ALLOOH SWT berfirman dalam QS Al
An’am ayat 132 yang artinya, “Dan masing-masing orang memperoleh
derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan ALLOOH tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Islam adalah agama yang
menganjurkan pemeluknya untuk bekerja, berjuang dan berusaha. Orang yang
memeluk agama Islam tidak boleh menjadi orang yang malas-malasan.
Namun dalam bekerja dan berusaha
tidak boleh melupakan ibadah yang wajib seperti sholat, puasa, zakat dan
sebagainya. Juga bekerja dan berusaha tidak boleh lepas dari aturan main agama
Islam.
Islam mengajarkan manusia supaya
jujur, bertanggung jawab, dan seterusnya yang mana prinsip-prinsip Islam
seperti itu harus tetap menempel pada jiwa seseorang dalam kegiatannya bekerja
dan berusaha. Dengan kata lain kita sholat, kita puasa dengan membawa iman,
namun kita bekerja dan berusaha juga karena taat kepada ALLOOH SWT itupun
disebut dengan dengan ibadah.
RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Wahai ummatku! Bekerjalah sesuai
dengan kesanggupan kalian masing-masing, aku pun juga bekerja”.
Ini menggambarkan bahwa
RosuuluLLooh adalah seorang yang giat bekerja dan tak kenal lelah. Jika kita
lihat dari sejarah kehidupan beliau, maka kita dapati bahwa di samping giat
beribadah dan berdakwah Islam, beliau juga tidak berhenti dan tak mengenal
lelah dalam bekerja dalam hidupnya.”
Dari sini, jelaslah terlihat
gerak dari kehidupan beliau dengan giat bekerja sebagai utusan ALLOOH, kepala
negara, pemimpin perang, petani, pedagang. Namun beliau berusaha melaksanakan
semua itu dengan giat dan tidak lupa tawakkal kepada ALLOOH.
Dalam QS At-Tholaq ayat 3 ALLOOH
SWT berfirman:
“Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada ALLOOH, niscaya ALLOOH akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya
ALLOOH melaksanakan urusan (yang dikehendaki) nya. Sesungguhnya ALLOOH telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.
RosuuluLLooh SAW juga bersabda
mengenai tawakkal ini yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Sayyidina
Umar bin Khoththob:
“Seandainya kamu bertawakkal
tentu ALLOOH akan memberi rezeki kepadamu, sebagaimana ALLOOH memberi rezeki
kepada burung pagi-pagi dalam keadaan lapar, sore hari dalam keadaan kenyang”.
Dari sini kita pahami bahwa Islam
itu adalah agama yang mengajarkan kepada kita untuk selalu optimis, kita
diperintahkan untuk berusaha semampu kita untuk tawakkal, menyerahkan segala
hasil usahanya kepada ALLOOH.
ALLOOH SWT berfirman dalam QS
Yusuf ayat 87:
“Janganlah kamu berputus asa dari
Rochmat ALLOOH, sesungguhnya tidak berputus asa dari Rochmat ALLOOH, melainkan
kaum kafir”.
Pada zaman sekarang ini,
banyaklah orang yang berusaha, kemudian tidak menghasilkan sesuatu sebagaimana
yang ia harapkan, lalu dia berputus asa dan butuh diri. Na’udzubiLLaahi min
dzalik.
Perbuatan bunuh diri itu adalah
perbuatan yang dilaknat oleh ALLOOH, dan menimbulkan kehancuran dalam hidupnya,
bukan hanya kehancuran dalam hidupnya di dunia, melainkan menyebabkan
kehancuran di akhirat nanti, karena tempat bagi orang-orang yang putus asa dan
bunuh diri tidak lain adalah neraka.
Maka jelaslah bahwa Islam itu
agama yang menjaga manusia dari kehancuran dan memberikan kebahagiaan. Bukan
hanya kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga kebahagiaan yang abadi di
akhirat nanti.
Oleh karena itu, tawakkal sendiri
sebenarnya sulit untuk dijiwai tanpa pendalaman agama secara universal, dengan
mempelajari ajaran agama Islam lewat pendidikan yang formal maupun non formal.
Dalam pendidikan formal misalnya
dengan memasukkan anak-anak kita ke sekolah agama. Dan dalam pendidikan non
formal, misalnya dalam majlis ta'lim, pengajian-pengajian di masjid, di
Mushola, dan di tempat manapun, atau dengan cara yang lain.
Tawakkal, sekali lagi, haruslah
ada di hati setiap muslim. Dengan usaha dan tawakkal kepada ALLOOH,
insyaaALLooh kita akan mendapatkan hasil apapun, namun akan memuaskan hati
kita, karena yang kita harapkan hanyalah keridhoan ALLOOH SWT semata.
Tawakkal bukan berarti pasrah
kepada ALLOOH tanpa disertai dengan usaha dan doa.
Ada cerita menarik…….. ada orang
yang mengendarai seekor unta, kemudian datang saatnya sholat dzhuhur, maka ia
berhenti di samping sebuah masjid dan ia turun dari untanya tanpa mengikatnya
terlebih dahulu.
Setelah selesai sholat, maka ia
untanya tidak ada di tempatnya lagi. Maka ketika ia ditanya mengapa kamu tidak
mengikat untamu sebelum kamu meninggalkannya?
Dia menjawab bahwa dirinya
bertawakkal, dia pasrahkan segalanya kepada ALLOOH. Ia mengira bahwa
perbuatannya itu baik, namun sebenarnya tidaklah demikian tawakkal itu, melainkan
disertai dengan usaha dan doa beserta harapan akan baiknya hasil.
Oleh sebab itu kita fahami dengan
baik apa tawakkal itu dan kita terapkan dalam setiap langkah kita agar kita
mendapatkan Ridho ALLOOH.
Akhirnya, marilah kita berdoa
kepada ALLOOH agar Dia memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa
berusaha disertai tawakkal dan tidak berputus asa. Aamiiiin Yaa Robbal
Aalamiiin
0 comments:
Post a Comment