Nabi
Muchammad SAW dilahirkan di Makkah, kira-kira 200M dari Masjidil Charom, pada
senin menjelang terbitnya fajar 12 Robii’ul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan
20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara
Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang
dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena ALLOOH SWT
mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti
yang diceritakan dalam surat Al Fiil.
Adapun
saat kelahiran Beliau SAW itu menurut yang masyhur menjelang terbit fajar, pada
waktu saat doa dimakbulkan ALLOOH SWT. Dilahirkannya Nabi Muchammad Saw pada bulan
Robii’ul Awwal, musimnya bunga berkembang adalah merupakan isyarat bahwa ajaran
yang dibawanya akan berkembang di seluruh dunia.
Mengenal
silsilah keturunan Nabi Muchammad SAW adalah berikut: Muchammad bin AbduLLooh
(lahir 545 M) bin Abdul Mutholib (497 M) bin Hasyim (464 M) bin Abdul Manaf
(430 M) bin Qushoi (400 M) bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghoib
bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas
bin Mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan seterusnya berselisih pendapat
ahli sejarah sampai anak Syits dan Nabi Adam AS
Ayah
Nabi Muchammad SAW, AbduLLooh meninggal dalam perjalanan pulang. Sehabis berniaga
dari Syam lalu ia singgah di Madinah, kemudian jatuh sakit dan tiada lama
meninggal dunia dan dimakamkan di situ. Nabi SAW masih didalam kandungan.
Sejak
dalam kandungan telah nampak tanda-tanda kebesaran Nabi Muchammad SAW, tatkala
Nur Ibundanya, Sayyidah Aminah. ALLOOH SWT memerintahkan kepada Malaikat membuka
pintu surga Firdaus dan memberitahukannya kepada semua penghuni langit dan
bumi. Tanah-tanah yang tadinya kering menjadi subur, pohon-pohon kayu berdaun
rimbun dan berbuah lebat, angin berhembus sepoi-sepoi basa, binatang-binatang
di darat dan di laut ramai gembira memperbincangkannya.
Menurut
keterangan Sayyidah Aminah ketika kandungannya genap enam bulan datanglah
seorang yang tidak dikenal pada suatu malam seraya mengatakan,”Wahai Aminah
sesungguhnya Anda mengandung seorang pemimpin besar, apabila lahir kelak,
namakanlah dia dengan Muchammad!”
“Waktu
itu aku sendirian dalam kamar sedangkan Abdul Mutholib thowaf keliling Ka’bah. Menjelang
kelahiran Muchammad, kudengar suara gemuruh gegap gempita dan bersamaan dengan
itu kulihat seekor burung menyapu-nyapukan sayapnya ke hatiku, maka hilanglah
ketakutanku. Aku berpaling, tiba-tiba tampak di hadapanku semangkuk minuman
berwarna lantas aku meminumnya. Serentak itu kulihat cahaya dengan mengmancar
sampai ke langit, kemudian muncul wanita-wanita setinggi pohon kurma,
seolah-olah putri dari Abdul Memegang. Dalam keadaan mereka menjawab bahwa
mereka, Maryam anak Imron dan bidadari dari surga.
Kemudian
beberapa laki-laki tegak berdiri di angkasa memegang beberapa cerek dari perak
ekor cahaya dari permata zamrud dan sayap-sayapnya dari permata ya’kut memenuhi
kamarku.
ALLOOH
SWT membukakan pemandanganku maka kulihat belahan bumi dari timur ke barat,
tiga buah bendera berkibar, satu di timur, satu di barat dan satu lagi di
belakang Ka’bah. Sejurus kemudian aku pun melahirkan Muchammad SAW dengan
dirawat bidan-bidan dari surga tadi. Kulihat Muchammad sujud ke lantai
lalu mengangkat jari-jari tangannya ke
langit. Sesudah itu kudengar suara gaib yang menyatakan,”Bawa dia keliling bumi
dari timur ke barat dan masukkan ke dalam laut, supaya semua makhluk
mengenalnya.” Kemudian suara gaib itupun hilang.
Pada
malam kelahiran Nabi Muchammad SAW, memancarlah sinar dari Sayyidah Aminah
sampai ke negeri Syam (Syiria) sebagai isyarat pada suatu waktu kelak Nabi Muchammad
SAW akan berkunjung ke sana.
Menurut
seorang Ulama’, Nabi Muchammad SAW lahir tidak seperti manusia lainnya yaitu
keluar dari kemaluan ibunya, tapi dari dalam perut ibunya keluar cahaya yang
begitu terang lalu terlihat Nabi SAW dalam keadaan bersujud. Menurut riwayat
lain, Nabi Muchammad SAW lahir dengan meletakkan dua tangannya di lantai,
mengangkatkan kepalanya ke langit sebagai pertanda ketinggian martabatnya dari
semua makhluk. Beliau lahir dalam keadaan bersih, sudah berkhitan, sudah
terpotong tali pusarnya, wangi, bercelak mata dengan kodrat ALLOOH SWT. Menurut
sebagian ahli sejarah, Beliau SAW dikhitan oleh Abdul Mutholib sesudah berusia
tujuh hari dalam suatu upacara jamuan dan sekaligus menamakannya dengan “Muchammad”.
Serentak
dengan kelahiran Nabi Muchammad SAW, singgasana Kaisar di Madain runtuh, api
sembahan orang Majusi di Persia yang sejak 1000 tahun menyala, menjadi padam. Menurut
riwayat lainnya juga, ketika kelahiran Nabi SAW, berhala-hala di sekitar Ka’bah
jatuh lalu bersujud karena kelahiran Nabi SAW.
Pertumbuhan
badan beliau begitu cepat. Umur 3 bulan dapat berdiri, umur 5 bulan dapat
berjalan, umur 9 bulan telah cukup kuat dan berbicara lancar. Beberapa hari
Beliau SAW menyusu kepada ibunya, kemudian disusukan oleh Tsuwaibatul-Aslamiah,
budak Abu Lahab yang dimerdekakannya setelah mendengar Nabi Muchammad SAW
lahir. Tsuwaibah selain menyusukan Nabi SAW, juga menyusukan anaknya,
menyusukan Abu Salamah dan sebelum itu menyusukan Hamzah, paman Nabi SAW.
Kemudian
Nabi SAW disusukan Halimah binti Abi Zuaib AS-Sa’diah, di desa Bani Sa’ad. Beliau
diasuh oleh putrinya yang bernama Syiama. Setelah dua tahun menghirup udara
desa, Beliau SAW dikembalikan kepada ibunya, kemudian dibawa ke desa kembali,
bergaul dengan penduduk selama lima tahun. Selama menyusukan Nabi SAW, Halimah
mendapat berkah, ternaknya subur berkembang biak, air susunya banyak dan
rezekinya lapang.
Sebelum
berusia tiga tahun dadanya dibedah oleh Malaikat Jibril dan ketika berusia enam
tahun ibunya Sayyidah Aminah meninggal dunia di Abwa’, Madinah ketika berziarah
ke makam ayahandanya Nabi SAW. Maka jadilah Beliau Saw menjadi yatim piatu,
lalu Beliau SAW diasuh oleh kakeknya, setelah kakeknya meninggal Beliau SAW
diasuh oleh pamannya, Abu Tholib.
WALLOOHU A’LAM
0 comments:
Post a Comment