Thursday, August 30, 2018

Menyambut Tahun Baru Hijriah


Hasil gambar untuk Menyambut Tahun Baru HijriahDengan datangnya bulan Mucharrom ini tak ada ungkapan yang patut kita sampaikan selain ungkapan syukur. Menikmati karunia-Nya dan melaksanakan ibadah yang menjadi perintah-Nya. Dengan datangnya tahun baru Hijriah ini pula, berarti umur kita bertambah satu tahun dan sekaligus kesempatan hidup kita berkurang satu tahun. Dan dengan memasuki tahun baru Hijriah ini marilah kita mengintrospeksikan diri seberapa jauh ketaatan kita kepada ALLooh SWT, selama masa satu tahun ini. Adakah amal saleh yang kita perbuat selama ini lebih banyak daripada kemaksiatannya, atau sebanding, atau bahkan lebih sedikit?

Setelah kita introspeksi dan teliti amal perbuatan kita selama satu tahun ini dan hasil yang bagaimanapun juga, maka dengan masuknya tahun baru Hijriah ini kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada ALLooh SWT. Dan kita tekan sekecil mungkin kemaksiatan dan kemungkaran, agar tahun yang akan kita lalui lebih baik dari yang kemarin, bukan sebaliknya. Dan terhadap dosa-dosa yang telah kita lakukan, marilah kita senantiasa mohon ampunan dari ALLooh.
Adapun upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada ALLooh dapat kita tengok sejarah perjuangan RosuuluLLooh SAW beserta sahabat-sahabatnya dalam menegakkan agama Islam, sehingga mereka hijrah dari Mekkah ke Madinah, juga hikmah dari adanya tahun Hijriah itu sendiri.

RosuuluLLooh SAW dalam menegakkan dan mengembangkan agama Islam di Mekkah dulu bersama para sahabat, banyak sekali mengalami rintangan dan ancaman. Kaum kafir Quroisy sengaja merintangi dakwah beliau dengan berbagai cara. Mereka menghina, mencaci, menyiksa para sahabat beliau, bahkan sampai mengancam akan membunuh beliau. Semua itu dilancarkan untuk menghalau dakwah beliau dan melepaskan agama Islam yang telah mereka peluh serta bersedia kembali kepada ajaran nenek moyang, menyembah berhala. Namun demikian, dengan berbagai rintangan, bujuk rayu sampai ancaman yang dilancarkan terhadap RosuuluLLooh dan para sahabatnya, tidak mempengaruhi semangat mereka dalam memperjuangkan agama ALLooh. Sedikit pun tidak mengendorkan semangat dan menggoyahkan iman mereka. Semakin banyak rintangan yang dilancarkan justru semakin kuat dan bertambah banyak pengikut ajaran agama Islam.

Dan ketika kaum Quroisy melihat makin hari makin banyak ummat Islam di kota Mekkah, mereka berunding dan bersepakat akan menangkap RosuuluLLooh SAW untuk dibunuh. Dalam situasi yang amat genting dan kritis ini beliau mendapat wahyu dari ALLooh SWT agar berhijrah ke Madinah. Lalu berhijrahlah RosuuluLLooh SAW bersama Sayyidina Abu Bakar RA dan para sahabat-sahabatnya menuju kota Yatsrib, yang dikenal dengan nama Madinah. Dalam perjalanan hijrah ke Madinah itu, pada saat beliau tiba di Quba, langkah yang pertama kali beliau lakukan adalah membangun masjid di sana, yang kemudian dikenal dengan Masjid Quba, masjid yang pertama kali didirikan. Sesampainya di Madinah langkah awal beliau juga membangun masjid di sana, yang dikenal dengan nama Masjid Nabawi. Selanjutnya beliau mempersaudarakan antara sahabat-sahabat Muhajirin dengan sahabat-sahabat Anshor.

Dari sekelumit peristiwa hijrah yang bersejarah ini dapat kita tarik benang merah dan pelajaran, bahwa hijrah beliau bersama para sahabatnya ke Madinah bukanlah karena tersingkir kalah, akan tetapi untuk memperbaiki dan membangun ummat, memperkuat aqiidah, mempertebal keimanan dan ketaqwaan, membangun ukhuwwah islamiyah, menghidupkan semangat saling tolong-menolong dan bergotong-royong dalam memperjuangkan agama Islam.

Itulah antara lain pelajaran yang amat berharga yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrah. Maka merupakan pilihan yang tepat dan penetapan yang pas titik tolak dimulainya tahun baru atau kalender ummat Islam dari peristiwa hijrah ini. Pilihan dan penetapan yang ditetapkan oleh Kholifah kedua, yaitu Sayyidina Umar bin Khoththob RA atas usulan Sayyidina Ali KWH. Pilihan itu tepat dan penetapan itu dibilang pas, karena peristiwanya sendiri sudah menggambarkan perjuangan yang gigih, pantang menyerah.

Selain itu, peristiwa hijrah seolah-olah merupakan garis pemisah antara kebatilan dan kebenaran. Juga peristiwa itu diibaratkan sebagai jembatan yang menjembatani antara dua periode perjuangan, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Dengan demikian, hijrah merupakan keharusan dan kelanjutan perjuangan. Bukan lari atau meninggalkan gelanggang perjuangan. Dan kenyataannya memang demikian, peristiwa hijrah memberikan harapan dan keberhasilan atau kemenangan perjuangan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau dikatakan, bahwa hijrah merupakan tonggak perjuangan atau fajar kemenangan yang menentukan kemenangan berikutnya dari perjuangan RosuuluLLooh SAW. Pantaslah jikalau kelak di akhirat sahabat-sahabat Muhajirin dan Anshor mendapat jaminan surga dari ALLooh SWT. Sebagaimana tersebut dalam surat At-Taubah ayat 100 yang artinya:
“Orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, ALLooh Ridho kepada mereka dan mereka pun Ridho kepada ALLooh dan ALLooh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Dalam ayat di atas, yang dijamin masuk surga tidak hanya orang-orang Muhajirin dan Anshor saja, tetapi termasuk segenap ummat Islam yang mengikuti ajaran RosuuluLLooh SAW beserta kebajikan para sahabat terdahulu itu. Dengan demikian, jelas bahwa kita juga berhak mendapatkan jaminan seperti sahabat Muhajirin dan sahabat Anshor, yaitu jaminan masuk surga, dengan catatan kita bersedia dan sanggup mengikuti sunnah Rosul dan para sahabatnya.

Dengan akan masuknya tahun baru hijriah ini mari kita budayakan pemakaian penanggalan hijriah, yang merupakan penanggalan ummat Islam, penanggalan kita sendiri. Seperti dalam membuat surat, mencatat suatu kejadian, atau mengadakan suatu acara, dan lain-lain yang membutuhkan penanggalan. Kalau kita sampai sekarang belum membiasakan memakai penanggalan hijrah ini adalah termasuk kesalahan besar bagi kita. Sebab siapa lagi yang akan menggunakannya kalau bukan ummat Islam sendiri, termasuk kita ini. Maka sudah seharusnyalah mulai sekarang kita menggunakan penanggalan hijrah ini di samping penanggalan Masehi. Sungguh manfaatnya besar sekali. Sebab untuk mengingatkan kita akan peristiwa hijrah yang sarat dengan pelajaran bagi kita, untuk menggugah semangat kita di dalam memperjuangkan agama Islam. Juga termasuk menghidupkan syiar Islam.

WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

0 comments:

Post a Comment