Thursday, March 28, 2019

Isro’ Mi’roj Nabi Muchammad SAW

AlchamduliLLaah, kita masih diberikan umur panjang sehingga masih berkenan memasuki bulan Rojab. Bulan yang dimuliakan oleh ALLooh. Karena pada suatu malam di bulan Rojab dahulu Nabi Mu mchammad SAW diisro’ mi’rojkan oleh ALLooh SWT. Bermula dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho. Kemudian dinaikkan ke sidrotul muntaha hingga ke mustawa. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rojab sebelas tahun setelah beliau diangkat menjadi Nabi dan Rosul, atau kurang lebih satu tahun sebelum hijrah beliau ke Madinah.

Pada tahun itu dikenal dengan tahun duka cita (‘amul huzni), di mana beliau mengalami berbagai cobaan yang cukup berat, seperti:
- Kematian Abu Tholib, paman beliau yang mengasuh sejak kecil dan setelah diangkat menjadi nabi dan rosul pun senantiasa siap membantu dan membela bila terjadi serangan dari kaum kafir.
- Tak lama kemudian, disusul dengan kematian istri beliau Sayyidatuna Khodijah RAnha, seorang istri yang baik, orang yang pertama masuk Islam, yang bersedia mengurbankan harta bendanya demi kepentingan Islam dan senantiasa memberi motivasi dan menghibur RosuuluLLooh dalam menghadapi liku-liku perjuangan.
- Setelah kematian Abu Tholib dan Siti Khodijah RAnha, RosuuluLLooh SAW hijrah ke Thoif dengan harapan agar mendapat dukungan dari penduduk di sana, karena kebetulan tiga kepala suku masih ada hubungan kerabat dengan beliau. Akan tetapi harapan itu hampa. Bahkan yang terjadi adalah sebaliknya. Beliau diusir dari Thoif, dilempari batu sampai kaki dan kepala beliau berlumuran darah.

Dalam peristiwa yang penuh duka seperti itulah RosuuluLLooh diisro’ mi’rojkan oleh ALLooh dengan badan dan ruhnya pada suatu malam untuk ditunjukkan kepada beliau tanda-tanda kebesaran ALLooh. Dengan melihat secara langsung berbagai peristiwa ketika isro’ mi’roj itu, jiwa RosuuluLLooh semakin kuat dan tabah untuk terus berjuang menyebarkan ajaran Islam. Imannya semakin teguh dan kuat. Keyakinannya semakin bertambah kokoh. Segala bentuk rintangan dan hambatan yang datang menghadang perjuangan beliau belum seberapa disbanding dengan kebesaran dan kekuasaan ALLooh SWT.

Dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa RosuuluLLooh sebelum diisro’ mi’rojkan terlebih dahulu hatinya dibersihkan. Malaikat Jibril AS dibantu oleh Malaikat Mikail mengoperasi hati beliau untuk dibersihkan dari penyakit hati. Setelah itu lantas diisi dengan sifat hilm, ilmu, yakin dan Islam, kemudian baru diisro’ mi’rojkan.

Dalam perjalanan isro’ mi’roj beliau menyaksikan bermacam-macam kejadian dan peristiwa yang mengandung perlambang bagi manusia tentang pahala dan siksa. Di antara pahala yang diperlihatkan kepada beliau adalah kejadian segolongan kaum aneh, di mana pada suatu hari mereka menanam, lantas pada esoknya mereka bisa menuainya. Dan setiap kali tanaman itu dituai buahnya, maka esoknya tumbuh dan siap dituai lagi buahnya, begitu seterusnya. Oleh RosuuluLLooh kejadian itu ditanyakan kepada Malaikat Jibril AS. Malaikat Jibril AS pun menjawab bahwa yang disaksikan itu adalah perumpamaan bagi orang-orang yang mau berjihad fii sabiliLLaah. Mereka itu pahalanya dilipat-gandakan hingga 700 kali lipat, baik jihad dengan jiwa raga maupun dengan hartanya.

ALLooh SWT berfirman dalam surah Al-Baqoroh ayat 261:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan ALLooh adalah laksana sebutir biji yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir ada seratus biji. ALLooh melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan ALLooh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Adapun mengenai siksa yang diperlihatkan kepada RosuuluLLooh SAW antara lain: kejadian aneh sekelompok orang yang kepalanya dilempari batu sampai pecah lantas kembali utuh lagi. Setelah utuh dilempari batu lagi sampai pecah lalu kembali utuh lagi. Dan begitu seterusnya tanpa henti-hentinya. Oleh RosuuluLLooh kejadian ini ditanyakan kepada Malaikat Jibril AS. Jawabnya, kejadian itu gambaran siksa bagi orang-orang yang malas tidak mau menunaikan sholat wajib. Begitulah antara lain gambaran pahala dan siksa yang diperlihatkan ALLooh kepada RosuuluLLooh SAW.

Akhir dari perjalanan RosuuluLLooh sampailah beliau di sidrotul muntaha hingga ke mustawa. Di sanalah beliau menghadap ALLooh dan menerima secara langsung perintah sholat lima waktu dalam sehari semalam, ibadah yang mengandung nilai-nilai ruhaniah dan jasmaniah bagi ummatnya, baik bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat. Perintah sholat lima waktu yang disampaikan secara langsung kepada beliau ditanya tanpa perantara Malaikat Jibril AS ini menunjukkan betapa pentingnya sholat tersebut. Berbeda dengan perintah ibadah-ibadah yang lain, biasanya disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril AS. Pentingnya perintah sholat ini dapat kita lihat dari penyataan

RosuuluLLooh SAW dalam sebuah haditsnya yang berbunyi:
“Sholat itu adalah tiang agama, barangsiapa yang menunaikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama.”

Dalam hadits yang lain beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya kali pertama yang akan dilihat dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Bila ditemukan sholatnya sempurna, maka diterimalah dan seluruh amalnya. Bila ditemukan sholatnya kurang, maka ditolaklah dan seluruh amalnya.”

Dari uraian singkat tentang isro’ mi’roj RosuuluLLooh SAW di atas, dapatlah kita menyimpulkan bahwa peristiwa isro’ mi’roj RosuuluLLooh adalah untuk memperkuat aqiidah dan keyakinan kepada kebesaran ALLooh SWT serta memperteguh jiwa perjuangan menegakkan agama ALLooh SWT di muka bumi. Di samping itu, mengatur dan memelihara hubungan yang terus menerus antara makhluk dan Kholiqnya dengan sholat lima waktu sehari semalam sebagai medianya yang penuh dengan nilai-nilai kesempurnaan.

Akhirnya semoga dengan memperingati Isro’ dan Mi’roj Nabi Muchammad SAW iman dan taqwa kita kepada ALLooh SWT semakin kuat, amal sholeh kita semakin bertambah dan kita senantiasa memelihara sholat lima waktu dalam sehari semalam sebagai media interaksi kita kepada ALLooh SWT.

0 comments:

Post a Comment