Wahai Saudaraku!
Janganlah mudah putus asa
merupakan cerminan dari lemahnya jiwa. Jiwa yang lemah akan selalu goyah dalam
menghadapi suatu cobaan, tidak punya pendirian dan mudah patah di tengah jalan.
Kelemahan jiwa seperti ini mudah dijangkiti penyakit hati yang disebut dengan
putus asa. Bila putus asa ini sudah bercokol dan tumbuh dalam hati seseorang,
ia akan memperlemah semangat hidupnya, lumpuh sebelum berjuang, takut terhadap
kritik dan nasehat, layu sebelum berkembang, juga dapat menimbulkan sikap apatis
terhadap semua pekerjaan yang dilakukan.
Banyak orang yang mengaku sebagai
sarjana, cendekiawan, doktor bahkan ada yang mengaku sebagai profesor yang
menjadi pakarnya ilmu tertentu yang melakukan bunuh diri. Kenapa mereka bunuh
diri? Hal ini tidak lain dikarenakan lemahnya hati, yang membuatnya tidak tahan
dalam menghadapi cobaan hidup dan nyalinya ciut, sepertinya sudah tidak ada
jalan keluar lagi dalam menyelesaikan setiap masalah, kecuali dengan bunuh
diri. Ia mengira dengan bunuh diri maka semuanya akan selesai, padahal tidaklah
demikian. Inilah akibat yang sangat tragis yang disebabkan oleh putus asa.
Jika penyakit putus asa sudah
bersarang dalam hati seseorang, maka lenyaplah kekuatannya. Bila harapan sudah
hilang dari dalam jiwanya, maka lemahlah dirinya, tidak punya kekuatan untuk
bangkit dan berjuang demi meraih cita-cita. Ia akan lemah tak berdaya dalam
menghadapi setiap masalah yang menghampirinya.
Jauhkan kelemahan dari dalam
hati. Singkirkan sifat apatisme dalam jiwa, sebab penyakit ini akan lebih dalam
tusukannya daripada penyakit badan. Karena putus asa adalah awal suatu bencana
dan kehancuran.
Lemah hati adalah penyakit yang
bisa membawa diri manusia seperti binatang jinak, bisu seribu bahasa, statis
dan hanya bergerak melalui dorongan-dorongan naluriah belaka, bersenang-senang
dan mencari kepuasan sesaat. Lemah hati ini merupakan gejala-gejala dari putus
asa yang akan melahirkan watak pengecut yang lari dari kenyataan hidup yang
seharusnya dihadapi.
ALLOOH telah memperingatkan
kepada ummat Islam agar jangan mudah putus asa dalam segala pekerjaan dan
problematika hidup, lebih-lebih berputus asa terhadap RochmatNYA. Sebagaimana
yang telah disebutkan oleh ALLOOH dalam firman-NYA:
"Jangan kamu berputus asa
dari Rochmat ALLOOH, sesungguhnya berputus asa dari Rochmat ALLOOH, melainkan
kaum yang kafir." [QS. Yusuf: 87]
Akibat yang ditimbulkan dari
orang yang berputus asa sangatlah besar. Akibat dan dosa-dosa yang menutupi
jiwa mereka ini, bukan hanya dirasakan nanti di alam akhirat, di dunia pun
dampaknya juga dapat dirasakan. Yang jelas, hati mereka dihinggapi penyakit
minder, cemas, was-was dan takut dalam menyelesaikan suatu usahanya, seperti
takutnya anak kecil menghadapi raksasa.
Orang yang hatinya lemah dan
tidak sabar dalam menghadapi cobaan hidup maka ia paling mudah dihinggapi
penyakit putus asa, lebih-lebih bila menyangkut masalah nafkah, jabatan dan
harta duniawi. Tidak sedikit orang yang putus asa sampai rela menggadaikan
aqiidahnya demi sesuap nasi atau jabatan
yang lebih tinggi. Hal ini dia lakukan karena tidak tahan dan tidak
sabar dalam menghadapi cobaan hidup yang sengsara dan menderita, sehingga
hatinya gundah dan timbul rasa keputus
asaan ingin merubah hidupna dengan jalan pintas, meskipun harus berbuat ma’shiyat
bahkan kalua perlu aqiidahnya bisa digadaikan asalkan hidupnya terjamin. Sikap demikian
ini bersumber dari lemahnya jiwa dan kecemasan hatinya.
WALLOOHU A’LAM BISHSHOWAAB
0 comments:
Post a Comment