Thursday, December 21, 2017

HINDARI MABUK SANJUNGAN

Ini Tanda-tanda Orang yang Tidak Terlalu Pintar, Tapi Bersikap Sok PintarSiapa di antara kita yang tidak suka disanjung dan dipuji? Pastilah semua orang menginginkannya dan merasa senang bila dirinya disanjung dan dipuji, asalkan sanjungan tersebut sesuai dan tidak membuat seseorang lupa daratan.
Sanjungan yang berlebihan dapat menjerumuskan seseorang pada perbuatan tercela, sehingga ia menganggap bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat, sempurna, terpuji dan terhormat. Dengan demikian, dia akan menilai bahwa derajat dan kehormatan seseorang itu ditentukan oleh sedikit banyaknya orang yang memuji. Jika yang memuji sedikit, maka derajatnya rendah, sebaliknya jika yang memuji itu banyak maka dia termasuk orang yang terhormat dan mulia.
Hanya orang bodoh dan orang yang hatinya telah dikuasai oleh luapan hawa nafsu akan lupa daratan dan tidak mengerti makna dan tujuan sanjungan. Sehingga ia menilai bahwa sanjungan merupakan ukuran untuk mengukur kemuliaan seseorang. Dari pemikiran inilah akhirnya ia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sanjungan.
Orang yang gila sanjungan adalah orang yang kehilangan kepercayaan diri sehingga ia membutuhkan orang lain untuk memujinya. Baginya pujian adalah segala-galanya dan nilai yang sangat berharga untuk membuktikan kalau keberadaannya ada dan diakui. Oleh sebab itu, jika apa yang ia lakukan tidak mendapat pujian maka dia sangat kebingungan dan bersedih, karena hal itu, menunjukkan kelemahannya dirinya. Dari sinilah akhirnya ia berusaha melakukan sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dan sanjungan. Tingkah laku orang seperti ini menandakan kalau hatinya terserang penyakit gila sanjungan. Penyakit ini sangat berbahaya dan bisa mempengaruhi terhadap perkembangan mental dan perilakunya.
Seorang yang terpedaya oleh rayuan hawa nafsu, ia akan selalu condong dipuja dan disanjung, ia selalu mengharapkan sanjungan dari apa yang dilakukannya. Baginya sanjungan itu adalah arak yang dituangkan ke dalam mulutnya. Akhirnya ia pun mabuk kepayang seolah-olah dunia telah jadi miliknya. Ia tak sadar bahwa sesungguhnya itu hanyalah sebuah tamparan belaku. Bila ada seorang yang mengkritik pekerjaan dan membimbingnya ke jalan yang benar, ia tidak mau menerimanya, keningnya berkerut, berpaling dengan congkaknya. Inilah tipe orang yang gila kehormatan yang senang disanjung, dan suka memuji dirinya sendiri, tetapi ia lupa terhadap belang dan kekurangan yang menumpuk di pundaknya.
Bagi orang yang berakal sehat dan berhati jernih, tidak akan merasa gembira dengan sanjungan yang ditujukan kepadanya, sanjungan itu malah akan menjadi beban bagi dirinya. Ia sadar bahwa orang yang menyanjungnya itu hanya menyebutkan kebaikan saja, sedangkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan ditutup-tutupi. Ia tidak suka kepada sanjungan dan pengakuan dari orang lain, karena itu akan membuatnya lupa, ia lebih suka kritikan yang bersifat konstruktif. Karena hal itu merupakan penunjuk kekurangan dan kesalahan, sehingga dirinya dapat terhindar dari kesalahan yang lebih fatal. Dengan demikian, jiwanya akan tetap suci dari kecongkakan, bersih dari akhlaq tercela. Seorang ahli hikmah berkata: “Yang disebut sahabat adalah orang yang berkata benar kepadamu, bukan orang yang selalu membenarkan kamu.”
Orang yang gila terhadap sanjungan pada akhirnya mabuk pada pemujaan terhadap dirinya sendiri, ia merasa lebih baik, lebih mulia, lebih pandai, lebih terhormat, dan lebih hebat dari yang lain, ia akan merasa sempurna dan tidak ada orang lain yang sanggup untuk menandinginya.
Ada sebagian ahli hikmah ditanya: “Apa kebenaran yang buruk itu?”. Ia menjawab: “Seseorang yang memuji terhadap dirinya sendiri.”
Waspadalah dan janganlah kita cepat mabuk terhadap pujian dan sanjungan, sebab tidak sedikit orang yang tertipu dan tergelincir dalam kesesatan karena pujian dan sanjungan. Janganlah kita mudah terkecoh oleh kata-kata indah yang keluar dari mulut orang yang menyanjung kita. Karena kebanyakan dari mereka hanya manis di bibir saja, pandai bersandiwara, ingin memikat hati kita, dan mengharapkan jatuhnya sepersen uang dari saku kita atau keuntungan lainnya. Jauhilah jalan ini, karena ia hanya membawa kepada perbuatan dusta. Dusta merupakan dosa yang paling jahat dan keji. Berpegang teguhlah kepada orang yang dengan ikhlas mengkritik amal perbuatan kita, menampakkan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, serta mau membimbing kita ke jalan yang lurus yang diridhoi ALLooh SWT.
Orang yang gila sanjungan adalah orang yang tertipu, yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam perbuatan riya’ dan sum’ah. Semua amalnya hanya ditujukan kepada manusia agar dirinya memperoleh pujian dan sanjungan. Inilah orang yang tolol yang tidak bisa mempergunakan akal sehatnya,  ia merelakan jerih payah amalnya sirna di hadapan ALLooh SWT, hanya ingin mengharapkan pujian dan sanjungan di depan manusia.
Sahabat Sayyidina Ali KWH mengatakan, bahwa setiap amal yang mengharapkan kunjungan sanjungan dan pujian dari manusia adalah riya’. Sebagaimana perkataan beliau: “Orang yang riya’ itu memiliki tiga alamat, yaitu:
1.       Malas beramal ketika ia sendirian dan giat beramal ketika dirinya berada di tengah orang banyak;
2.       Menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji; dan
3.       Mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.
Karena letaknya riya’ dan gila sanjungan itu bersumber dari hati, maka bersihkanlah hati dari noda cela ini, karena ia termasuk penyakit hati yang bisa menelanjangi amal kita. Hiasi dan taburilah jiwa kita dengan akhlaq yang terpuji, singkirkanlah jauh-jauh perasaan kita dari mabuk sanjungan dan kehormatan, karena ini merupakan tipu  daya setan yang akan menyesatkan kita. Mohonlah ampunan kepada ALLooh dari segala noda yang pernah melekat dalam hati kita, Insyaa ALLooh kita akan selamat.

WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

0 comments:

Post a Comment