Thursday, December 8, 2016

Kelahiran Nabi Muchammad SAW

Hasil gambar untuk Kelahiran Nabi Muhammad SAW
                Nabi Muchammad SAW dilahirkan di Makkah, kira-kira 200M dari Masjidil Charom, pada senin menjelang terbitnya fajar 12 Robii’ul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan 20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena ALLOOH SWT mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yang diceritakan dalam surat Al Fiil.

                Adapun saat kelahiran Beliau SAW itu menurut yang masyhur menjelang terbit fajar, pada waktu saat doa dimakbulkan ALLOOH SWT. Dilahirkannya Nabi Muchammad Saw pada bulan Robii’ul Awwal, musimnya bunga berkembang adalah merupakan isyarat bahwa ajaran yang dibawanya akan berkembang di seluruh dunia.

                Mengenal silsilah keturunan Nabi Muchammad SAW adalah berikut: Muchammad bin AbduLLooh (lahir 545 M) bin Abdul Mutholib (497 M) bin Hasyim (464 M) bin Abdul Manaf (430 M) bin Qushoi (400 M) bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghoib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan seterusnya berselisih pendapat ahli sejarah sampai anak Syits dan Nabi Adam AS

                Ayah Nabi Muchammad SAW, AbduLLooh meninggal dalam perjalanan pulang. Sehabis berniaga dari Syam lalu ia singgah di Madinah, kemudian jatuh sakit dan tiada lama meninggal dunia dan dimakamkan di situ. Nabi SAW masih didalam kandungan.

                Sejak dalam kandungan telah nampak tanda-tanda kebesaran Nabi Muchammad SAW, tatkala Nur Ibundanya, Sayyidah Aminah. ALLOOH SWT memerintahkan kepada Malaikat membuka pintu surga Firdaus dan memberitahukannya kepada semua penghuni langit dan bumi. Tanah-tanah yang tadinya kering menjadi subur, pohon-pohon kayu berdaun rimbun dan berbuah lebat, angin berhembus sepoi-sepoi basa, binatang-binatang di darat dan di laut ramai gembira memperbincangkannya.

                Menurut keterangan Sayyidah Aminah ketika kandungannya genap enam bulan datanglah seorang yang tidak dikenal pada suatu malam seraya mengatakan,”Wahai Aminah sesungguhnya Anda mengandung seorang pemimpin besar, apabila lahir kelak, namakanlah dia dengan Muchammad!”

                “Waktu itu aku sendirian dalam kamar sedangkan Abdul Mutholib thowaf keliling Ka’bah. Menjelang kelahiran Muchammad, kudengar suara gemuruh gegap gempita dan bersamaan dengan itu kulihat seekor burung menyapu-nyapukan sayapnya ke hatiku, maka hilanglah ketakutanku. Aku berpaling, tiba-tiba tampak di hadapanku semangkuk minuman berwarna lantas aku meminumnya. Serentak itu kulihat cahaya dengan mengmancar sampai ke langit, kemudian muncul wanita-wanita setinggi pohon kurma, seolah-olah putri dari Abdul Memegang. Dalam keadaan mereka menjawab bahwa mereka, Maryam anak Imron dan bidadari dari surga.

                Kemudian beberapa laki-laki tegak berdiri di angkasa memegang beberapa cerek dari perak ekor cahaya dari permata zamrud dan sayap-sayapnya dari permata ya’kut memenuhi kamarku.

                ALLOOH SWT membukakan pemandanganku maka kulihat belahan bumi dari timur ke barat, tiga buah bendera berkibar, satu di timur, satu di barat dan satu lagi di belakang Ka’bah. Sejurus kemudian aku pun melahirkan Muchammad SAW dengan dirawat bidan-bidan dari surga tadi. Kulihat Muchammad sujud ke lantai lalu  mengangkat jari-jari tangannya ke langit. Sesudah itu kudengar suara gaib yang menyatakan,”Bawa dia keliling bumi dari timur ke barat dan masukkan ke dalam laut, supaya semua makhluk mengenalnya.” Kemudian suara gaib itupun hilang.

                Pada malam kelahiran Nabi Muchammad SAW, memancarlah sinar dari Sayyidah Aminah sampai ke negeri Syam (Syiria) sebagai isyarat pada suatu waktu kelak Nabi Muchammad SAW akan berkunjung ke sana.

                Menurut seorang Ulama’, Nabi Muchammad SAW lahir tidak seperti manusia lainnya yaitu keluar dari kemaluan ibunya, tapi dari dalam perut ibunya keluar cahaya yang begitu terang lalu terlihat Nabi SAW dalam keadaan bersujud. Menurut riwayat lain, Nabi Muchammad SAW lahir dengan meletakkan dua tangannya di lantai, mengangkatkan kepalanya ke langit sebagai pertanda ketinggian martabatnya dari semua makhluk. Beliau lahir dalam keadaan bersih, sudah berkhitan, sudah terpotong tali pusarnya, wangi, bercelak mata dengan kodrat ALLOOH SWT. Menurut sebagian ahli sejarah, Beliau SAW dikhitan oleh Abdul Mutholib sesudah berusia tujuh hari dalam suatu upacara jamuan dan sekaligus menamakannya dengan “Muchammad”.

                Serentak dengan kelahiran Nabi Muchammad SAW, singgasana Kaisar di Madain runtuh, api sembahan orang Majusi di Persia yang sejak 1000 tahun menyala, menjadi padam. Menurut riwayat lainnya juga, ketika kelahiran Nabi SAW, berhala-hala di sekitar Ka’bah jatuh lalu bersujud karena kelahiran Nabi SAW.

Hasil gambar untuk Kelahiran Nabi Muhammad SAW
                Pertumbuhan badan beliau begitu cepat. Umur 3 bulan dapat berdiri, umur 5 bulan dapat berjalan, umur 9 bulan telah cukup kuat dan berbicara lancar. Beberapa hari Beliau SAW menyusu kepada ibunya, kemudian disusukan oleh Tsuwaibatul-Aslamiah, budak Abu Lahab yang dimerdekakannya setelah mendengar Nabi Muchammad SAW lahir. Tsuwaibah selain menyusukan Nabi SAW, juga menyusukan anaknya, menyusukan Abu Salamah dan sebelum itu menyusukan Hamzah, paman Nabi SAW.

                Kemudian Nabi SAW disusukan Halimah binti Abi Zuaib AS-Sa’diah, di desa Bani Sa’ad. Beliau diasuh oleh putrinya yang bernama Syiama. Setelah dua tahun menghirup udara desa, Beliau SAW dikembalikan kepada ibunya, kemudian dibawa ke desa kembali, bergaul dengan penduduk selama lima tahun. Selama menyusukan Nabi SAW, Halimah mendapat berkah, ternaknya subur berkembang biak, air susunya banyak dan rezekinya lapang.

                Sebelum berusia tiga tahun dadanya dibedah oleh Malaikat Jibril dan ketika berusia enam tahun ibunya Sayyidah Aminah meninggal dunia di Abwa’, Madinah ketika berziarah ke makam ayahandanya Nabi SAW. Maka jadilah Beliau Saw menjadi yatim piatu, lalu Beliau SAW diasuh oleh kakeknya, setelah kakeknya meninggal Beliau SAW diasuh oleh pamannya, Abu Tholib.

WALLOOHU A’LAM

                                                                                                                                                                                                                       

0 comments:

Post a Comment