Tidak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Sya’ban. Artinya, sebentar lagi kita akan segera memasuki bulan suci Romadhon. Bulan yang penuh berkah, yang akan membawa rahmat, yang membuka pintu syurga dan menutup pintu neraka serta membelenggu seluruh syetan yang mengganggu hamba beribadah.
Besarnya keagungan Romadhon tentu harus disambut dengan penuh bahagia dan suka cita. Perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin agar Romadhon bisa dilalui sesuai dengan harapan yang ALLooh Ta’ala inginkan. Namun pertanyaannya adalah bagaimana cara kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan mulia tersebut?
Berikut Sembilan cara terbaik untuk memaksimalkan Romadhon sebaiknya kita memerhatikan poin-poin berikut ini:
1. Bertobat dan kembali kepada petunjuk ALLooh
Sejatinya bertaubat diperlukan setiap saat. Sebab, siapa pun kita pasti tidak lepas dari kesalahan. Bertaubat sebelum memasuki bulan Romadhon menunjukkan keseriusan kita dalam memuliakan bulan suci tersebut. Sehingga ketika memasuki bulan Romadhon tidak ada lagi sekat-sekat yang bisa mengahalangi dirinya dari amal shaleh. ALLooh Ta’ala berfirman:
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada ALLooh, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
2. Berdoa agar disampaikan ke bulan Romadhon; memohon agar bisa melaksanakan puasa dan sholat di malam harinya
Romadhon adalah bulan keberkahan yang hanya diberikan kepada para hamba pilihan ALLooh Ta’ala. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan tersebut dengan baik. Karena itu, di antara kebiasaan para salaf adalah senantiasa berdoa memohon kepada ALLooh agar disampaikan kepada bulan Romadhon serta diberika kekuatan untuk memaksimalkan ibadah di dalamnya. Bahkan, sebagian mereka ada yang berdoa enam bulan sebelum kedatangan bulan tersebut.
Salah satu ulama tabiu’ tabiin berkata, “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Romadhon, mereka berdoa agar ALLooh mempertemukan mereka dengan bulan Romadhon. Kemudian, selama enam bulan sesudah Romadhon, mereka berdoa agar ALLooh menerima amal mereka selama bulan Romadhon.”
Diantara doa yang dicontohkan para salaf adalah sebagai berikut:
“Ya ALLooh, antarkanlah aku hingga sampai Romadhon, dan antarkanlah Romadhon kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Romadhon.”
3. Bersegera untuk menganti puasa yang tertinggal
Salah satu kewajiban yang penting untuk diperhatikan sebelum memasuki Romadhon adalah hutang puasa. Siapa pun yang memiliki tanggungan puasa yang belum terlunasi maka ia harus segera menyelesaikannya. Qodho tidak mesti dilakukan setelah bulan Romadhon yaitu di bulan Syawal secara langsung. Namun boleh tunda sampai bulan Sya’ban, asalkan sebelum masuk Romadhon berikutnya.
Diriwayatkan dari Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa ‘Aisyah radhiyALLoohu ‘anha mengatakan,
“Aku masih memiliki utang puasa Romadhon. Aku tidaklah mampu meng-qodhonya kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
4. Mempelajari hukum-hukum seputar Romadhon
Ilmu merupakan modal utama dalam beramal. Tanpa ilmu maka akan kehilangan petunjuk dalam beribadah. Efeknya, kalau dia semangat maka akan jatuh dalam kesesatan, atau bisa juga dia akan tertinggal, tidak bisa memperbanyak amal karena tidak mengetahuinya.
Sayyidina Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada ALLooh tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”
5. Mempersiapkan diri dengan amal-amal kebaikan
Memperbanyak amal merupakan salah satu bentuk keseriusan dalam memuliakan datangnya Romadhon. Terutama pada bulan Sya’ban, RosuuluLLooh SAW mengisinya dengan memperbanyak berpuasa di bulan ini sebagai persiapan menghadapi bulan Romadhon.
Diriwayatkan dari Sayyidina Usamah bin Zaid RAnhuma bahwasanya dia berkata, “Ya RosuuluLLooh! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Romadhon. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Tuhan semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa,” (HR. Imam An-Nasa’i)
6. Meninggalkan pengangguran dan berteman dengan orang-orang yang rajin
Selain mempersiapkan ilmu dan kemantapan jiwa, kita juga penting memerhatikan pengaruh lingkungan. Memilah-milih teman adalah salah satunya. Pengaruh teman yang baik sangat signifikan pada aktivitas hidup kita. Banyak orang yang terjerumus ke dalam jurang kesesatan karena temannya. Demikian juga sebaliknya, banyak orang yang semangat dalam beramal disebabkan oleh tengannya juga. Maka sudah selayaknya kita memperbanyak teman-teman yang shaleh ketika memasuki bulan Romadhon.
RosuuluLLooh SAW bersabda, “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Imam Abu Daawud dan Imam Tirmidzi)
7. Meninggalkan segala bentuk perselisihan dan perpecahan
Perselisihan dan perpecahan merupakan salah satu faktor yang bisa merusak fokus kita dalam beramal. Romadhon yang mulia tentu tidak pantas diisi dengan perbebatan-perbebatan yang berujung pada perpecahan. Terlebih dalam masalah perbedaan mazhab fikih, ia adalah sesuatu yang tidak layak untuk diperdebatkan. Sebab, masing-masing memiliki dasar dan pijakan yang dibenarkan.
Bahkan terhadap orang yang meninggalkan perdebatan yang tidak manfaat, walaupun posisinya benar, maka RosuuluLLooh menjanjikan baginya rumah di dalam syurga. Beliau bersabda, “Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaqnya.” (HR. Imam Abu Daawud)
8. Menjauhi amalan yang dapat menjadikan puasa terasa berat
Kesehatan fisik tidak kalah pentingnya daripada persiapan ilmu dan mental. Agar hari-hari di bulan puasa lebih maksimal untuk beribadah, perhatian kita terhadap kesehatan fisik tidak boleh diabaikan. Jangan sampai amal ibadah kita menurun gegara gangguan kesehatan. Dari itu, meninggalkan pekerjaan-pekerjaan berat yang bisa memberatkan aktivitas puasa merupakan keharusan yang mesti dilakukan.
Orang yang merugi adalah yang tidak menggunakan kesehatannya untuk kebaikan dan yang lebih rugi lagi tidak menjaga kesehatannya. RosuuluLLooh SAWbersabda, “Dua nikmat ALLooh yang di situ banyak orang merugi, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang,” (HR. Imam At-Tirmidzi)
9. Memerhatikan kemunculan hilal
Di antara waktu yang menjadi kebiasaan ulama salaf dalam memastikan bulan Romadhon adalah mereka keluar pada tanggal 29 Sya’ban, saat menjelang matahari mulai terbenam untuk mengamati munculnya hilal. Mereka keluar bersama dengan Qadhi negara. Apabila dapat melihat hilal maka mereka berpuasa. Namun jika tidak, mereka menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.
Dalam sebuah hadits hasan disebutkan, “Hitunglah (bilangan) bulan Sya’ban untuk (menentukan masuknya) bulan Romadhon.” (HR. Imam At-Tirmidzi)
Makna dari hadits tersebut adalah bersungguh-sungguhlah dalam memastikan akhir bulan Sya’ban dengan mencermati titik munculnya hilal. Hal ini dilakukan agar dapat melihat hilal Romadhon dengan kemantapan hati yang kuat, sehingga itu tidak terlewatkan sedikit pun.
Demikianlah beberapa cara terbaik yang dicontohkan para salaf dalam menyambut bulan Romadhon. Semoga dengan memahami poin-poin tersebut, kita bisa menyongsong bulan suci Romadhon dengan amal ibadah yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment