Setiap Februari menjelang, banyak
remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk
mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak yang mendengar bahwa
Valentine adalah salah satu hari raya ummat Kristiani yang mengandung
nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak mereka pedulikan. Bisakah dibenarkan
sikap dan pandangan seperti itu?
Tidak boleh ummat Islam
merayakannya, menyetujuinya, menampakkan kegembiraan padanya, atau membantu
kelancarannya karena hal itu berarti melanggar hukum ALLooh yang merupakan
suatu tindak kedzholiman.
Dan bila perayaan tersebut merupakan
perayaan orang kafir maka makin parah dosanya sebab hal itu merupakan tasyabbuh
(menyerupai) mereka dan termasuk bentuk loyalitas kepada mereka, sedangkan
ALLooh dalam Al-Qur’an telah melarang kaum mukminin menyerupai orang-orang
kafir dan loyal kepada mereka. Juga, telah shohih bahwa Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut.”
[HR. Imam Abu Daawud dan Imam Achmad]
Perayaan Valentine’s Day termasuk
hal di atas karena termasuk perayaan penyembah berhala dan ummat Nasrani. Maka
tidak boleh ummat Islam yang beriman kepada ALLooh dan hari akhir ikut
merayakannya, menyetujuinya, dan mengucapkan selamat untuknya.
Bahkan yang wajib adalah
meninggalkannya dan menjauhinya sebagai ketaatan kepada ALLooh dan Rosul-NYA
serta menjauhi sebab kemurkaan ALLooh. Sebagaimana pula diharamkan membantu
semaraknya acara ini atau perayaan-perayaan haram lainnya baik dengan jual
beli, mengirim kartu, mencetak, mensponsori, dan sebagainya karena semua itu
termasuk tolong-menolong dalam dosa dan kemaksiatan. ALLooh SWT berfirman:
“…. Dan tolong-menolonglah kamu
dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran… [QS. Al-Ma’idah:2]
Ulama menyebutkan beberapa dampak negatif
perayaan Valentine’s Day, di antaranya:
Pertama, Valentine’s Day hari raya
bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam.
Kedua, merayakan Valentine’s Day
dapat menyebabkan cinta yang semu.
Ketiga, menyebabkan hati sibuk
dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan
petunjuk para salafush-sholih.
Dampak buruk lainnya, terhapuslah
nilai-nilai Islam serta memperbanyak jumlah mereka dengan mendukung dan
mengikuti agama mereka.
Alhasil, hendaklah kaum muslimin
sekarang ini mengetahui dan berhati-hati terhadap propaganda yang diserukan
oleh orang-orang kafir yang berusaha menjauhkan kaum muslimin dari ajaran Islam
dan melegalkan ajarannya yang sesat lagi menyesatkan.
VALENTINE, Hari Cinta?
Dikatakan, Valentine itu hari untuk
menyebarkan kasih sayang dan cinta. Benarkah demikian? Salah, bahkan pernyataan
itu sungguh memprihatinkan! Bukankah dengan demikian seolah-olah Islam tidak
mengenal cinta kasih, padahal dalam Islam ajaran cinta kasih memiliki kedudukan
tersendiri dengan skala prioritas sebagaimana tercantum dalam beberapa ayat
yang ada di dalam Al-Qur’an.
Kelihaian dan kelicikan musuh Islam
untuk menipu ummat Islam patut diacungi jempol. Valentine’s Day yang berbau
syirik pun bisa terbungkus dan terpoles rapi dan digandrungi oleh generasi muda
Islam yang tidak memiliki kekuatan Ilmu agama.
Kesimpulannya, Valentine’s Day
merupakan hari raya orang kafir yang penuh kesyirikan. Tidak boleh ummat Islam
ikut-ikutan merayakannya, dan membantu memeriahkannya dengan memperdagangkan
alat-alat yang digunakan. Wajib ummat Islam menghindari kemurkaan ALLooh.
Kasih Sayang dalam Islam
Firman ALLooh SWT: “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita,
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal.
Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi ALLooh adalah orang yang paling
bertaqwa. Sesungguhnya ALLooh Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” [QS.
Al-Hujurot:13]
Sebenarnya dalam Islam tidak
mengenal hari kasih sayang, kasih sayang dalam Islam terhadap sesama tidaklah
terbatas dengan waktu dan di manapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan
sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi
SAW bersabda: “Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” [HR.
Imam Bukhooriy]
Islam sangat melarang keras untuk
saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih
sayang terhadap ummat manusia. RosuuluLLooh SAW bersabda: “Janganlah kamu
saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu
sebagai hamba-hamba ALLooh yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang
muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap saudaranya lewat tiga hari.”
[HR. Imam Muslim]
Di sini jelas bahwa kita dianjurkan
sekali untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama sebagai tanda kasih
sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan serta
dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan.
Dalam hadits Nabi SAW: “Perumpamaan
orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama
mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka
akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan
insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin).” [HR. Imam Muslim]
Bahkan dalam hadits lain disebutkan:
“Tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang”, jadi jelas bahwa yang
masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang
tanpa dibarengi dengan niat jelek.
Dengan datangnya Valentine’s Day
dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang tidak mengerti akan mampu terjerumus
dalam hal-hal negatif dengan mentafsirkan kasih sayang di hari yang special
ini. Firman ALLooh SWT: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” [QS
Al-Isroo’:32]
Oleh karena itu kita meski sadar apa
arti yang sesungguhnya sebuah kasih sayang. Dan masih banyak lagi di antara
hadits Nabi SAW yang menerangkan tentang kasih sayang yang membawa kebaikan
bagi ummat manusia. Dengan demikian marilah kita mencontoh budi pekerti Nabi
Muchammad SAW yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits sebagai jalan untuk
kebaikan untuk di dunia dan hari kemudian.
Sudah saatnya pemuda Islam sadar
dari keterpurukan dan bangkit menyongsong masa depan yang sudah berada di
tangan Islam.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment