Saturday, March 23, 2019

Fitnah Kubur


Termasuk keyakinan yang wajib diimani oleh Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah adalah tentang adanya pertanyaan kubur oleh malaikat Munkar dan Nakir. Siapa yang tidak meyakininya maka ia telah berdosa besar, sebab berarti tidak mempercayai apa yang telah disampaikan oleh Nabi SAW.

Menurut sebagian ulama, orang yang tidak meyakini pertanyaan kubur tidak dihukumi kafir tapi hanya berdosa saja, sebab masalah pertanyaan kubur adalah masalah yang tidak disepakai dan bukan hal yang diketahui semua ummat Islam secara dhoruri. Berbeda halnya dengan kewajiban sholat, puasa dan keharaman khomr. Orang yang mengingkarinya dihukumi kafir sebab ia mengingkari apa yang diketahui oleh semua ummat Islam secara dhoruri.

Siapa yang Ditanya?
Pertanyaan kubur inilah yang dimaksud dengan Fitnah Kubur. Menurut Jumhur Ahlus Sunnah, yang akan ditanya di dalam kubur adalah semua ummat yang didakwahi Nabi SAW baik orang yang beriman, kaum munafiq atau pun orang kafir. Imam Ibnu Abdul Barr berbeda pendapat dengan jumhur dengan mengatakan bahwa orang kafir tidak akan ditanya. Menurut beliau, yang ditanya hanyalah orang yang beriman dan kaum munafiq sebab ia menisbatkan diri kepada Islam secara dzhohir.

Pertanyaan kubur terjadi setelah mayit selesai dikubur dan para peziarah pergi meninggalkannya. Dikatakan bahwa ketika itu mayit masih dapat mendengar suara ketukan sandal-sandal orang yang pergi meninggalkannya. ALLooh SWT mengembalikan ruh kepada semua tubuh mayit seperti yang disebutkan oleh Ahlus Sunnah. Menurut Imam Ibnu Hajar, ruh hanya dikembalikan kepada separuh tubuh bagian atas saja. Jadi yang ditanya adalah jasad mayit bersama dengan ruh yang telah dikembalikan. Keliru jika orang berkata bahwa yang ditanya hanya badan saja atau hanya ruh saja.

Pengembalian ruh kepada jasad mayit ketika ditanya menjadikan mayit hidup dengan kehidupan tidak sempurna yang berbeda dengan kehidupan ketika di dunia. Ini adalah ‘kehidupan antara’, seperti orang yang tidur dikatakan hidup walau pun ia berada di alam antara hidup dan mati. Selain ruh, dikembalikan pula kepada mayit kemampuan untuk merasakan, akal dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami pertanyaan Malaikar Munkar dan Nakir sehingga ia mampu menjawabnya.

Di antara mereka ada yang ditanya oleh dua malaikat sekaligus, dan ini adalah suatu hal yang berat bagi mayit. Ada pula yang diringankan sehingga yang bertanya hanya satu dari dua malaikat itu. Sebagian ulama mengatakan satu malaikat berdiri di bawah kakinya dan yang lain berdiri di arah kepalanya.

Seorang mukmin ditanya selama 7 hari sedangkan orang kafir ditanya selama 40 hari. Setiap orang ditanya dengan bahasanya ketika dia hidup di dunia. Sebagian ulama mengatakan bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Suryani.

Mayit akan ditanya walau pun tubuhnya telah hancur atau dimangsa binatang. Sebagian ulama mengatakan mereka ditanya dalam keadaan tubuhnya terpisah-pisah. Bukan hal yang mustahil bagi ALLooh SWT untuk mengembalikan ruh kepada anggota tubuh yang tercecer, sebab ALLooh SWT Maha Kuasa. Sebagian ulama yang lain berpendapat tubuh yang terpisah-pisah akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian ditanya.

Menurut Imam Al Qurtubi, apabila ada banyak orang yang mati dalam satu waktu di berbagai tempat, kedua malaikat menjadi sangat besar sehingga dapat bertanya kepada mereka semua dalam satu waktu. Sedangkan menurut Imam Syuyuthi dan Imam al Halimi, malaikat-malaikat yang ditugasi menanyai mayit dalam kubur berjumlah banyak seperti malaikat-malaikat yang ditugasi mencatat amal manusia. Jadi, setiap mayit akan ditanya oleh dua malaikat tersendiri.

Pertanyaan
Nama kedua malaikat adalah Munkar dan Nakir. Mereka mendatangi mayit dalam rupa yang ganjil. Sifat keduanya, seperti disebutkan dalam hadits-hadits, adalah berwarna hitam, bermata biru mengkilat bagai panic tembaga. Ada yang mengatakan bagai kilat. Suaranya menggelegar bagaikan Guntur. Jika keduanya berbicara, maka dari mulut keduanya keluar bara api. Keduanya memegang gada besi yang dapat menghancurkan gunung sehingga berkeping-keping. Apabila yang ditanya adalah orang mukmin, maka mereka berlaku lemah-lembut. Jika orang mukmin itu menjawab pertanyaan dengan benar, keduanya berkata:
“Tidurlah seperti tidurnya pengantin.”
Tetapi jika yang ditanya adalah orang kafir, maka keduanya bertanya dengan kasar dan penuh bentakan.

Sebagian ulama mengatakan bahwa malaikat yang datang kepada orang mukmin yang taat bernama Mubasyir dan Basyir yang arti keduanya adalah pemberi kabar gembira. Sedangkan malaikat yang datang kepada orang kafir atau orang mukmin yang bermaksiat adalah Munkar dan Nakir.

Malaikat akan bertanya mengenai keimanan si mayit ketika di dunia, mengenai siapa Tuhannya, apa agamanya, siapa nabinya. Di antara pertanyaan ini adalah ucapan malaikat: “Apa yang kau katakan mengenai lelaki ini, Muchammad?” Penyebutan Nabi SAW yang tidak disertai penghormatan bahkan terkesan mengecilkan itu, adalah sebagai bahan ujian untuk membedakan antara yang benar imannya dan yang ragu. Jika ia seorang mukmin sejati maka ia akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba ALLooh dan Rosul-Nya.” Jika dia orang kafir, maka ia tidak akan mampu mengucapkan hal itu. Lalu ia pun dipukul dengan gada besi di antara kedua telinganya.

Seorang mukmin yang taat tidak akan merasa takut and gentar terhadap pertanyaan kedua malaikat. ALLooh SWT telah menetapkan hatinya sehingga ia tidak gentar dengan wujud kedua malaikat yang menakutkan itu.

Nabi SAW bersabda: “Seorang hamba, apabila ia diletakkan di dalam kuburnya dan telah pergi para pelayatnya, ia akan mendengar suara ketukan sandal mereka ketika pergi. Lalu datang dua malaikat mendudukkannya dan berkata: ‘Apa yang kau katakan mengenai lelaki ini, Muchammad?’ Jika ia mukmin ia akan menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba ALLooh dan Rosul-Nya.’ Maka akan dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah pada tempatmu di neraka, ALLooh telah menggantikan untukmu tempat di surga.’ Ia pun melihat kepada kedua tempat itu. Ada pun orang kafir atau munafik, mereka akan menjawab, ‘Aku tidak tahu, dia hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh orang-orang mengenainya.’ Maka malaikat akan membentaknya, ‘Kau tidak tahu dan tidak pula membaca?’ Lalu ia dipukul dengan teriakan yang didengar oleh yang ada di dekatnya selain tsaqolain (manusia dan jin).” [HR. Imam Bukhooriy dan Imam Muslim]

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Lalu kedua malaikat yang keras suaranya membentaknya, mendudukkannya dan bertanya, ‘Siapa Tuhanmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?’ Ini adalah fitnah terakhir yang diberikan kepada seorang mukmin. Ini sesuai dengan firman ALLooh:
“ALLooh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan ALLooh menyesatkan orang-orang yang dzholim dan melakukan apa yang Dia kehendaki.” [QS. Ibroohiim: 27]

Pertanyaan yang diberikan oleh malaikat kepada mayit berbeda-beda sesuai dengan derajat si mayit. Sebagian hanya ditanya mengenai keyakinannya saja, sebagian ditanya mengenai semua hal.

Pertanyaan kubur dikhususkan bagi ummat ini saja. Ada yang berpendapat bahwa setiap ummat akan ditanya mengenai nabi mereka di dalam kubur. Pertanyaan kubur inilah yang disebut-sebut sebagai fitnah kubur. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud fitnah kubur bukanlah pertanyaannya, tapi kesulitan dalam menjawab. Ada pula yang mengatakan bahwa Iblis berada di pojok kubur mengisyaratkan kepada dirinya ketika mayit ditanya, “Siapa Tuhanmu?” agar si mayit menjawab bahwa iblislah tuhannya.

Inilah fitnah kubur yang Nabi SAW sering berdoa agar terhindar darinya. Di antara doa Nabi SAW adalah: ALLoohumma inniy a’uudzubika min fitnatin naari wa adzaabin naari wa fitnatil qobri wa adzaabil qobri. “Yaa ALLooh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan adzab neraka, dari fitnah kubur dan adzab kubur.” [HR. Imam Bukhooriy]

Yang Tidak Ditanya
Ada beberapa golongan yang tidak ditanya di alam kuburnya seperti disebutkan dalam hadits-hadits Nabi SAW. Di antara mereka adalah para nabi, para wali dan shiddiqin, para syuhada, orang-orang yang selalu membaca surat Al Mulk setiap malam. Nabi SAW bersabda mengenai surat Al Mulk:
“Ia adalah penghalau, dialah penyelamat yang menyelamatkan dari adzab kubur.” [HR. Imam Tirmidziy]

Yang dimaksudkan dengan selalu membaca adalah tidak pernah absen membacanya di kebanyakan malam. Apabila sekali dua kali ditinggalkan karena udzur, maka itu tidak berpengaruh. Menurut penuturan sebagian ulama, orang yang membaca surat As Sajdah setiap malam juga tidak akan ditanya. Termasuk yang dikecualikan dari pertanyaan kubur adalah orang yang membaca Al Ikhlaash menjelang kematiannya. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Siapa yang membaca Qul HuwaLLoohu Achad (Al Ikhlaash) dalam masa sakit yang ia mati di dalamnya, maka ia tidak aan difitnah dalam kuburnya dan selamat dari himpitan kubur.” [HR. Imam Thobarooniy]

Juga orang yang mati karena sakit perut seperti sabda Nabi SAW:
“Siapa yang mati karena perutnya, maka ia tidak akan diadzab dalam kuburnya.” [HR. Imam Turmudziy]

Termasuk juga orang yang mati pada malam Jum’at atau di siang harinya. Menurut pendapat yang kuat,  selain para Nabi dan syuhada dalam peperangan, akan ditanya sedikit. Sebagian ulama mengatakan tidak ditanya sama sekali di dalam kuburnya. Anak kecil yang mati sebelum usia baligh juga tidak ditanya di dalam kuburnya. Sedang jin akan ditanya sebab mereka termasuk dalam mukalaf (yang dibebani untuk ibadah).

Hikmah dari pertanyaan kubur adalah untuk menampakkan apa yang disembunyikan oleh para hamba daripada iman dan kufur, taat atau maksiat. Seorang mukmin yang taat akan menjawab dengan benar, dan ALLooh akan membanggakannya di hadapan malaikat-Nya. Sedangkan orang kafir dan munafik akan ALLooh tampakkan keburukan-keburukannya kepada para malaikat-Nya. WaLLoohu A’lam Bish Showaab.

0 comments:

Post a Comment