Sayyidina ‘Umar bin Khoththob RA
adalah orang yang pertama kali dijuluki dengan gelar amirul mu’miniin, dan juga
diberi gelar Kun-yah (julukan yang bagus) oleh Nabi Muchammad SAW yaitu Abu
Hafsin/ singa, sebab Nabi SAW melihat sifat tegas dan berani di dalam diri
Sayyidina ‘Umar bin Khoththob RA.
Nabi SAW juga memberi julukan
Al-Faruq kepada Sayyidina ‘Umar RA karena beliau bisa memisahkan antara yang
haq dan bathil, Sayyidina ‘Umar adalah sahabat Nabi Muchammad SAW yang pertama
kali berani secara terang-terangan dengan keislamannya.
Sebab-sebab masuk islamny
Sayyidina ‘Umar adalah berkat doa Nabi Muchammad SAW: “Yaa ALLOOH muliakan
islam dengan salah satu laki-laki yang engkau cintai di antara kedua hambamu
yaitu Umar bin Khoththob atau Amr bin Hisyam/ Abu Jahal.”
Keesokan harinya datanglah
Sayyidina ‘Umar kepada Nabi Muchammad SAW dan saat itu Nabi SAW bersama para
sahabat-sahabatnya lalu Sayyidina ‘Umar mengucapkan dua kalimat syahadat, maka
bertakbirlah orang-orang muslim yang mendengar syahadatnya Sayyidina ‘Umar
karena senang dengan kejadian tersebut.
Sayyidina ‘Umar adalah termasuk
sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muchammad SAW.
Sayyidina ‘Umar adalah paling
utama dan paling mulianya sahabat setelah Sayyidina Abu Bakar, para sahabat
sepakat atas luasnya ilmu beliau, atas kezuhudan dan ketawadhuan Sayyidina
Umar, beliau sangat sayang, rochmat kepada orang-orang muslim, beliau sangat
perhatian dengan kebutuhan,kemaslahatan ummat Islam.
Di antara bentuk perhatian
Sayyidina ‘Umar kepada rakyatnya adalah beliau selalu membawakan air dan
kebutuhan rumah tangga pada waktu malam hari kepada rakyatnya yang sedang sakit
berkepanjangan, kepada orang-orang yang sudah lanjut usia, dan beliau perhatian
juga kepada wanita-wanita yang ditinggal oleh suaminya sebab menjalankan tugas
suaminya sebab menjalankan tugas jihad, beliau selalu bertanya kepada mereka
“apakah kalian butuhkan?” Maka wanita-wanita tersebut mengutus sang budak-sang
budaknya untuk pergi bersama Sayyidina ‘Umar, kemudian beliau membelikan apa
yang dibutuhkan oleh wanita-wanita tersebut, sedangkan wanita yang tidak
mempunyai sang budak maka Sayyidina Umar sendiri yang membeli dan membawakannya
ke rumah mereka yang membutuhkan.
Sayyidina Umar sangatlah tegas
dan berani, tapi ketegasan dan keberaniannya tidak melupakam beliau dari
bergurau, bercanda dengan keluarganya, dikisahkan bahwasanya salah satu sang
budak beliau masuk ke dalam rumah Sayyiina Umar dan dia mendapatkan Sayyidina
‘Umar sedang terlentang sedangkan anak-anak Sayyidina Umar sedang asyik bermain
di atas perut Sayyidina ‘Umar, maka sang budak tersebut mengingkari dan tidak
senang dengan kejadian tersebut, lantas Sayyidina ‘Umar bertanya kepada sang
budaknya: “Bagaimana perilaku kamu dengan keluarga kamu?”
Sang budak menjawab: “Oh, kalau
aku berbeda dengan kamu wahai amirul mu’miniin, jika aku masuk rumah maka yang
asalnya berbicara langsung diam karena takut melihat aku.” Sayyidina ‘Umar
berkata: “Jika demikian, mulai sekarang kamu saya pecat, sebab kamu tidak
memiliki belas kasih kepada keluarga kamu, lantas bagaimana mungkin kamu akan
berbelas kasih kepada ummat Nabi Muchammad SAW.”
SAYYIDINA ‘UMAR RA MENCARI
KEBERKAHAN PADA MAKAM NABI MUCHAMMAD SAW
Ketika Amirul Mu’miniin ‘Umar bin
Al-Khoththob RA akan meninggal dunia ia berkata kepada putranya Sayyidina
AbduLLooh bin ‘Umar, “Pergilah datangi Ummul Mu’miniin Siti Aisyah RA, lalu
katakanlah kepadanya, ‘Umar menyampaikan salam kepadamu dan jangan kau katakan
Amirul Mu’miniin, sebab pada hari ini aku bukan lagi Amirul Mu’miniin.
Katakanlah kepadanya, ‘Umar bin Al-Khoththob meminta izin dikuburkan bersama
kedua sahabatnya.”
Lalu Sayyidina AbduLLooh RA
mendatangi Sayyidah Aisyah RA dan meminta izin menemuinya sambil mengucap
salam. Kemudian Sayyidina AbduLLooh bin ‘Umar masuk menemui Siti Aisyah,
sementara saat itu Siti Aisyah sedang menangis. Lalu Sayyidina AbduLLooh
berkata, “Umar menyampaikan salam kepadamu dan meminta izin dikuburkan bersama
kedua sahabatnya.” Maka Siti Aisyah menjawab, ‘Tadinya aku menginginkannya
untuk diriku. Tapi hari ini aku lebih mendahulukannya (Sayyidina ‘Umar) dari
diriku.”
Saat kembali, ada yang mengatakan
kepada Sayyidina ‘Umar RA, “Ini AbduLLoo telah datang.” Lantas Sayyidina ‘Umar
berkata, “Angkatlah aku.” Lalu seorang lelaki menyandarkannya kepadanya
(Sayyidina AbduLLooh). Setelah itu Sayyidina ‘Umar berkata,”Apa yang kau bawa?”
Sayyidina AbduLLooh menjawab,”Yang kau inginkan Wahai Amirul Mu’miniin, kau
diizinkan.”
Lalu Sayyidina ‘Umar berkata:
“AlchamduliLLaah, tak ada sesuatu yang paling penting bagiku selain dari itu.
Jika aku telah meninggal dunia, maka bawalah aku ke sana. Kemudian ucapkanlah
salam dan katakan ‘Umar meminta izin.
Jika dia (Siti Aisyah) mengizinkanku, maka bawalah aku masuk. Jika dia menolakku,
maka bawalah aku ke perkuburan kaum muslimin.” [HR. Imam Bukhori]
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment