Dendam ialah mengandung permusuhan di dalam batin dan menanti-nanti waktu yang terbaik untuk melampiaskan dendamnya itu. Berbahagialah orang yang berlapang dada dan mempunyai sifat pemaaf.
Tidak ada suatu kehidupan yang menyenangkan hati, membuat mata sejuk jika memandang melainkan rasa hidup bermasyarakat yang saling mengerti satu sama lain, saling berlomba-lomba untuk berbuat baik kepada yang lainnya.
Sedangkan kehidupan bermasyarakat yang celaka adalah jika orang-orang yang hidup di dalamnya diwarnai dendam kesumat, saling benci, saling caci, saling bentrok. Jika kehidupan seperti ini, maka tidak aka nada lagi kedamaian.
Islam sangat memperhatikan mengenai kebersihan hati, sebab hati yang penuh dengan kotoran-kotoran itu dapat merusak amal sholeh yang kita kerjakan, bahkan dapat menghancurkan pahalanya. Sedangkan hati yang bersih, jernih dan bersinar itu dapat membuat amal menjadi subur dan dapat mendorong untuk selalu mengerjakan amal sholeh, dan ALLooh selalu mengerjakan amal sholeh, dan ALLooh selalu memberikan kebaikan kepada orang yang hatinya bersih.
Oleh sebab itu jama’ah muslim yang sesungguhnya, hendaklah jama’ah yang terdiri dari orang-orang yang hatinya bersih, yang berpijak di atas sebuah landasan saling mencintai, sayang-menyayangi, kasih-mengasihi yang merata, di atas pergaulan yang baik dan kerjasama yang saling menguntungkan timbal bail, di dalamnya tidak ada yang dirugikan.
ALLooh SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 10 yang artinya:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a: Ya Tuhan kami, beri ampunanlah kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
Apalagi permusuhan dan dendam telah menjadi darah dan daging bagi seseorang, maka akan hilang rasa kasih sayang sesamanya, dan jika rasa kasih sayang itu hilang, maka perdamaian dunia pun tidak akan dapat terwujud.
Jika demikian halnya, maka akan terjadilah maksiat dan dosa-dosa besar, kemudian murka ALLooh akan jatuh kepada kita semuanya.
Rasa iri dan dengki dengan kenikmatan yang diperoleh oleh orang lain dapat mengakibatkan timbulnya khayalan-khayalan yang bukan-bukan yang menjurus kepada kedustaan. Islam sangat membenci perbuatan yang demikian itu, dan sekaligus memperingatkan jangan sampai kita terjerumus ke dalamnya.
Mencegah dari permusuhan dan perselisihan merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daawud dan Imam Turmudziy bahwa RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, sholat dan sedekah?”. Jawab sahabat: “Tentu mau”. Sabda RosuuluLLooh SAW: “Yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah menjadi pencukur yakni perusak agama.”
Setan kadangkala tidak dapat menyesatkan manusia untuk menyembah berhala, patung, gambar, melalui celah-celah pergaulan dengan cara merusak persaudaran dan kedamaian di antara mereka, sehingga hawa nafsunya tidak terkendalikan, mereka tersesat dan tidak dapat melihat kebenaran Islam.
Kita haruslah menyadari sepenuhnya bahwa manusia itu mempunyai perbedaan yang banyak dengan manusia yang lainnya, baik wataknya, cara bergaul, kecerdasan yang berbeda, cara berfikir yang berbeda.
Oleh sebab itu dalam pergaulan, kadangkala manusia mengalami perpecahan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan tadi, maka Islam memberikan solusinya, agar manusia selalu mementingkan kepentingan umum, tidak memperuncing perbedaan, tetapi dalam banyak perbedaan itu agar kita saling mengenal dan membina persatuan.
Kulit boleh berbeda, pakaian boleh tidak sama, namun orang Islam harus tetap bersatu memegang panji Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena kita mempunyai Tuhan yang sama, Nabinya sama, Kitabnya sama, Sholatnya pun sama, maka tidak ada alasan bagi kita untuk berpecah-belah.
Imam Bukhooriy dan Imam Muslim meriwayatkan hadits bahwa RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Janganlah kamu putus-memutuskan hubungan, belakang-membelakangi, benci-membenci, hasut-menghasut. Hendaknya kamu menjadi hamba ALLooh yang bersaudara satu sama lain (yang muslim) dan tidaklah halal bagi (setiap) muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.”
Dalam hadits di atas menjelaskan bahwa kita sebagai manusia sesame muslim haruslah tetap memegang persatuan satu sama lain, janganlah membina perpecahan yang nantinya akan membuat kita lemah, apalagi di hadapan orang yang ingkar kepada ALLooh.
Oleh karena itu kita harus selalu memegang pada agama ALLooh dan kita harus pula menghindari perpecahan agar kita selalu menjadi muslim yang kuat yang selalu ditakuti oleh orang-orang kafir atau musuh agama yang lain.
Marilah kita berdoa kepada ALLooh SWT agar kita diberi kekuatan untuk dapat membina persatuan di antara sesame muslim, dan kita berdoa pula kepada-NYA agar menghapuskan setiap dengki dan dendam yang akan memacu adanya permusuhan di antara kita sendiri sesama orang Islam.
Jika sudah demikian halnya, maka Islam akan menjadi jaya, menjadi kekuatan yang ampuh, benteng yang kokoh yang tidak mudah digoyahkan oleh musuh-musuh ALLooh dan Rosul-NYA.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment