Friday, October 13, 2017

Tawakkal itu Bukanlah Malas Bekerja

Hasil gambar untuk Tawakkal itu Bukanlah Malas BekerjaALLOOH SWT berfirman dalam QS Al An’am ayat 132 yang artinya, “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan ALLOOH tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”

Islam adalah agama yang menganjurkan pemeluknya untuk bekerja, berjuang dan berusaha. Orang yang memeluk agama Islam tidak boleh menjadi orang yang malas-malasan.

Namun dalam bekerja dan berusaha tidak boleh melupakan ibadah yang wajib seperti sholat, puasa, zakat dan sebagainya. Juga bekerja dan berusaha tidak boleh lepas dari aturan main agama Islam.

Islam mengajarkan manusia supaya jujur, bertanggung jawab, dan seterusnya yang mana prinsip-prinsip Islam seperti itu harus tetap menempel pada jiwa seseorang dalam kegiatannya bekerja dan berusaha. Dengan kata lain kita sholat, kita puasa dengan membawa iman, namun kita bekerja dan berusaha juga karena taat kepada ALLOOH SWT itupun disebut dengan dengan ibadah.

RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Wahai ummatku! Bekerjalah sesuai dengan kesanggupan kalian masing-masing, aku pun juga bekerja”.
Ini menggambarkan bahwa RosuuluLLooh adalah seorang yang giat bekerja dan tak kenal lelah. Jika kita lihat dari sejarah kehidupan beliau, maka kita dapati bahwa di samping giat beribadah dan berdakwah Islam, beliau juga tidak berhenti dan tak mengenal lelah dalam bekerja dalam hidupnya.”

Dari sini, jelaslah terlihat gerak dari kehidupan beliau dengan giat bekerja sebagai utusan ALLOOH, kepala negara, pemimpin perang, petani, pedagang. Namun beliau berusaha melaksanakan semua itu dengan giat dan tidak lupa tawakkal kepada ALLOOH.

Dalam QS At-Tholaq ayat 3 ALLOOH SWT berfirman:
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada ALLOOH, niscaya ALLOOH akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya ALLOOH melaksanakan urusan (yang dikehendaki) nya. Sesungguhnya ALLOOH telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

RosuuluLLooh SAW juga bersabda mengenai tawakkal ini yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Sayyidina Umar bin Khoththob:
“Seandainya kamu bertawakkal tentu ALLOOH akan memberi rezeki kepadamu, sebagaimana ALLOOH memberi rezeki kepada burung pagi-pagi dalam keadaan lapar, sore hari dalam keadaan kenyang”.

Dari sini kita pahami bahwa Islam itu adalah agama yang mengajarkan kepada kita untuk selalu optimis, kita diperintahkan untuk berusaha semampu kita untuk tawakkal, menyerahkan segala hasil usahanya kepada ALLOOH.

ALLOOH SWT berfirman dalam QS Yusuf ayat 87:
“Janganlah kamu berputus asa dari Rochmat ALLOOH, sesungguhnya tidak berputus asa dari Rochmat ALLOOH, melainkan kaum kafir”.

Pada zaman sekarang ini, banyaklah orang yang berusaha, kemudian tidak menghasilkan sesuatu sebagaimana yang ia harapkan, lalu dia berputus asa dan butuh diri. Na’udzubiLLaahi min dzalik.

Perbuatan bunuh diri itu adalah perbuatan yang dilaknat oleh ALLOOH, dan menimbulkan kehancuran dalam hidupnya, bukan hanya kehancuran dalam hidupnya di dunia, melainkan menyebabkan kehancuran di akhirat nanti, karena tempat bagi orang-orang yang putus asa dan bunuh diri tidak lain adalah neraka.

Maka jelaslah bahwa Islam itu agama yang menjaga manusia dari kehancuran dan memberikan kebahagiaan. Bukan hanya kebahagiaan di dunia saja, melainkan juga kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti.

Oleh karena itu, tawakkal sendiri sebenarnya sulit untuk dijiwai tanpa pendalaman agama secara universal, dengan mempelajari ajaran agama Islam lewat pendidikan yang formal maupun non formal.

Dalam pendidikan formal misalnya dengan memasukkan anak-anak kita ke sekolah agama. Dan dalam pendidikan non formal, misalnya dalam majlis ta'lim, pengajian-pengajian di masjid, di Mushola, dan di tempat manapun, atau dengan cara yang lain.

Tawakkal, sekali lagi, haruslah ada di hati setiap muslim. Dengan usaha dan tawakkal kepada ALLOOH, insyaaALLooh kita akan mendapatkan hasil apapun, namun akan memuaskan hati kita, karena yang kita harapkan hanyalah keridhoan ALLOOH SWT semata.

Tawakkal bukan berarti pasrah kepada ALLOOH tanpa disertai dengan usaha dan doa.

Ada cerita menarik…….. ada orang yang mengendarai seekor unta, kemudian datang saatnya sholat dzhuhur, maka ia berhenti di samping sebuah masjid dan ia turun dari untanya tanpa mengikatnya terlebih dahulu.

Setelah selesai sholat, maka ia untanya tidak ada di tempatnya lagi. Maka ketika ia ditanya mengapa kamu tidak mengikat untamu sebelum kamu meninggalkannya?

Dia menjawab bahwa dirinya bertawakkal, dia pasrahkan segalanya kepada ALLOOH. Ia mengira bahwa perbuatannya itu baik, namun sebenarnya tidaklah demikian tawakkal itu, melainkan disertai dengan usaha dan doa beserta harapan akan baiknya hasil.

Oleh sebab itu kita fahami dengan baik apa tawakkal itu dan kita terapkan dalam setiap langkah kita agar kita mendapatkan Ridho ALLOOH.


Akhirnya, marilah kita berdoa kepada ALLOOH agar Dia memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa berusaha disertai tawakkal dan tidak berputus asa. Aamiiiin Yaa Robbal Aalamiiin

0 comments:

Post a Comment