Wednesday, July 12, 2017

LIBERALISME

a. Hakikat Islam Liberal
Gambar terkaitIstilah Islam liberal pertama kali digunakan oleh sarjana-sarjana barat seperti Leonard Binder (Islamic Liberalism) Charles Kuzman (Liberal Islam). Istilah ini digunakan untuk mengistilahkan Islam baru yang sejajar dengan berbagai madzhab dalam Islam, sehingga maksudnya adalah aliran pemikiran baru yang bersifat liberal di kalangan ummat Islam. Namun demikian, Islam Liberal tidak dapat dikategorikan sebagai madzhab Islam karena alasan: (1) Islam Liberal tidak bersumber pada induk yang disepakati madzhab-madzhab dalam Islam, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits; (2) Islam Liberal bertujuan meliberalkan Islam dan membongkar ajaran-ajarannya yang telah disepakati seluruh ummat Islam.

Dengan demikian, Islam Liberal bukan pemikiran Islam sebenarnya. Bahkan lebih tepat dikatakan bahwa Islam Liberal adalah pemikiran liberal yang ditujukan kepada Islam

b. Prinsip-prinsip Liberalisme
Dalam memasarkan pemikirannya, kaum liberal memiliki beberapa prinsip, yaitu:
1) Sekularisasi, yaitu pembebasan manusia dari kungkungan agama dan hal ghoib yang berkaitan dengan agama.
2) Pluralisme agama, yaitu paham yang menyamakan semua agama (adalah benar).
3. Dekonstruksi agama, yaitu membongkar ajaran-ajaran agama yang telah mapan.

c. Isu-isu Sentral Liberalisme
Liberalisme memiliki beberapa isu sentral, yaitu sekularisme, pluralisme agama, kritik Al-Qur'an, hermeneutika, dan feminisme.

1) Sekularisme
Dalam topik ini, aktivis liberalisme pernah mengatakan: "Agama Islam bila diteliti benar-benar dimulai dengan proses Sekularisasi lebih dulu. Justru ajaran "Tauhid" itu merupakan pangkal tolak proses Sekularisasi besar-besaran."

Pernyataan itu secara jelas mengajak pada Sekularisasi. Syaikh Achmad bin Isa Al-Anshoriy menjelaskan bahwa makna Laa Ilaaha illaaLLooh mencakup nafi dan itsbat, yaitu menafikan semua individu dari hakikat ketuhanan selain ALLOOH, dan menetapkan satu individu sebagai satu-satunya Tuhan yaitu ALLOOH SWT.

2) Pluralisme Agama
Aktivis liberalisme mengatakan: "Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar."

Sementara itu aktivis lain menandaskan:
"Dan konsekuensinya, ada banyak kebenaran dalam tradisi dan agama-agama... Mahatma Gandhi pun seirama dengan mendeklarasikan bahwa semua agama entah Hibduisme-Buddhisme, Yahudi, Kristen, Islam, Zoroaster, maupun lainnya adalah benar...."

Pernyataan itu meniscayakan kesimpulan, bahwa semua agama itu sama dan benar. Padahal seorang muslim harus meyakini bahwa hanya Islam agama yang benar. ALLOOH SWT berfirman:
"Barangsiapa mencari agar selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." [QS. Al-Baqoroh: 85]

Al Imam Muchammad Asy-Syirbini menyatakan bahwa tidak menganggap kufur non Muslim merupakan perbuatan riddah (keluar dari agama Islam). Dia menegaskan, di antara penyebab murtad adalah tidak menganggap kuda pemeluk agama selain Islam seperti Nasroni, atau ragu atas kekufurannya. Beliau menjelaskan:
"(Di antara perbuatan yang menyebabkan murtad adalah) tidak mengkafirkan orang yang beragama selain Islam, seperti Nasroni, atau meragukan kekufurannya... atau seorang pengajar anak-anak misalnya mengatakan: "Orang Yahudi lebih baik daripada kaum muslimin karena mereka berlaku adil terhadap pengajar anak-anaknya."

3) Kritik Terhadap Al-Qur'an
Dalam melontarkan kritik terhadap Al-Qur'an aktivis Liberal pernah menyatakan:
"Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Al-Qur'an dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata ALLOOH yang diturunkan kepada Nabi Muchammad secara verbatim, baik kata-katanya maupun maknanya. Keyakinan semacam ini sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Al-Qur'an sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate, dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa."

Pendapat semacam ini tidaklah benar. Para ulama telah mengingatkan, mengingkari satu huruf Al-Qur'an menyebabkan pelakunya murtad.

Syaikh Muchammad Abdul Azhim Az-Zarqoni pakar ilmu Al-Qur'an Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan, bahwa Al-Qur'an adalah KalamuLLooh. Ditegaskan: "Al-Qur'an dari awal sampai akhir adalah KalamuLLooh, bukan buatan Jibril AS maupun Nabi Muchammad SAW." Beliau menjelaskan:
"Apa yang dibawa Jibril? Hendaknya diketahui pada pembahasan ini bahwa yang dibawa oleh Jibril kepada Nabi Muchammad SAW adalah Al-Qur'an sebagai lafadz hakiki yang menjadi mukjizat dari awal Al-Faatichah hingga akhir surat An-Naas. Lafal-lafal itu adalah kalam ALLOOH, tidak ada campur tangan Malaikat Jibril dan Nabi Muchammad SAW dalam penyusunan dan pengurutannya. Namun yang mengurutkan sejak semula adalah ALLOOH SWT."

4) Hermeneutika

Para pemuka Kristen mengakui bahwa teks Bible tidak semuanya Wahyu Tuhan. Di dalamnya terdapat karangan-karangan manusia. Lalu dikembangkan metodologi penafsiran Bible yang disebut dengan nama hermeneutik. Dalam Encyclopaedia Britannica disebutkan: "Sepanjang sejarah orang-orang Yahudi dan Kristiani, tujuan utama hermeneutik dan metode tafsir yang digunakan adalah untuk mencari nilai dan kebenaran Bible." Hermeneutika yang asalnya merupakan metodologi untuk mencari kebenaran Bible, lantas diterapkan untuk menafsirkan Al-Qur'an oleh kaum Liberal.

Kesimpulan teolog Kristen tentang penerapan hermeneutika pada Bible adalah sebagai berikut:
a) Teks Bible bukan wahyu Tuhan.
b) Ada pengarangnya.
c) Pembaca mempunyai jarak masa maupun bahasa dengan wahyu Tuhan yang sebenarnya.
d) Pembaca tidak bisa memahami firman Tuhan mereka sendiri.
e) Teks Bible sangat bermasalah.
Apabila hermeneutik ini diterapkan pada Al-Qur'an, tentu teori tersebut dapat merusak keimanan ummat Islam terhadap ALLOOH, RosulNYA, Al-Qur'anNYA, dan ajaran-ajaranNYA. Karena ummat Islam akan mempertanyakan:
a) Apakah teks-teks Al-Qur'an benar?
b) Benarkah KalamuLLooh?
c) Bukankah bahasanya bahasa manusia, merupakan budaya dan sejarah manusia?
d) Tidakkah sudah bercampur dengan kata-kata manusia?
e) Apakah ALLOOH berbahasa Arab?

5) Feminisme
Feminisme di Barat bertujuan mewujudkan persamaan laki-laki dan perempuan (gender quality). Di Indonesia, kaum feminis menuntut persamaan dalam hukum-hukum syari'at antara lelaki dan perempuan. Seorang aktivis Feminisme pernah menyatakan:
a) Poligami tidak sah dan mesti dibatalkan karena undang-undang.
b). Perkawinan beda agama, termasuk antara Muslimah dan non muslim mestinya sah.
c) Masa iddah bukan untuk wanita saja, namun juga untuk kaum laki-laki, yaitu: 130 hari.
d) Istri boleh menjatuhkan talak.
e) Bagian warisan laki-laki dan perempuan adalah sama.


Dari uraian-uraian tersebut bisa disimpulkan, bahwa Islam Liberal bukan madzhab dalam Islam, tapi pemikiran Liberal yang ditujukan pada Islam.

[sumber: Khazanah Aswaja]

0 comments:

Post a Comment