Thursday, May 10, 2018

Menyongsong Nuzulul Qur’an


Hasil gambar untuk nuzulul qur'anPerlu diketahui bahwa saat ini kita telah menjalankan puasa selama dua pekan, ini berarti kita dalam suasana peringatan Nuzulul Qur’an, yakni peringatan turunnya Al-Qur’an. Bagi kaum muslimin, peringatan ini amatlah penting, karena peringatan ini merupakan peringatan terhadap peristiwa yang amat agung yang terjadi beberapa abad silam.

Peristiwa yang membawa pandangan-pandangan baru bagi ummat Islam terhadap alam semesta dan kehidupan, derajat manusia dan perikemanusiaan dan tata hidup manusia, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang aman tentram berdasarkan iman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kita ummat Islam yang memperingati Nuzulul Qur’an karena kita berkeyakinan bahwa Al-Qur’an itu adalah kitab yang memuat petunjuk-petunjuk hidup yang diturunkan kepada RosuuluLLooh Muchammad SAW sebagai Rochmah bagi sekalian alam.

ALLooh SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41:
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang chaq dan yang bathil).”

Dan firman-NYA dalam surat Al-Anfal ayat 41 yang artinya:
“Jika kamu beriman kepada ALLooh dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muchammad) di hari Furqon, yaitu di hari bertemunya dua pasukan.”

Ayat tadi menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muchammad SAW pada hari bertemunya dua pasukan. Bertemunya dua pasukan, yang dimaksud dalam ayat ini adalah bertemunya tentara Islam dengan kaum kafir musyrik pada perang Badar, yang terjadi pada hari Jum’at tanggal 17 Romadhon tahun kedua Hijriyah. Sedangkan yang dimaksud hari furqon adalah hari permulaan diturunkan Al-Qur’an. Maka dari kedua hari itu bersatu sifatnya yakni sama-sama hari Jum’at tanggal 17 Romadhon, walaupun tidak dalam satu tahun.

Ayat Al-Qur’an yang mula-mula turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kemudian ALLooh SWT menurunkan surat Al-Muddatsir ayat 1-5 yang artinya:
Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah, dan bersihkan pakaianmu, dan perbuatan dosa tinggalkanlah!”

Nah, barulah setelah diturunkan Al-Qur’an surat Al-Muddatsir ini, RosuuluLLooh SAW berdakwah dengan terang-terangan. Kemudian ayat-ayat selanjutnya turun untuk pedoman dakwah, yang mengandung perintah dan larangan. Perlu rasanya untuk dikemukakan di sini, bahwa di antara ayat-ayat Al-Qur’an tidak sedikit yang diturunkan karena ada suatu peristiwa, sehingga RosuuluLLooh SAW mendapatkan bimbingan yang jelas dalam berdakwah dan memimpin ummat.
Segala ucapan Nabi, perbuatan dan tindakan beliau adalah merupakan tafsiran dari Al-Qur’an. Maka ketika Siti ‘Aisyah RAnha ditanya oleh sahabat: “Bagaimana akhlaq RosuuluLLooh?” Siti ‘Aisyah menjawab: “Akhlaq beliau adalah Al-Qur’an.”

Oleh sebab itu, sebagai ummatnya kita harus senantiasa untuk berucap, bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang diucap dan diperbuat RosuuluLLooh SAW. Karena jika kita berbuat dan berucap sebagaimana RosuuluLLooh SAW maka berarti kita berucap dan berbuat berdasarkan Al-Qur’an. Karenanya dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa RosuuluLLooh SAW adalah suri tauladan yang baik, yang harus kita contoh sebagai ummat beliau SAW.

Jika kita ingin menjadi pemimpin Negara yang sukses, maka kita harus mencontoh RosuuluLLooh SAW karena beliau adalah pemimpin Negara yang berhasil membawa masyarakatnya kea rah kedamaian, kemakmuran yang selalu mendapatkan Rochmah dari ALLooh.

Jika kita ingin menjadi panglima perang yang sukses, maka kita pun harus mencontoh RosuuluLLooh SAW. Karena beliau juga seorang panglima perang yang berhasil memimpin pasukannya, sehingga berhasil dalam peperangan dan mendapatkan kemenangan.

Jika kita ingin menjadi guru yang sukses, maka kita juga harus menjadikan beliau sebagai contoh, karena beliau juga seorang guru bagi para sahabatnya, seorang guru yang berhasil mendidik para muridnya sehingga mereka (para muridnya itu) mencontoh beliau.

Apa yang beliau katakan, apa yang beliau kerjakan semuanya dicontoh oleh para sahabatnya karena cintanya mereka kepada beliau. Kita sebagai ummatnya yang mengaku cinta kepada beliau harus senantiasa membuktikan dengan mencontoh sikap beliau, karena beliau diibaratkan sebagai Al-Qur’an berjalan.

WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

0 comments:

Post a Comment