiri di atas dasar-dasar yang benar dan amanat. Maka berarti dia sebagai pejuang yang mencapai kemenangan dalam pertempuran melawan hawa nafsu. Justru itu pula ia akan memperoleh kedudukan sebagai mujahidin.

Urusan dagang sering menenggelamkan orang dalam angka dan menghitung modal dan keuntungan, sehingga di jaman Nabi pernah terjadi peristiwa ada kafilah yang membawa barang dagangan, padahal Nabi sedang berkhotbah sehingga para hadirin yang sedang mendengarkan khotbah itu menjadi kacau dan akhirnya mereka bubar menuju kepada kafilah tersebut.

Waktu itulah kemudian turun ayat yang berbunyi sebagai berikut:
"Apabila mereka melihat suatu perdagangan atau bunyi-bunyian, mereka lari ke tempat tersebut dan engkau tinggalkan berdiri. Oleh karena itu katakanlah (kepada mereka): bahwa apa yang ada di sisi ALLOOH lebih baik daripada bunyi-bunyian dan perdagangan itu dan ALLOOH sebaik-baik dzat yang memberi rezki." [QS. Al-Jumu'ah: 11]

Dalam sejarah perjalanan para sahabat Nabi, kit0a dapati juga, bahwa di antara mereka itu ada yang bekerja sebagai pedagang, pertukangan, petani dan sebagainya. Sahabat Anshor pada umumnya ahli pertanian sedang sahabat muhajirin ahli dalam perdagangan dan menempa dalam pasar. Misalnya Sayyidina AbdurRochman bin 'Auf seorang muhajirin pernah disodori oleh rekannya Sayyidina Saad bin Ar-Robi' salag seorang Anshor separuh kekayaan dan rumahnya serta disuruhnya memilih salah seorang istrinya supaya dapat melindungi kehormatan kawannya itu. Sayyidina AbdurRochman kemudian berkata kepada Sayyidina Saad: Semoga ALLOOH memberi berkah kepadamu terhadap hartamu dan istrimu saya tidak perlu kepadanya." Selanjutnya kata Sayyidina AbdurRochman: "Apakah di sini ada pasar yang biasa dipakai berdagang?" Jawab Sayyidina Saad: "Ya ada, yakni pasar membawa keju dan samin. Dia jual beli di sana. Begitulah seterusnya, akhirnya dia menjadi seorang pedagang muslim yang kaya raya, sampai dia meninggal, kekayaannya masih bertumpak-tumpuk.

Sayyidina Abu Bakar juga bekerja sebagai pedagang, sehingga pada waktu akan dilantik sebagai kholifah beliau sedang bersiap-siap akan ke pasar. Begitu juga Sayyidina 'Umar, Sayyidina Utsman dan lain-lain. Semua pekerjaan yang diperoleh dengan jalan haram adalah suatu dosa. Dan setiap yang diperoleh dengan jalan haram adalah suatu dosa. Dan setiap daging yang tumbuh dari dosa (haram) maka nerakalah tempatnya. Orang yang memperdagangkan barang haram ini tidak dapat diselamatkan karena kejujurannya. Sebab pokok perdagangannya itu sendiri sudag mungkar ditentang dan tidak dibenarkan oleh Islam dengan jalan apapun. Ini tidak termasuk orang yang memperdagangkan emas dan sutra, karena kedua bahan tersebut halal bagi perempuan. Justru itu mereka ini kelak di hari kiamat tidak akan dibangkitkan dalam golongan pendurhaka yang ditempatkan di neraka jahanam.

Pada suatu kesempatan RosuuluLLooh SAW, tiba-tiba dilihatnya banyak manusia yang sedang berjual beli. Kemudian RosuuluLLooh SAW memanggil mereka: "Hai para pedagang! ... Merekapun lantas menjawab dan mengangkat kepala dan pandangannya.
Lantad RosuuluLLooh SAW berkata: "Sesungguhnya pedagang kelak di hari kiamat akan dibangkitkan sebagai pendurhaka, kecuali orang yang  takut kepada ALLOOH, baik dan jujur." [HR. Imam At-Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Al Hakim.]

Dalam sebuah riwayat diterangkan:
"Dari Watsilah bin Al-Asqo sedang kami adalah golongan pedagang, maka kata beliau: Hai para pedagang, hati-hati kamu jangan sampai berdusta." [HR. Imam Ath-Thobaroni]
Untuk itu seorang pedagang harus bermawas diri, jangan sekali-kali dia dusta itu merupakan bahaya bagi pedagang. Dan dusta itu sendiri dapat membawa kepada mereka.



0 comments:

Post a Comment