Saturday, May 6, 2017

PUTUS ASA BENTUK KEPENGECUTAN

Wahai Saudaraku!

Hasil gambar untuk yusuf ayat 87Janganlah mudah putus asa merupakan cerminan dari lemahnya jiwa. Jiwa yang lemah akan selalu goyah dalam menghadapi suatu cobaan, tidak punya pendirian dan mudah patah di tengah jalan. Kelemahan jiwa seperti ini mudah dijangkiti penyakit hati yang disebut dengan putus asa. Bila putus asa ini sudah bercokol dan tumbuh dalam hati seseorang, ia akan memperlemah semangat hidupnya, lumpuh sebelum berjuang, takut terhadap kritik dan nasehat, layu sebelum berkembang, juga dapat menimbulkan sikap apatis terhadap semua pekerjaan yang dilakukan.

Banyak orang yang mengaku sebagai sarjana, cendekiawan, doktor bahkan ada yang mengaku sebagai profesor yang menjadi pakarnya ilmu tertentu yang melakukan bunuh diri. Kenapa mereka bunuh diri? Hal ini tidak lain dikarenakan lemahnya hati, yang membuatnya tidak tahan dalam menghadapi cobaan hidup dan nyalinya ciut, sepertinya sudah tidak ada jalan keluar lagi dalam menyelesaikan setiap masalah, kecuali dengan bunuh diri. Ia mengira dengan bunuh diri maka semuanya akan selesai, padahal tidaklah demikian. Inilah akibat yang sangat tragis yang disebabkan oleh putus asa.

Jika penyakit putus asa sudah bersarang dalam hati seseorang, maka lenyaplah kekuatannya. Bila harapan sudah hilang dari dalam jiwanya, maka lemahlah dirinya, tidak punya kekuatan untuk bangkit dan berjuang demi meraih cita-cita. Ia akan lemah tak berdaya dalam menghadapi setiap masalah yang menghampirinya.

Jauhkan kelemahan dari dalam hati. Singkirkan sifat apatisme dalam jiwa, sebab penyakit ini akan lebih dalam tusukannya daripada ​penyakit badan. Karena putus asa adalah awal suatu bencana dan kehancuran.

Lemah hati adalah penyakit yang bisa membawa diri manusia seperti binatang jinak, bisu seribu bahasa, statis dan hanya bergerak melalui dorongan-dorongan naluriah belaka, bersenang-senang dan mencari kepuasan sesaat. Lemah hati ini merupakan gejala-gejala dari putus asa yang akan melahirkan watak pengecut yang lari dari kenyataan hidup yang seharusnya dihadapi.

ALLOOH telah memperingatkan kepada ummat Islam agar jangan mudah putus asa dalam segala pekerjaan dan problematika hidup, lebih-lebih berputus asa terhadap RochmatNYA. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh ALLOOH dalam firman-NYA:
"Jangan kamu berputus asa dari Rochmat ALLOOH, sesungguhnya berputus asa dari Rochmat ALLOOH, melainkan kaum yang kafir." [QS. Yusuf: 87]

Akibat yang ditimbulkan dari orang yang berputus asa sangatlah besar. Akibat dan dosa-dosa yang menutupi jiwa mereka ini, bukan hanya dirasakan nanti di alam akhirat, di dunia pun dampaknya juga dapat dirasakan. Yang jelas, hati mereka dihinggapi penyakit minder, cemas, was-was dan takut dalam menyelesaikan suatu usahanya, seperti takutnya anak kecil  menghadapi raksasa.

Orang yang hatinya lemah dan tidak sabar dalam menghadapi cobaan hidup maka ia paling mudah dihinggapi penyakit putus asa, lebih-lebih bila menyangkut masalah nafkah, jabatan dan harta duniawi. Tidak sedikit orang yang putus asa sampai rela menggadaikan aqiidahnya demi sesuap nasi atau jabatan  yang lebih tinggi. Hal ini dia lakukan karena tidak tahan dan tidak sabar dalam menghadapi cobaan hidup yang sengsara dan menderita, sehingga hatinya gundah dan timbul rasa  keputus asaan ingin merubah hidupna dengan jalan pintas, meskipun harus berbuat ma’shiyat bahkan kalua perlu aqiidahnya bisa digadaikan asalkan hidupnya terjamin. Sikap demikian ini bersumber dari lemahnya jiwa dan kecemasan hatinya.


WALLOOHU A’LAM BISHSHOWAAB

0 comments:

Post a Comment