Saturday, September 8, 2018

Hijrah Menuju Mukmin Sejati


Hasil gambar untuk Hijrah Menuju Mukmin SejatiMarilah kita sambut kedatangan bulan Mucharrom ini dengan memanjatkan rasa syukur ke hadirat ALLooh SWT yang telah memberikan nikmat-Nya kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan nikmat itu ke jalan yang diridhoi-Nya. Karena jika kita benar-benar mau bersyukur atas nikmat-Nya, maka ALLooh pun akan menambah nikmat itu. Sebagaimana tersebut dalam surah Ibrohim ayat 7 ALLooh SWT berfirman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Sebagai upaya meningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya, maka melalui datangnya tahun baru hijriyah ini kita menengok sejarah masa silam, masa perjuangan Nabi SAW dan para sahabat-sahabat beliau menegakkan agama ALLooh. Sebagaimana diketahui dalam catatan sejarah, bahwa Nabi Muchammad SAW dan para sahabat beliau mengembangkan risalah Islam di Mekkah banyak menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Orang-orang Quroisy menentangnya, mereka melakukan penganiayaan terhadap sahabat-sahabat beliau dengan tujuan agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya. Semakin hari kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu keajaiban, semakin keras penindasan dan semakin keras penganiayaan, Islam pun semakin berkembang. Tidak satu pun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar menjadi murtad,  bagaimana pun kerasnya kekejaman dan penganiayaan yang mereka lakukan.

Makin hari kekejaman itu semakin memuncak dan kemudian mencapai puncaknya, mereka sepakat untuk menangkap membunuh Nabi SAW. Dalam keadaan genting itulah, RosuuluLLooh mendapat perintah hijrah ke Madinah. Maka berhijrahlah beliau bersama para sahabat kota Yatsrib, yang sekarang dikenal dengan kota Madinah.

Peristiwa hijrah ini menjadi tonggak perjuangan ummat Islam untuk selanjutnya. Mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani oleh lawan. Peristiwa hijrah akan tetap relevan atau cocok dikaitkan dengan konteks ruang dan waktu sekarang atau pun yang akan datang. Nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok dijadikan rujukan kehidupan. Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Di antaranya:

Pertama, hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Karena iman para sahabat sudi meninggalkan kampong halaman, meninggalkan harta benda mereka. Karena iman mereka rela berpisah dengan orang yang dicintainya yang berbeda aqiidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan dan ketentraman batin. Kalau batin sudah terasa tentram dan terasa bahagia, maka bagaimana pun pedihnya penderitaan dzhohir yang mereka alami tidak akan terasa. Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di gurun pasir yang panas. Mereka menempuh perjalanan dari Mekkah menuju Madinah dengan bekal iman. Oleh karena itu, dalam memperingati tahun baru Hijriyah ini, marilah kita tanamkan keimanan dalam diri kita sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam bentuk amal-amal sholeh dalam kehidupan ini.

Iman akan membuat hidup seseorang jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan berpikir harus ada imbangannya. ALLooh tidak hanya menganugerahkan akal pada manusia, tapi juga hati. Kita memang butuh ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi itu bukan segala-galanya yang bisa menjamin kesejahteraan hidup. Tanpa bimbingan hati yang dibalut dengan keimanan, maka ilmu pengetahuan akan melahirkan orang-orang sombong dan melampaui batas. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan keimanan akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat dirinya, timbul pengakuan sebagaimana tersebut dalam Surah Ali Imron ayat 191:
“Ya Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”

Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama malaikat Cuma dianugerahi akal saja tanpa nafsu. Karena itu, tidak ada malaikat yang mendurhakai perintah ALLooh. Dan sebaliknya, binatang hanya diberi nafsu oleh ALLooh, sehingga wajar kalau tiap hari berbuat salah. Sedangkan manusia diberi kedua-duanya, akal sekaligus nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran akan menang dan meningkat ke derajat malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya, maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan oleh ALLooh dalam surah At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”

Hikmah kedua, hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu hijrah, dorongan para sahabat untuk ikut tidak sama, oleh karena itu RosuuluLLooh SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhooriy yang berbunyi:
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan bagi tiap orang apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada ALLooh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya pada ALLooh dan Rosul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya itu untuk kesenangan dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dihijrahi.” [HR. Imam Bukhooriy]
Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru Hijriyah.

Kemudian hikmah ketiga, hijrah adalah perjalanan ukhuwwah. Kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orang-orang Mekkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam AS dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshor sebagai saudara yang diikat oleh Aqiidah. Dalam surat Al-Hujurot ayat 10 ALLooh SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”

Dan kaum Muhajirin dan Anshor ini mendapat jaminan dari ALLooh akan masuk surge. Sebagaimana dalam Surah At-Taubah ayat 100, ALLooh SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. ALLooh ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada ALLooh dan ALLooh menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Demikianlah sekelumi tentang hikmah hijrah Nabi SAW yang dapat kami sampaikan dalam edisi kali ini. Maka marilah dalam memperingati tahun baru Hijriyah ini kita tanamkan semangat meningkatkan keimanan kepada ALLooh SWT, semangat ukhuwah islamiyah atau kebersamaan, bahwa orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah saudara. Jika yang satu sakit, maka yang lain ikut merasakan pedih. Dan juga meningkatkan ibadah sebagai media untuk menjaga keseimbangan lahir dan batin. Semoga kita diberi kekuatan iman oleh ALLooh untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya sebagai wujud dari keimanan, sehingga dapat tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin

0 comments:

Post a Comment