Termasuk keyakinan yang wajib
diimani oleh Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah adalah tentang adanya pertanyaan kubur
oleh malaikat Munkar dan Nakir. Siapa yang tidak meyakininya maka ia telah
berdosa besar, sebab berarti tidak mempercayai apa yang telah disampaikan oleh
Nabi SAW.
Menurut sebagian ulama, orang
yang tidak meyakini pertanyaan kubur tidak dihukumi kafir tapi hanya berdosa
saja, sebab masalah pertanyaan kubur adalah masalah yang tidak disepakai dan
bukan hal yang diketahui semua ummat Islam secara dhoruri. Berbeda halnya
dengan kewajiban sholat, puasa dan keharaman khomr. Orang yang mengingkarinya
dihukumi kafir sebab ia mengingkari apa yang diketahui oleh semua ummat Islam
secara dhoruri.
Siapa yang Ditanya?
Pertanyaan kubur inilah yang
dimaksud dengan Fitnah Kubur. Menurut Jumhur Ahlus Sunnah, yang akan ditanya di
dalam kubur adalah semua ummat yang didakwahi Nabi SAW baik orang yang beriman,
kaum munafiq atau pun orang kafir. Imam Ibnu Abdul Barr berbeda pendapat dengan
jumhur dengan mengatakan bahwa orang kafir tidak akan ditanya. Menurut beliau,
yang ditanya hanyalah orang yang beriman dan kaum munafiq sebab ia menisbatkan
diri kepada Islam secara dzhohir.
Pertanyaan kubur terjadi setelah
mayit selesai dikubur dan para peziarah pergi meninggalkannya. Dikatakan bahwa
ketika itu mayit masih dapat mendengar suara ketukan sandal-sandal orang yang
pergi meninggalkannya. ALLooh SWT mengembalikan ruh kepada semua tubuh mayit
seperti yang disebutkan oleh Ahlus Sunnah. Menurut Imam Ibnu Hajar, ruh hanya
dikembalikan kepada separuh tubuh bagian atas saja. Jadi yang ditanya adalah
jasad mayit bersama dengan ruh yang telah dikembalikan. Keliru jika orang
berkata bahwa yang ditanya hanya badan saja atau hanya ruh saja.
Pengembalian ruh kepada jasad
mayit ketika ditanya menjadikan mayit hidup dengan kehidupan tidak sempurna
yang berbeda dengan kehidupan ketika di dunia. Ini adalah ‘kehidupan antara’,
seperti orang yang tidur dikatakan hidup walau pun ia berada di alam antara
hidup dan mati. Selain ruh, dikembalikan pula kepada mayit kemampuan untuk
merasakan, akal dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami pertanyaan
Malaikar Munkar dan Nakir sehingga ia mampu menjawabnya.
Di antara mereka ada yang ditanya
oleh dua malaikat sekaligus, dan ini adalah suatu hal yang berat bagi mayit.
Ada pula yang diringankan sehingga yang bertanya hanya satu dari dua malaikat
itu. Sebagian ulama mengatakan satu malaikat berdiri di bawah kakinya dan yang
lain berdiri di arah kepalanya.
Seorang mukmin ditanya selama 7
hari sedangkan orang kafir ditanya selama 40 hari. Setiap orang ditanya dengan
bahasanya ketika dia hidup di dunia. Sebagian ulama mengatakan bahwa bahasa
yang digunakan adalah bahasa Suryani.
Mayit akan ditanya walau pun
tubuhnya telah hancur atau dimangsa binatang. Sebagian ulama mengatakan mereka
ditanya dalam keadaan tubuhnya terpisah-pisah. Bukan hal yang mustahil bagi
ALLooh SWT untuk mengembalikan ruh kepada anggota tubuh yang tercecer, sebab
ALLooh SWT Maha Kuasa. Sebagian ulama yang lain berpendapat tubuh yang
terpisah-pisah akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian ditanya.
Menurut Imam Al Qurtubi, apabila
ada banyak orang yang mati dalam satu waktu di berbagai tempat, kedua malaikat
menjadi sangat besar sehingga dapat bertanya kepada mereka semua dalam satu
waktu. Sedangkan menurut Imam Syuyuthi dan Imam al Halimi, malaikat-malaikat
yang ditugasi menanyai mayit dalam kubur berjumlah banyak seperti
malaikat-malaikat yang ditugasi mencatat amal manusia. Jadi, setiap mayit akan
ditanya oleh dua malaikat tersendiri.
Pertanyaan
Nama kedua malaikat adalah Munkar
dan Nakir. Mereka mendatangi mayit dalam rupa yang ganjil. Sifat keduanya,
seperti disebutkan dalam hadits-hadits, adalah berwarna hitam, bermata biru
mengkilat bagai panic tembaga. Ada yang mengatakan bagai kilat. Suaranya
menggelegar bagaikan Guntur. Jika keduanya berbicara, maka dari mulut keduanya
keluar bara api. Keduanya memegang gada besi yang dapat menghancurkan gunung
sehingga berkeping-keping. Apabila yang ditanya adalah orang mukmin, maka
mereka berlaku lemah-lembut. Jika orang mukmin itu menjawab pertanyaan dengan
benar, keduanya berkata:
“Tidurlah seperti tidurnya pengantin.”
Tetapi jika yang ditanya adalah
orang kafir, maka keduanya bertanya dengan kasar dan penuh bentakan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa
malaikat yang datang kepada orang mukmin yang taat bernama Mubasyir dan Basyir
yang arti keduanya adalah pemberi kabar gembira. Sedangkan malaikat yang datang
kepada orang kafir atau orang mukmin yang bermaksiat adalah Munkar dan Nakir.
Malaikat akan bertanya mengenai
keimanan si mayit ketika di dunia, mengenai siapa Tuhannya, apa agamanya, siapa
nabinya. Di antara pertanyaan ini adalah ucapan malaikat: “Apa yang kau katakan
mengenai lelaki ini, Muchammad?” Penyebutan Nabi SAW yang tidak disertai
penghormatan bahkan terkesan mengecilkan itu, adalah sebagai bahan ujian untuk
membedakan antara yang benar imannya dan yang ragu. Jika ia seorang mukmin
sejati maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba ALLooh dan Rosul-Nya.”
Jika dia orang kafir, maka ia tidak akan mampu mengucapkan hal itu. Lalu ia pun
dipukul dengan gada besi di antara kedua telinganya.
Seorang mukmin yang taat tidak
akan merasa takut and gentar terhadap pertanyaan kedua malaikat. ALLooh SWT
telah menetapkan hatinya sehingga ia tidak gentar dengan wujud kedua malaikat
yang menakutkan itu.
Nabi SAW bersabda: “Seorang hamba, apabila ia diletakkan di
dalam kuburnya dan telah pergi para pelayatnya, ia akan mendengar suara ketukan
sandal mereka ketika pergi. Lalu datang dua malaikat mendudukkannya dan
berkata: ‘Apa yang kau katakan mengenai lelaki ini, Muchammad?’ Jika ia mukmin
ia akan menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba ALLooh dan Rosul-Nya.’
Maka akan dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah pada tempatmu di neraka, ALLooh telah
menggantikan untukmu tempat di surga.’ Ia pun melihat kepada kedua tempat itu.
Ada pun orang kafir atau munafik, mereka akan menjawab, ‘Aku tidak tahu, dia
hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh orang-orang mengenainya.’ Maka
malaikat akan membentaknya, ‘Kau tidak tahu dan tidak pula membaca?’ Lalu ia
dipukul dengan teriakan yang didengar oleh yang ada di dekatnya selain
tsaqolain (manusia dan jin).” [HR. Imam Bukhooriy dan Imam Muslim]
Dalam hadits lain disebutkan
bahwa Nabi SAW bersabda: “Lalu kedua
malaikat yang keras suaranya membentaknya, mendudukkannya dan bertanya, ‘Siapa
Tuhanmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?’ Ini adalah fitnah terakhir yang diberikan
kepada seorang mukmin. Ini sesuai dengan firman ALLooh:
“ALLooh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan ALLooh menyesatkan
orang-orang yang dzholim dan melakukan apa yang Dia kehendaki.” [QS.
Ibroohiim: 27]
Pertanyaan yang diberikan oleh
malaikat kepada mayit berbeda-beda sesuai dengan derajat si mayit. Sebagian
hanya ditanya mengenai keyakinannya saja, sebagian ditanya mengenai semua hal.
Pertanyaan kubur dikhususkan bagi
ummat ini saja. Ada yang berpendapat bahwa setiap ummat akan ditanya mengenai
nabi mereka di dalam kubur. Pertanyaan kubur inilah yang disebut-sebut sebagai
fitnah kubur. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud fitnah kubur
bukanlah pertanyaannya, tapi kesulitan dalam menjawab. Ada pula yang mengatakan
bahwa Iblis berada di pojok kubur mengisyaratkan kepada dirinya ketika mayit
ditanya, “Siapa Tuhanmu?” agar si mayit menjawab bahwa iblislah tuhannya.
Inilah fitnah kubur yang Nabi SAW
sering berdoa agar terhindar darinya. Di antara doa Nabi SAW adalah: ALLoohumma
inniy a’uudzubika min fitnatin naari wa adzaabin naari wa fitnatil qobri wa
adzaabil qobri. “Yaa ALLooh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
neraka dan adzab neraka, dari fitnah kubur dan adzab kubur.” [HR. Imam
Bukhooriy]
Yang Tidak Ditanya
Ada beberapa golongan yang tidak
ditanya di alam kuburnya seperti disebutkan dalam hadits-hadits Nabi SAW. Di
antara mereka adalah para nabi, para wali dan shiddiqin, para syuhada,
orang-orang yang selalu membaca surat Al Mulk setiap malam. Nabi SAW bersabda mengenai
surat Al Mulk:
“Ia adalah penghalau, dialah penyelamat yang menyelamatkan dari adzab
kubur.” [HR. Imam Tirmidziy]
Yang dimaksudkan dengan selalu
membaca adalah tidak pernah absen membacanya di kebanyakan malam. Apabila
sekali dua kali ditinggalkan karena udzur, maka itu tidak berpengaruh. Menurut
penuturan sebagian ulama, orang yang membaca surat As Sajdah setiap malam juga
tidak akan ditanya. Termasuk yang dikecualikan dari pertanyaan kubur adalah
orang yang membaca Al Ikhlaash menjelang kematiannya. RosuuluLLooh SAW
bersabda:
“Siapa yang membaca Qul HuwaLLoohu Achad (Al Ikhlaash) dalam masa sakit
yang ia mati di dalamnya, maka ia tidak aan difitnah dalam kuburnya dan selamat
dari himpitan kubur.” [HR. Imam Thobarooniy]
Juga orang yang mati karena sakit
perut seperti sabda Nabi SAW:
“Siapa yang mati karena perutnya, maka ia tidak akan diadzab dalam
kuburnya.” [HR. Imam Turmudziy]
Termasuk juga orang yang mati
pada malam Jum’at atau di siang harinya. Menurut pendapat yang kuat, selain para Nabi dan syuhada dalam
peperangan, akan ditanya sedikit. Sebagian ulama mengatakan tidak ditanya sama
sekali di dalam kuburnya. Anak kecil yang mati sebelum usia baligh juga tidak
ditanya di dalam kuburnya. Sedang jin akan ditanya sebab mereka termasuk dalam
mukalaf (yang dibebani untuk ibadah).
Hikmah dari pertanyaan kubur
adalah untuk menampakkan apa yang disembunyikan oleh para hamba daripada iman
dan kufur, taat atau maksiat. Seorang mukmin yang taat akan menjawab dengan
benar, dan ALLooh akan membanggakannya di hadapan malaikat-Nya. Sedangkan orang
kafir dan munafik akan ALLooh tampakkan keburukan-keburukannya kepada para
malaikat-Nya. WaLLoohu A’lam Bish Showaab.
0 comments:
Post a Comment