Wednesday, October 31, 2018

Racun Bernama Maksiat


Hasil gambar untuk racun bernama maksiatKetahuilah bahwa sebagai makhluk yang lemah, kita harus senantiasa berhati-hati terhadap racun yang ada di sekitar kita. Jika kita tidak berhati-hati dan membiarkan racun itu masuk ke tubuh kita, maka akan muncullah berbagai macam penyakit di tubuh kita, baik penyakit dzhohir maupun batin. Jika racun dzhohir yang berupa zat kimia atau bahan-bahan kimia berbahaya lainnya dapat menimbulkan penyakit dzhohir yang terkadang membuat kita merasa tersiksa, maka ketahuilah bahwa racun batin akan menimbulkan penyakit batin yang akan membuat kita menjadi orang yang celaka dan tersiksa selama-lamanya.

Maksiat, itulah racun yang sangat berbahaya bagi diri kita. Separah apa pun penyakit yang kita derita akibat racun dzhohir yang menyerang tubuh kita, penderitaan itu akan segera berakhir ketika kita mati. Jika racun maksiat yang menyerang hati kita dan tidak segera kita obati, maka sakit itu justru akan bertambah ketika kita mati. Oleh karena itu, Al-Imam Al-Quthb Ad-Da’I IlaLLooh Al-Habib AbduLLooh bin Alwi Al-Haddad merangkum bahaya penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh racun yang bernama maksiat ini. Dengan mengambil referensi dari Al-Qur’an, Al-Hadits, dan kitab-kitab para salaf, beliau menerangkan hal ini dengan begitu jelas.

Nabi SAW bersabda:
“Empat hal yang merupakan tanda kecelakaan adalah mata yang tidak pernah menangis, hati yang keras, tamak dan panjangnya angan-angan.”
Dalam hadits  di atas RosuuluLLooh SAW menerangkan korelasi yang jelas antara mata yang tidak pernah menangis dan hati yang keras. Jika seseorang tidak pernah takut dan menangisi dosa-dosanya, maka dapat dipastikan bahwa dia adalah orang yang memiliki hati yang keras. Lalu apakah penyebab hati yang keras itu?
Dalam hadits yang lain RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Kerasnya hati adalah akibat dari dosa yang menumpuk.”

Jika kita mengetahui makanan yang mengandung racun dan berbahaya, tentu kita tidak akan pernah sekali pun memakannya. Demikian pula seharusnya sikap kita apabila kita mengetahui dan menyadari bahwa maksiat adalah racun yang sesungguhnya lebih berbahaya.

Terkadang kita memang tidak menyadari bahaya maksiat, karena kita tidak merasakan atau mengetahui sendiri betapa besar dampak negative yang ditimbulkan oleh maksiat ini. Namun tidak semestinya kita bersikap seperti itu, karena kehidupan di dunia ini adalah waktu yang begitu singkat jika dibandingkan dengan penyesalan abadi kelak di akhirat yang diakibatkan oleh maksiat.

RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Seorang hamba akan dicegah dari rizqi dengan sebab dosa yang dia lakukan.”
Mari sejenak kita renungkan baik-baik hadits di atas. Bagaimana rizqi yang kita terima selama ini? Jika kita merasa bahwa rizki kita begitu sulit, maka mungkin saja itu akibat dari maksiat yang kita lakukan kepada ALLooh SWT.

Lebih jauh lagi kita bertanya, mengapa angka kemiskinan di negara kita ini semakin tinggi, padahal sumber daya alam di Bumi Pertiwi yang kita tempati saat ini begitu besar dan melimpah. Laut yang luas terbentang dengan sumber kekayaan yang terbilang jumlahnya. Lihatlah, betapa kayanya lautan kita dengan ikan, rumput laut dan aneka macam tumbuhan laut yang begitu melimpah. Belum lagi minyak dan bermacam bahan tambang yang punya nilai besar.

Kita juga memiliki tanah yang begitu subur, yang bisa kita olah sesuai dengan kebutuhan kita. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang hidup subur di atas tanah yang hijau ini. Semua ini masih didukung dengan sumber mata air yang begitu melimpah, sehingga dengan demikian kita bisa menanam apa pun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita. Negeri ini juga diberkahi dengan kekayaan alam yang sangat potensial seperti emas, perak, timah, tembaga dan lain sebagainya.

Melihat semua kenyataan ini, sangatlah tidak logis jika Indonesia yang memiliki SDA yang luar biasa ini justru tampil menjadi negara miskin yang terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan. Kita juga dikenal sebagai salah satu negara dengan hutang luar negeri yang amat besar.

Sementara itu, terdapat banyak orang yang telah memiliki kekayaan berlebihan, akan tetapi tak kunjung mendapatkan kedamaian dan ketenangan hati. Rumah tangga mereka berantakan, anak-anak mereka sulit dibina, dan mereka dipusingkan dengan berbagai macam permasalahan yang tak pernah selesai dan senantiasa mengganggu batin mereka.

Mengapa kemiskinan masih melanda negeri ini meski kekayaan alam kita melimpah? Mari sekali lagi kita renungkan baik-baik hadits Nabi SAW di atas. Boleh jadi semua ini akibat dari maksiat yang kita lakukan dan dosa yang selalu saja kita kerjakan.

Orang-orang yang selalu bermaksiat akan selalu mendapatkan kehidupan yang tidak menyenangkan. Pada puncaknya, orang-orang yang ahli maksiat akan dimatikan oleh ALLooh SWT dalam keadaan su’ul khotimah. Sepedih dan sesusah apa pun kehidupan di dunia ini akan terasa sepele jika dibandingkan dengan hukuman yang akan dialami oleh para ahli maksiat terlebih mereka yang mati dalam keadaan su’ul khotimah. Siksaan yang mereka alami akan jauh lebih dahsyat dan mengerikan. Oleh karena itu, mari kita perbaiki diri kita dan mari kita bertaubat kepada ALLooh SWT. Mari kita ubah maksiat-maksiat yang kita lakukan menjadi perbuatan taat dan ibadah kepada ALLooh SWT agar kita terhindar dari siksaan ALLooh yang pedih.

Dalam sebuah kesempatan, Sayyidina Sa’id bin Musayyab yang merupakan salah seorang pemuka tabi’in yang hidup di Madinah berkata: “Tidaklah seseorang menghormati dirinya dengan sebuah perbuatan, seperti dia berbuat taat kepada ALLooh. Dan tidaklah dia menghinakan dirinya seperti dia bermaksiat kepada ALLooh SWT.”

Sebagai manusia yang normal, pasti kita ingin selalu mendapat penghargaan dan penghormatan, baik dari sesame manusia dan terlebih lagi dari ALLooh SWT. Bukankah kita akan cenderung marah ketika ada orang yang menghina atau menjatuhkan martabat kita. Oleh karena itu, ketahuilah bahwa dengan taat kepada ALLooh kita akan menjadi orang yang mulia. Sebaliknya, pasti kita tidak ingin dihina oleh siapa pun. Ketahuilah para hadirin, bahwa maksiatlah yang akan membuat kita menjadi orang yang hina. Oleh karena itu, jauhilah maksiat agar kita senantiasa menjadi orang-orang yang mulia. Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita membuktikan keinginan ini?

Banyak di antara saudara kita yang salah dalam mewujudkan keinginan ini. Mereka mendambakan kehormatan dengan mencari jabatan atau mengumpulkan harta benda, yang tak jarang justru membuat mereka jatuh tersungkur di lembah maksiat. Pada akhirnya angan-angan ini membuat mereka menjadi orang yang hina di hadapan ALLooh SWT.

Mari senantiasa kita tingkatkan ketaqwaan dan ketaatan kepada ALLooh SWT agar kita menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai dan dicintai oleh ALLooh SWT. Jika ALLooh SWT mencintai kita, maka alam semesta dan seluruh makhluk akan cinta kepada kita sehingga kita pun akan menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat. Sebaiknya, ketika kita selalu bermaksiat kepada ALLooh SWT, maka cinta kita akan pudar dan ALLooh SWT akan murka kepada kita. Menjadi sebuah keniscayaan bahwa seluruh alam juga akan akan membenci kita, dan pada akhirnya kita akan menjadi orang-orang yang rugi.

Maksiat akan membuat hati kita kaku dan mati. Maksiat akan menjadi penyebab rizqi kita menjadi sulit dan tidak berkah. Oleh karena itu, mari kita jauhi benar-benar maksiat ini agar semua urusan kita senantiasa diberi kemudahan oleh ALLooh SWT. Agar semua cita-cita kita dimudahkan oleh ALLooh SWT, dan kita menjadi orang-orang yang mulia di dunia dan akhirat. Aamiin Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin…

Seberapa sempurna kita memperbaiki ketaatan kita dan menjauhi maksiat, maka sebanyak itulah kebahagiaan dan ketenangan yang akan kita rasakan. Sejauh mana kita menyia-nyiakannya, begitu jugalah kesengsaraan yang akan kita dapatkan. Hati kita akan menjadi semakin keras, mati dan jauh dari ALLooh SWT.

Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi kita semua, dan bisa membuat kita memperbaiki amalan kita serta menjauhi racun yang bernama maksiat.


0 comments:

Post a Comment