Sesungguhnya manusia itu
mempunyai kewajiban, baik kewajiban kepada Kholiqnya maupun kewajiban terhadap
dirinya sendiri atau kepada orang lain, terutama kewajiban kepada orang yang
menjadi tanggung jawabnya atau keluarganya baik tanggung jawab dalam masalah
pendidikan maupun memberi nafkah sandang, pangan, dan papan.
Dalam memenuhi tanggung jawab
tersebut manusia harus berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya
menurut kemampuan yang ada. Kemudian dari mana kebutuhan nafkah itu bias
diperoleh kalau tidak bekerja sambil mengharap Rochmah dari ALLooh SWT? Bekerja
yang kita lakukan itu namanya ikhtiar. Sedang ikhtiar yang disertai dengan
tawakal wajib dilakukan oleh setiap manusia.
Oleh sebab itu, marilah kita
rajin berusaha dan bekerja. Bekerja apa saja asal dengan jalan yang benar dan
halal disertai dengan tidak mengabaikan kewajiban kepada ALLooh atau tidak
melupakan kepentingan akhirat.
Sebab tidak sedikit orang yang
bekerja mencari kekayaan hingga dirinya lupa akan kepentingan akhiratnya,
karena sibuk bekerja sehingga rela meninggalkan kewajiban seperti sholat,
puasa, zakat dan lain sebagainya. ALLooh SWT telah berfirman dalam QS.
Al-Qoshosh ayat 77:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan ALLooh kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana ALLooh telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
ALLooh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dalam mencari rezeki hendaknya
kita berniat mencari karunia ALLooh , didasari dengan niat ibadah, berniat
mencari nafkah untuk memenuhi keluarganya, juga untuk kepentingan ibadah-ibadah
yang lain.
Dalam memenuhi kewajiban terhadap
keluarga, banyak cara yang dapat kita lakukan, seperti bekerja di bidang
pertanian, perdagangan, dan lain sebagainya. Namun, dalam berusaha kita harus
bersungguh-sungguh, sabar, ikhlas, dan disertai tawakal. Bila dalam usaha kita
mengalami kemacetan, kita harus tetap optimis dengan tawakal kepada ALLooh,
niscaya ALLooh akan memberi jalan keluar bagi kita.
Bekerja mencari nafkah yang
didasari dengan niat baik merupakan amal takwa sebagaimana yang dilakukan para
nabi. RosuuluLLooh SAW adalah termasuk orang yang giat bekerja. Ini terbukti
karena beliau pernah bekerja sebagai penggembala kambing milik pamannya dan
pernah menjadi marketing dagangan
milik Sayyidatuna Khodijah. Semangat kerja beliau ini sesuai dengan apa yang
telah beliau sabdakan sendiri, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhoori:
“Tidak makan seseorang suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang
ia makan dari pekerjaan tangannya. Dan Nabi Daawud AS beliau makan dari hasil
pekerjaan tangannya.”
Kemudian bagaimana cara bekerja
yang baik dan sudah barang tentu mendapat ridho ALLooh SWT sehingga pekerjaan
itu termasuk sebagai ibadah? Setidaknya kita memperhatikan empat hal sebagai
berikut:
Pertama, dalam bekerja mencari
rezeki hendaklah berniat mencari karunia ALLooh, artinya dasarilah dengan niat
ibadah, berniat mencari nafkah untuk anak istri juga untuk kepentingan ibadah
yang lain. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Segala sesuatu yang diinfakkan/diberikan oleh orang laki-laki dalam
rumah tangganya untuk istrinya,
Anaknya dan pelayannya, maka hal
itu menjadi sedekah baginya.” [HR. Imam Thobarooniy]
Kedua, hendaknya mencari
pekerjaan yang halal dan diridhoi ALLooh, meskipun kelihatannya pekerjaan itu
hina di mata manusia, namun mulia menurut ALLooh. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam.” [HR.
Imam Thobarooniy]
Ketiga, selalu bersyukur kepada
ALLooh setiap memperoleh hasil meskipun sedikit. Dengan begitu, ALLooh akan
menambah rezeki kita. Sebab sebenarnya yang dikatakan kaya itu bukan pada
jumlahnya harta, akan tetapi sikap syukur jiwanya kepada ALLooh itulah yang
menentukan. Nabi SAW bersabda:
”Bukan yang dikatakan kaya itu orang yang kaya harta benda, tetapi yang
dikatakan kaya ialah orang yang kaya jiwanya (tentram).” [HR. Imam
Bukhooriy dan Imam Muslim]
Keempat, bekerja dengan jujur.
Sebab jujur adalah modal utama untuk mencapai sukses. Dengan jujur kita akan
memperoleh kepercayaan dari orang lain, sehingga akan semakin luas peluang kita
untuk memperoleh hasil kerja yang halal sekaligus masa depan yang gemilang.
Firman ALLooh SWT dalam surah An-Nisaa ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya ALLooh adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Di dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhooriy dan Imam Muslim dari Sayyidina AbduLLooh bin Mas’ud RA,
RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Sungguh jujur itu mendorong untuk beramal saleh dan sungguh amal saleh
itu menunjukkan jalan ke surga. Seseorang yang benar-benar terus-menerus jujur
hingga menjiwa dan membudi, ditetapkan di sisi ALLooh sebagai ahli jujur.
Sesungguhnya dusta itu mendorong beramal keji, dan amal keji itu menyampaikan
neraka. Seorang yang benar-benar terus-menerus dusta hingga menjiwa dan
membudi, ditetapkan di sisi ALLooh sebagai ahli dusta.”
Bila kita dalam bekerja dengan
mengamalkan cara-cara tersebut di atas, maka kita bukan hanya memperoleh hasil
jerih payah kita saja, tapi juga pahala dari ALLooh pun akan kita peroleh,
sebab yang kita kerjakan itu adalah ibadah.
Di samping empat hal itu di atas
selalu kita lakukan dan pertahankan, tapi juga kita selama bekerja tidak boleh
melupakan kewajiban kita kepada ALLooh, misalnya bila telah datang waktu
sholat, kita harus menghentikan sejenak aktivitas kita untuk menjalankan
sholat. Baru kemudian kita lanjutkan aktivitas kerja kita. Sebagaimana firman
ALLooh SWT dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10:
“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia ALLooh dan ingatlah ALLooh banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”
Itulah para pembaca setia, yang
namanya realisasi taqwa dalam bekerja. Semoga ALLooh selalu memberikan petunjuk
pada kita dalam bekerja, sehingga pekerjaan kita sehari-hari selalu diwarnai
dengan ketaqwaan dan menghasilkan keuntungan yang sebenarnya. Aamiin
0 comments:
Post a Comment