Thursday, August 16, 2018

HARI KEMERDEKAAN

Hasil gambar untuk HARI KEMERDEKAANSetiap 17 Agustus kita merayakan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita semua wajib bersyukur kepada ALLooh SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-NYA kepada bangsa Indonesia sehingga para pejuang kita berhasil meraih kemerdekaan itu dengan segala pengorbanannya. Berjuang melawan penjajah merupakan keharusan karena pada dasarnya hanya kepada ALLooh SWT makhluk-makhluk yang diciptakan-Nya, terlebih manusia, menghambakan dirinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surah Adz-Dzariat, ayat 56: 
“Dan aku tidak mencipatakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Ayat di atas menjadi landasan teologis bahwa sebuah bangsa harus memiliki kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan manusia akan terus-menerus ditindas oleh manusia lain untuk mengabdi kepada kepentingan mereka demi mewujudkan ambisi dan keserakahannya. Hilangnya kemerdekaan manusia akibat penindasan dan penjajahan sesama manusia menjadikannya jauh dari melaksanakan perintah-perintah ALLooh SWT. Justru karena itulah, maka berjuang dengan berperang melawan penjajah agar dapat memiliki kebebasan beribadah kepada ALLooh SWT menjadi wajib hukumnya. Mereka yang gugur dalam perjuangan itu disebut para syuhada dan disediakan surga sebagai tempat terkahirnya yang layak. 

Kalau kita kembali kepada sejarah Islam, kita akan tahu bahwa RosuuluLLooh SAW adalah seorang tokoh agung pejuang pembebasan dan kemerdekaan. Beliau telah membebaskan umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan penghambaan kepada sesama manusia. Sejarah membuktikan kepada kita bahwa di saat beliau diutus menjadi nabi dan rasul, umat manusia telah terlalu jauh dari bimbingan para rasul terdahulu. 

Mereka menjadi hamba bagi hawa nafsunya sendiri. Mereka sesat dalam mencari arah dan tujuan hidup dan berlaku bodoh dalam memenuhi tuntutan kerohaniahan sehingga menyembah patung dan berhala yang mereka buat sendiri. Golongan yang kuat bertindak sewenang-wenang dengan merebut atau merampas hak orang lain yang lemah. Golongan yang lemah terus tertindas dan terjajah. Kebodohan karena ketidaktahuan mana yang benar dan mana yang salah terus mencengkeram sehingga jaman itu dikenal dengan jaman jahiliyah. 

Oleh karena itu, diutuslah RosuuluLLooh SAW untuk memerdekakan masyarakat dari segala bentuk penjajahan baik secara jasmani maupun rohani. Perjuangannya bermula di Mekah dan direalisasikan sepenuhnya dengan membentuk umat Islam di Madinah yang kemudian menjadi model masyarakat madani. Model dan strategi perjuangan beliau ini menjadi acuan dalam membina sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. 

Peringatan hari kemerdekaan menuntut kita untuk merenung sejenak apakah yang telah kita kerjakan dalam mengisi kemerdekaan ini. Tuntutan ini telah diabadikan dalam Al-Qur’an dalam surah At-Taubah, ayat 105, yang artinya: 
“Dan katakanlah (wahai Muchammad): Bekerjalah kamu, maka sesungguhnya ALLooh dan Rosul-NYA serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan dan kamu akan dikembalikan kepada (ALLooh) Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib dan yang nyata, kemudian DIA menerangkan kepada kamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.”

Ayat tersebut menegaskan bahwa kita harus mengisi hidup ini dengan beramal dan bekerja baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Tidak ada alasan untuk mengabaikan kedua amal tersebut karena ALLooh SWT telah memberi kita kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu kita memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk beribadah kepada ALLooh SWT karena memang tujuan ALLooh menciptakan manusia di dunia ini tak ada lain adalah agar kita semua senantiasa menyembah atau beribadah kepada-NYA. 

Ibadah itu sangat luas yang memungkinkan seseorang mampu beribadah selama 24 jam sehari. Hal ini dimungkinkan ketika kita memaknai ibadah sebagai segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh ALLooh SWT berupa ucapan, perbuatan maupun sikap, lahir maupun batin. ALLooh SWT telah membuka pintu-pintu kebaikan. RosuuluLLooh SAW telah menjelaskan kepada kita amal-amal kebaikan yang bisa mendekatkan diri kita kepada ALLooh. Bukankah beliau telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim:
 “Tidak satu pun amal yang bisa mendekatkan kalian ke surga melainkan aku memerintahkannya kepada kalian. Dan tidak satupun amal yang bisa mendekatkan kalian ke neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.”

Kita patut bersyukur kepada ALLooh SWT atas nikmat kemerdekaan yang telah dianugerahkan kepada kita sebagai rahmat-NYA. Dengan kemerdekaan itu kita bebas ke mana saja untuk beribadah, bekerja, belajar, dan menjalani kehidupan yang aman dan damai. Bisa kita bayangkan betapa mengerikan dan sulitnya hidup di sebuah negara yang dilanda peperangan. Peperangan dengan latar belakang apapun, seperti perang melawan penjajah, perang saudara, konflik antar etnis dan golongan, pasti sangat mengerikan. 

Kita bersyukur kepada ALLooh SWT karena dengan kemerdekaan, maka keamanan lebih bermakna dalam diri kita. Kita dapat menikmati berbagai kemakmuran, pembangunan dan kemajuan. Kita berdoa semoga ALLooh SWT terus memberikan nikmat ini dan menambahkannya. Semoga pula kita mampu menunjukkan rasa cinta kita yang terus bertambah kepada agama dan negara tercinta ini. ALLooh SWT telah menegaskan di dalam Al-Qur’an, Surat Ibrahim, ayat 7 sebagai berikut:
 “Sekiranya kamu bersyukur, niscaya AKU akan tambahkan nikmat-KU, dan sekiranya kamu kufur, sesungguhnya adzab-KU amatlah pedih.”

Sebagai tanda syukur kita kepada ALLooh yang telah menganugerahkan kemerdekaan dan terima kasih kita kepada para pejuang dan pahlawan kita yang telah berhasil meraihnya, maka tidak sepatutnya kita menyia-nyiakan nikmat dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pemerintah telah menetapkan tema peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-73  ini adalah “Kerja dan Energi Tema ini sejalan dengan firman ALLooh dalam Surat Al-Insyirah, ayat 7-8:
Artinya: “Maka apabila kamu telah selesai dari suatu (urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap,”

Ayat ini melandasi upaya kita bahwa setelah kemerdekaan kita capai, kita harus mengisinya dengan disiplin kerja yang tinggi dan tetap mencintai budaya bangsa sendiri. Kemerdekaan sesungguhnya bukan tujuan tetapi merupakan jembatan emas untuk mencapai cita-cita luhur. Bangsa Indonesia telah bercita-cita menjadi bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bangsa Indonesia memiliki budaya sendiri yang memungkinkan untuk tetap menjaga dan merawat negeri ini berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Binneka Tungga Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Untuk itu, marilah sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing di masyarakat, kita isi kemerdekaan ini dengan beramal dan bekerja sebaik-baiknya sehingga Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun warabbul ghafur, yakni sebuah negara yang elok dimana ALLooh senantiasa memberikan ampunan dan ridha-Nya para pemimpin dan rakyatnya. Sudah pasti ampunan dan ridha-NYA akan kita peroleh selama kita bertauhid, yakni selama kita menyembah dan tunduk hanya kepada ALLooh SWT. Semoga kita semua menjadi orang-orang merdeka yang senantiasa men-tauhidkankan-Nya. Aamin ya Robbal ‘Aalamiin. 

0 comments:

Post a Comment