Alkisah ada tiga pengendara kuda masuk
ke dalam belantara, ketika dia tertidur kemudian saat terjaga dilihat kudanya
telah hilang semua. Betapa kagetnya mereka dan pada saat yang sama dalam
keadaan kaget, ternyata seorang raja yang bijaksana melihat hal tersebut dan
mengirimkan kuda yang baru lengkap dengan perbekalan.
Ketika dikirimkan reaksi ketiga
pengendara yang hilang kudanya itu berbeda-beda. Si-A kaget dan berkomentar,
"Wah ini hebat sekali kuda, bagus ototnya, bekalnya banyak pula!" Dia
sibuk dengan kuda tanpa bertanya kuda siapakah ini.
Si-B, gembira dengan kuda yang ada dan
berkomentar, "Wah ini kuda
hebat," sambil berterima kasih kepada yang memberi.
Sikap C beda lagi, ia
berkomentar,"Lho ini bukan kuda saya, ini kuda milik siapa? Yang ditanya
menjawab." Ini kuda milik raja."
Si C bertanya kembali,"Kenapa
raja memberikan kuda ini? Dijawab,"Sebab raja mengirim kuda agar engkau
mudah bertemu dengan sang raja."
Dia gembira bukan karena bagusnya
kuda, dia gembira karena kuda dapat memudahkan.
Nah begitulah, si A adalah manusia
yang kalau mendapatkan mobil, motor, rumah, dan kedudukan sibuk dengan
kendaraan itu, tanpa sadar bahwa itu adalah titipan. Orang yang paling bodoh
adalah orang yang punya dunia tapi dia tidak sadar bahwa itu titipan ALLOOH
SWT.
Yang B mungkin adalah model kita yang ketika
senang kita mengucap alchamduliLLaah.
Tetapi ahli syukur yang asli adalah
orang yang ketiga yang kalau punya sesuatu dia berpikir bahwa inilah kendaraan
yang dapat menjadi pendekat kepada ALLOOH SWT.
Ketika mempunyai uang dia mengucap
alchamduliLLaah, uang inilah pendekat saya kepada ALLOOH SWT, dia tidak berat
untuk membayar zakat, dia ringan untuk bershodaqoh, karena tidak akan berkurang
harta dengan bershodaqoh.
Maka, jika kita ingin barokah harta kita,
sederhana saja rumusnya, pakailah harta yang ada untuk berjuang di jalan ALLOOH
SWT.
Bangunlah rumah yang tidak membuat
kita sombong, belilah aksesoris rumah yang membuat setiap tamu yang datang
menjadi dekat kepada ALLOOH SWT, bukan ingat kepada kekayaan kita.
Pasanglah hiasan yang membuat tamu
ingat kepada kekuasaan ALLOOH SWT bukan kekuasaan kita. Itulah rumah yang
insyaaALLOOH tenang dan barokah.
Tapi kalau rumah dipakai untuk pamer
dan menginginkan kursi yang amat mewah, potret-potretnya yang tidak membuat
ingat kepada ALLOOH SWT, malah ujub, riya' dan takabur.
Tidak usah heran rumah itu semakin
diminati pencuri, dan rumah yang diminati pencuri itu membuat stress bagi
pemiliknya. Dia harus menyewa alarm, menggaji satpam, di depan harus ada anjing.
Coba kalau rumahnya ingat kepada ALLOOH SWT dia tidak akan sesibuk itu.
WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment