AlchamduliLLaah, segala puji
hanya milik ALLooh SWT. Saat kita telah memasuki awal bulan Rojab 1440. Rojab
adalah salah satu bulan istimewa dalam kalender islami. Kata Rojab berasal dari
kata at-tarjib, yang berarti “penghormatan” (at-ta’dzhim). Barangkali rahasia
penamaan ini karena orang-orang Arab mengkhususkannya dengan berbagai
penghormatan.
Beribadah di bulan Rojab
memberikan pahala yang sangat besar, terutama dengan berpuasa serta
beristighfar dan bertaubat dari dosa-dosa. Dan malam pertsama bulan Rojab
merupakan malam yang istimewa, sebab doa sangat besar kemungkinan diterimanya
di malam ini. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Ada lima malam ketika doa di malam-malam itu tidak ditolak: malam
pertama bulan Rojab, malam Nishfu Sya’ban, malam Jum’at, malam ‘Idul Fithri, dan malam nahar (‘Idul Adcha).”
Bulan Rojab merupakan awal
rangkaian tiga bulan yang istimewa dan mulia, yaitu Rojab, Sya’ban dan
Romadhon. Hadits mengenai keutamaan ketiga bulan ini pun cukup banyak. Di
antaranya RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Sesungguhnya Rojab adalah bulan ALLooh. Adapun Sya’ban itu adalah
bulanku, sedang Romadhon adalah bulan ummatku.”
Dengan memasui bulan Rojab,
berarti saat-saat kedatangan bulan Romadhon semakin dekat. Agar nantinya kita
dapat memanfaatkan bulan suci itu dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak
ibadah, persiapannya mesti dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, khususnya
ketika memasuki bulan Rojab. Salah satu caranya adalah dengan menyucikan diri
dengan banyak beristighfar, memohon ampun kepada ALLooh. Dan bulan Rojab memang
salah satu saat yang terbaik untuk banyak beristighfar.
Bertaubat dan memohon ampun
memiliki berbagai manfaat dan keutamaan. Salah satunya adalah memudahkan rizqi,
sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, “Banyak memohon ampun dapat menarik (mendatangkan) rizqi.”
ALLooh SWT berfirman:
“Mohonlah ampunan kepada ALLooh. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan, dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [QS. Nuh: 10-12]
RosuuluLLooh SAW juga bersabda:
“Perbanyaklah istighfar oleh kalian, karena barangsiapa
membanyakkannya, ALLooh akan memberinya kelapangan dari setiap kedukaan dan
kesedihan serta menganugerahinya rizqi yang tak disangka-sangka.”
Di antara doa yang sangat baik
untuk kita amalkan sepanjang bulan Rojab adalah doa singkat berikut:
“ALLoohumma baarik lanaa fii Rojaba wa Sya’ban wa ballighnaa Romadhon.”
“Yaa ALLooh, berilah keberkahan kepada kami di bulan Rojab dan Sya’ban,
dan sampaikanlah kami ke bulan Romadhon.”
Rojab Bulan yang Mengandung
Peristiwa Besar
Secara etimologis, Rojab
mengandung makna “kebesaran” atau “kemuliaan”. Bulan Rojab berarti bulan yang
mengandung peristiwa besar, dan sangat dimuliakan. Tak hanya masyarakat Arab
pasca-Islam yang menamai bulan ini Rojab. Zaman sebelum Islam diturunkan,
masyarakat jahiliyah telah menamai bulan ini dengan nama itu. Mereka memuliakan
bulan ini dengan mengharamkan peperangan atau pertumpahan darah. RosuuluLLooh
SAW pun kemudian menetapkan kebiasaan tersebut. Beliau mengharamkan pertumpahan
darah di Bulan Rojab.
Keutamaan Rojab termasuk dalam
keumuman fadhilah bulan-bulan haram (Asyhurul Hurum), sebagaima firman ALLooh
SWT, “Sesungguhnya bilangan bulan pada
sisi ALLooh adalah dua belas bulan, dalam ketetapan ALLooh di waktu Dia menciptakan langit dan
bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah
kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan
ketahuilah bahwasanya ALLooh beserta orang-orang yang bertaqwa”. [QS.
At-Taubah: 36]
Perincian empat bulan ini
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhooriy dan Imam Muslim, yakni
tiga bulan yang berurutan (Dzulqo’dah, Dzulchijjah dan Mucharrom), dan satu
bulan terpisah, yakni Rojab, yang terletak di antara bulan Jumaadil Akhir dan
Sya’ban.
Bulan Rojab mengingatkan kita
pada peristiwa-peristiwa bersejarah. Di antaranya hijrah pertama dalam sejarah
Islam, peristiwa Perang Tabuk, peristiwa Isro’ dan Mi’roj, dan kelahiran ulama
besar Al Imam Asy-Syaafi’i.
Amaliyah di Bulan Rojab
Selain sebagai bulan ALLooh,
sebagaimana disabdakan RosuuluLLooh, ulama juga menyebut Rojab sebagai bulan
taubat atau bulan istighfar. Terutama pada malam pertama bulan Rojab, yang
disebut-disebut RosuuluLLooh sebagai malam ketika doa tidak akan tertolak.
Beliau SAW bersabda: “Ada lima malam yang jika digunakan untu
berdoa tidak akan tertolak: malam pertama bulan Rojab, malam pertengahan bulan
(nishfu) Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.” [Imam
Suyuthi dalam Al-Jami’ menyebutkan hadits tersebut riwayat Ibnu Asakir dari
Umamah RA]
Bacaan terbaik di bulan Rojab
adalah Sayyidul Istighfar, penghulu doa permohonan ampunan, atau doa-doa
permohonan ampunan, atau doa-doa taubat yang lain yang banyak terdapat dalam
Al-Qur’an. Baik juga membaca doa-doa permohonan ampunan yang diajarkan para
sahabat Nabi dan ulama salaf yang terdapat dalam kitab-kitab mu’tabar. Biasanya
para ulama yang mengajarkan doa-doa taubat juga menerangkan keutamaannya. Syaikh
Abdul Hamid Al Qudsi, seorang ulama yang mengajar di Masjidil Haram, misalnya,
dalam kitabnya, Kanzun Najah was Surur menjelaskan, bahwa Imam Wahbn bin
Munabbih berkata: “Barangsiapa membaca ‘ALLoohummghfir
liy warchamniy wa tub’alayya’ (Yaa ALLooh ampunilah hamba, sayangi hamba,
dan terimalah taubat hamba) tujuh puluh kali pagi dan sore, tubuhnya tidak akan
tersentuh api neraka.”
Amaliyah lain yang dianjurkan di bulan
Rojab adalah berpuasa. Paling sedikit satu hari, yakni di hari pertama. Puasa dalam
bulan Rojab hukumnya sunnah. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Berpuasalah kalian pada bulan-bulan haram atau tinggalkan (puasa).” [HR.
Imam Abu Daawud, Imam Ibnu Maajah dan Imam Achmad]
Sedangkan kita sudah mengetahui
bahwa Rojab termasuk bulan-bulan haram (Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut
di atas secara umum juga menunjukkan kesunnahan puasa di bulan Rojab.
Diriwayatkan pula dari Sayyidina
Abu Qilabah, seorang pembesar Tabi’in, beliau berkata: “Di surge terdapat sebuah istana yang diperuntukkan bagi orang-orang
yang puasa di bulan Rojab.”
Maka dari itu tersebutlah
beberapa ulama salaf yang melakukan puasa Rojab sebulan penuh seperti Imam
AbduLLooh bin Umar, Sayyidina Hasan Al Bashri, Imam Abu Ishaqq As-Sabi’iy dan
lainnya.
Lain lagi dengan Imam Achmad bin
Hambal dan Imam Yahya bin Sa’id Al Anshori beliau tidak menyukai berpuasa
sebulan penuh dalam Rojab karena ada keterangan dari Sahabat AbduLLooh bin
Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rojab dipakai puasa sebelun penuh. Oleh karenanya
untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Achmad bin Hambal: “Hendaknya seseorang berpuasa satu atau dua
hari di bulan Rojab.”
Hal ini rupanya sejalan dengan
pendapat Imam Asy-Syafi’I, beliau berkata: “Aku
tidak suka jika seseorang berpuasa sebulan penuh seperti dia berpuasa Romadhon.
Alasannya adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang
jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya
wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rojab dengan puasa tersebut,
jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti berpuasa Rojab sebulan penuh
dan dilanjutkan dengan puasa Sya’ban. (maka yang demiki tidaklah makruh)”.
Hadits lainnya diriwayatkan Imam
Nasaa’I dan Imam Abu Daawud, yang dishohihan oleh Imam Ibnu Huzaimah. Sayyidina
Usamah berkata pada Nabi SAW, “Wahai
RosuuluLLooh, saya tak melihat Baginda melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang dalam
bulan Sya’ban.”
RosuuluLLooh menjawab, “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rojab dan
Romadhon yang dilupakan oleh kebanyakan orang.”
Menurut Imam Asy-Syaukani, dalam kitab
Naylul Authar bab Puasa Sunnah, ungkapan Nabi, “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rojab dan Romadhon yang sering
dilupakan kebanyakan orang” itu secara tersirat menunjukkan, pada bulan
Rojab juga disunnahkan melakukan puasa.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment