Di antara siang dan malam selama bulan Sya’baan, ALLooh juga menetapkan satu malam yang sangat istimewa, yakni malam pertengahan bulan Sya’baan, atau yang terkenal dengan sebutan Nishfu Sya’baan. Pada malam itulah, ulama-ulama meyakini, para malaikat melaporkan catatan amal ummat manusia selama setahun kepada ALLooh SWT.
Sayyid Muchammad bin Alwy Al Malikiy, ulama ahli hadits yang termasyhur di Makkah, menjelaskan, pelaporan amal yang dimaksud adalah pelaporan secara besar-besaran dalam arti yang luas.
Sebab, selain pelaporan amal tahunan di bulan Sya’baan, ada juga pelaporan amal harian setiap pagi dan petang, serta pelaporan amal setiap pekan pada hari Senin dan Kamis.
Keistimewaan malam Nishfu Sya’baan yang lain ialah, ALLooh memilihnya sebagai penetapan takdir dalam setahun. Menurut Sayyid Muchammad bin Alwy Al Malikiy, yang dimaksud dengan “penetepan” ialah pengumuman tentang siapa yang akan meninggal setahun berikutnya.
Sepanjang bulan Sya’baan, menurut Siti Aisyah RAnha, RosuuluLLooh SAW berpuasa. Suatu hari istri tercinta RosuuluLLooh SAW itu bertanya, “Yaa RosuuluLLooh, apakah bulan yang paling Tuan sukai untuk berpuasa sunnah adalah bulan Sya’baan?”
Beliau SAW menjawab, “Sesungguhnya, di bulan Sya’baan, ALLooh mencatat setiap orang yang meninggal pada tahun itu. Dan aku bahagia jika ketika ajalku datang saat aku sedang berpuasa.”
Mengenai malam Nishfu Sya’baan, banyak keterangan yang menjelaskan keutamaannya. Imam Achmad dan Imam Ad-Daruquthni meriwayatkan hadits Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya ALLooh SWT turun (maksudnya Rochmah-NYA) ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’baan. Maka diberi-NYA ampunan yang lebih banyak daripada bulu kambing Bani Kalb.”
Tersebut pula dalam hadits yang diriwayatkan dari Sayyidina Abu Huroiroh RA, ia berkata, “Telah bersabda RosuuluLLooh SAW, “Jibril pernah datang kepadaku pada malam Nishfu Sya’baan, seraya berkata: ‘Wahai Muchammad, inilah malam yang dibukakan padanya pintu-pintu langit dan pintu-pintu Rochmah. Maka bangunlah engkau, sholatlah dan angkatlah kepalamu serta kedua tanganmu ke langit.”
Lalu aku bertanya: ‘Wahai Jibril, malam apakah ini?’
Ia menjawab: ‘Inilah malam yang dibukakan padanya tiga ratus pintu Rochmah. Maka ALLooh mengaruniakan ampunan bagi mereka yang tidak menyekutukan ALLooh dengan sesuatu, kecuali orang yang menjadi tukang sihir, tukang tenung, orang yang saling bermarahan, orang yang terus minum arak, orang yang selalu berzina, orang yang makan riba, orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, tukang mengadu domba, dan orang yang memutuskan tali silaturrochmi. Sesungguhnya mereka itu tidak diampuni hingga mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut.”
Do’a Nishfu Sya’baan
Dalam bulan Sya’baan, malam Nishfu Sya’baan (malam pertengahan, yakni malam tanggal 15) adalah malam yang termulia. Dalam setahun, ia dipandang sebagai malam termulia setelah Lailatul Qodar. Karenanya, jika malam-malam lain di bulan Sya’baan sangat bagus untuk diisi dengan berbagai maam ibadah, termasuk doa, pada mala mini tentu lebih utama lagi.
Cara mengamalkannya
Di awal waku sesudah sholat Maghrib, kita membaca surah YaaSin tiga kali. Pertama, dengan niat mohon dipanjangkan umur dalam keberkahan dan berbuat ibadah. Kedua, dengan niat minta dipelihara dari bencana dan musibah, disembuhkan dari penyakit, dan diluaskan rizki yang halal. Dan, ketiga, dengan niat minta kaya hati dari segala makhluq (tidak butuh makhluq) dan memohon chusnul khotimah. Setiap selesai membaca surah YaaSin, kemudian membaa doa Nishfu Sya’baan yang sudah masyhur di kalangan masyarakat dan sudah biasa kita amalkan.
Mengenai mengapa Surah YaaSin yang dibaa, alasannya karena mempunyai keutamaan melebihi surah lainnya. Lagi pula surat YaaSin merupakan hati Al-Qur’an, sebagaimana diriwayatkan dari Sayyidina Anas RA dari Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu memiliki hati dan hati Al-Qur’an adalah Surat YaaSin. Dan barangsiapa membaca YaaSin niscaya dicatat oleh ALLooh baginya dengan pembacaannya itu membaca Al-Qur’an sepuluh kali.” [HR. Imam At-Tirmidzi]
Diriwayatkan pula oleh Sayyidina Abu Huroiroh RA, RosuuluLLooh SAW bersabda: “Barangsiapa membaca YaaSin pada suatu malam karena menghendaki Ridho ALLooh, niscaya diampuni dosanya. Maka bacalah ia pada orang-orang mati kalian.” [HR. Imam Ath Thobarooniy]
Imam Syafii adalah salah satu yang mengajarkan membaca doa YaaSin 3X di malam Nishfu Sya’baan, dan diikuti oleh ratusan pakar hadits dan Ulama, membaca YaaSiin 3x itu adalah saran para ulama, jika hal itu dikatakan bid’ah, maka hal itu adalah bid’ah hasanah, sebagaimana banyak bid’ah-bid’ah hasanah yang juga dilakukan oleh para sahabat RAnhum, karena telah diperbolehkan oleh RosuuluLLooh SAW dengan hadits beliau:
“Barangsiapa membuat kebiasaan baru berupa kebaikan maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya, dan barangsiapa yang membuat kebiasaan buruk berupa kebaikan maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya” (Shahih Muslim hadits no.1017).
Hadits-hadits Nishfu Sya’baan sebagian ada yang dho’if, bahkan ada yang palsu. Namun juga ada yang shohih, yaitu:
“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Sungguh ALLooh memperhatikan hamba-NYA (dengan penuh Rochmah) pada malam Nishfu Sya’baan, lalu Ia akan mengampuni semua makhluq-NYA kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesame ummat Islam).” [HR. Imam Ath-Thobarooniy]
Ulama Wahabi Syaikh Al-Albani sendiri berkata:
“Ini hadits Shohih. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda yang saling menguatkan. Mereka adalah Mu’adz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, AbduLLooh bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Huroiroh, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik dan Aisyah.” [Al-Albani, as-Silsilah ash-Shohihah, III/135]
Nishfu Sya’ban juga telah dikenal di antara para Shohabat. Berikut ini riwayatnya:
“Dalam pasukan perang bersama AbduLLooh bin Ja’far ini ada Watsilah bin al-Asqo’. Keluarnya dari tanah Syam yaitu Damaskus ke Dair Abi al-Quds pada malam Nishfu Sya’baan, saat bulan bertambah cerah. Watsilah berkata: “Saya berada di dekat AbduLLooh bin Ja’far. Ia berkata kepada saya: “Wahai putra al-Asqo’, betapa indah dan cerahnya bulan mala mini.” Saya jawab: “Wahai sepupu Anak Paman RosuuluLLooh SAW, ini adalah malam Nishfu Sya’baan, malam yang diberkahi yang agung. Di malam inilah rejeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di mala mini.” Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan ALLooh (perang) lebih baik daripada beribadah di malamnya. ALLooh SWT Maha Agung pemberian-NYA.” AbduLLooh bin Ja’far berkata: “Kamu benar.” [Muchammad bin Umar al-Waqidi, Futuh asy-Syam, I/73]
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
Thursday, April 19, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment