Marilah kita sambut kedatangan
bulan Mucharrom ini dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat ALLooh SWT yang
telah memberikan nikmat-Nya kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan nikmat
itu ke jalan yang diridhoi-Nya. Karena jika kita benar-benar mau bersyukur atas
nikmat-Nya, maka ALLooh pun akan menambah nikmat itu. Sebagaimana tersebut
dalam surah Ibrohim ayat 7 ALLooh SWT berfirman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Sebagai upaya meningkatkan iman
dan taqwa kepada-Nya, maka melalui datangnya tahun baru hijriyah ini kita
menengok sejarah masa silam, masa perjuangan Nabi SAW dan para sahabat-sahabat
beliau menegakkan agama ALLooh. Sebagaimana diketahui dalam catatan sejarah,
bahwa Nabi Muchammad SAW dan para sahabat beliau mengembangkan risalah Islam di
Mekkah banyak menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Orang-orang
Quroisy menentangnya, mereka melakukan penganiayaan terhadap sahabat-sahabat
beliau dengan tujuan agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya. Semakin hari
kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu keajaiban,
semakin keras penindasan dan semakin keras penganiayaan, Islam pun semakin
berkembang. Tidak satu pun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar
menjadi murtad, bagaimana pun kerasnya kekejaman dan
penganiayaan yang mereka lakukan.
Makin hari kekejaman itu semakin
memuncak dan kemudian mencapai puncaknya, mereka sepakat untuk menangkap
membunuh Nabi SAW. Dalam keadaan genting itulah, RosuuluLLooh mendapat perintah
hijrah ke Madinah. Maka berhijrahlah beliau bersama para sahabat kota Yatsrib,
yang sekarang dikenal dengan kota Madinah.
Peristiwa hijrah ini menjadi
tonggak perjuangan ummat Islam untuk selanjutnya. Mereka tidak hanya dikagumi
oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan. Peristiwa hijrah akan tetap relevan
atau cocok dikaitkan dengan konteks ruang dan waktu sekarang atau pun yang akan
datang. Nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok
dijadikan rujukan kehidupan. Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari
peristiwa tersebut. Di antaranya:
Pertama, hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan.
Karena iman para sahabat sudi meninggalkan kampong halaman, meninggalkan harta
benda mereka. Karena iman mereka rela berpisah dengan orang yang dicintainya
yang berbeda aqiidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan dan
ketentraman batin. Kalau batin sudah terasa tentram dan terasa bahagia, maka
bagaimana pun pedihnya penderitaan dzhohir yang mereka alami tidak akan terasa.
Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di gurun pasir yang panas.
Mereka menempuh perjalanan dari Mekkah menuju Madinah dengan bekal iman. Oleh
karena itu, dalam memperingati tahun baru Hijriyah ini, marilah kita tanamkan
keimanan dalam diri kita sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam
bentuk amal-amal sholeh dalam kehidupan ini.
Iman akan membuat hidup seseorang
jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan berpikir harus ada imbangannya. ALLooh
tidak hanya menganugerahkan akal pada manusia, tapi juga hati. Kita memang
butuh ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi itu bukan segala-galanya yang bisa
menjamin kesejahteraan hidup. Tanpa bimbingan hati yang dibalut dengan
keimanan, maka ilmu pengetahuan akan melahirkan orang-orang sombong dan
melampaui batas. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan keimanan
akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat dirinya, timbul pengakuan
sebagaimana tersebut dalam Surah Ali Imron ayat 191:
“Ya Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”
Iman juga berfungsi untuk
mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama malaikat Cuma dianugerahi akal saja
tanpa nafsu. Karena itu, tidak ada malaikat yang mendurhakai perintah ALLooh.
Dan sebaliknya, binatang hanya diberi nafsu oleh ALLooh, sehingga wajar kalau
tiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duanya, akal sekaligus
nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan
meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya,
maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat
ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan oleh ALLooh dalam surah
At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya.”
Hikmah kedua, hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu
hijrah, dorongan para sahabat untuk ikut tidak sama, oleh karena itu
RosuuluLLooh SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhooriy yang berbunyi:
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu
tergantung pada niatnya dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya. Barangsiapa
hijrahnya kepada ALLooh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya pada ALLooh dan
Rosul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya itu untuk kesenangan dunia atau karena
wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dihijrahi.” [HR.
Imam Bukhooriy]
Oleh
karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan
langkah memasuki tahun baru Hijriyah.
Kemudian
hikmah ketiga, hijrah adalah
perjalanan ukhuwwah. Kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah
menyambut orang-orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam
suasana ukhuwwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal
dari Nabi Adam AS dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang
Muhajirin dan orang-orang Anshor sebagai saudara yang diikat oleh Aqiidah.
Dalam surat Al-Hujurot ayat 10 ALLooh SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara.”
Dan kaum
Muhajirin dan Anshor ini mendapat jaminan dari ALLooh akan masuk surge.
Sebagaimana dalam Surah At-Taubah ayat 100, ALLooh SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang terdahulu yang
pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. ALLooh ridho kepada mereka dan
mereka pun ridho kepada ALLooh dan ALLooh menyediakan bagi mereka surga yang
mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.”
Demikianlah
sekelumi tentang hikmah hijrah Nabi SAW yang dapat kami sampaikan dalam edisi
kali ini. Maka marilah dalam memperingati tahun baru Hijriyah ini kita tanamkan
semangat meningkatkan keimanan kepada ALLooh SWT, semangat ukhuwah islamiyah
atau kebersamaan, bahwa orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah saudara.
Jika yang satu sakit, maka yang lain ikut merasakan pedih. Dan juga
meningkatkan ibadah sebagai media untuk menjaga keseimbangan lahir dan batin.
Semoga kita diberi kekuatan iman oleh ALLooh untuk melaksanakan
perintah-perintah-Nya sebagai wujud dari keimanan, sehingga dapat tercapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin
0 comments:
Post a Comment