Ketahuilah bahwa hanya bagi
ALLOOH SWT segala pujian kita persembahkan. DIA yang telah menciptakan dunia
dan menjadikannya sebagai bekal seorang mukmin untuk akhiratnya. Dunia sebagai
tempat untuk menunaikan ketaatan kepada Tuhannya. Sedangkan bagi mereka
orang-orang yang jahat, dunia dijadikan sebagai barang hiasan yang dapat
digunakan untuk memuaskan syahwatnya dan memperoleh kelezatannya dalam keadaan
melalaikan Tuhannya dan akhirat.
Kemudian ALLOOH SWT memenuhi
dunia ini dengan berbagai macam kebutuhan makhluq dengan beraneka ragam
keindahan yang bisa mereka nikmati. Di dalamnya ALLOOH SWT menciptakannya
sesuai kadar kebutuhan mereka dan masih banyak lagi yang di luar kebutuhan
mereka.
Kemudian DIA mengizinkan bagi
para hamba untuk mengambil dari materi duniawi sesuai kebutuhan mereka, agar
dipergunakan sebagai penopang untuk menempuh jalan akhirat. Dan DIA
mengingatkan mereka agar tidak mengambilnya melebihi dari kebutuhan mereka. DIA
mengajak mereka untuk hidup zuhud dan mendorong mereka untuk tidak terlalu
terbuai olehnya. Dalam hal ini, manusia terbagi menjadi beberapa golongan.
*Golongan pertama*, ada di antara
mereka yang mengambil dari materi duniawi dalam kadar di bawah taraf kebutuhan
mereka. Hal ini sebagai bentuk sikap berhati-hati. Namun apabila ada sesuatu
yang lebih masuk ke tangan mereka yang di luar keinginan ataupun upaya mereka,
maka mereka segera menyalurkannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Di antara golongan ini adalah para
Nabi dan para Rosul, serta para Shiddiqiin, dan juga para 'Ulama yang teguh
serta hamba ALLOOH SWT yang sholeh yang mana mereka merupakan pewaris sempurna
para Nabi dan Rosul. Mereka adalah orang-orang zuhud yang benar-benar
menjauhkan dirinya dari dunia.
Golongan kedua, mereka mengambil
dari materi duniawi ini sesuai dengan kebutuhan saja. Mereka mengambilnya
berdasarkan pemikiran yang tepat tanpa adanya tujuan lain.
Golongan ketiga, mereka
mengambildari materi duniawi melebihi kebutuhan mereka. Golongan ini terbagi
menjadi banyak, ada yang mengambil melebihi kebutuhan mereka namun sebagian
dari itu dipergunakan untuk bersedekah dan menyalurkannya kepada jalan-jalan
kebaikan secara bertahap.
Ada juga yang terjerumus dalam
kecerobohan dan marabahaya, ada juga yang mengambil melebihi kebutuhan mereka
dengan tujuan untuk menikmatinya sesuai dengan jalan yang dibenarkan oleh
syari'at. Meskipun demikian, ia mengakui keutamaan orang-orang yang zuhud dan
ia menyadari bahwa keadaannya ini membuat derajatnya berada di bawah mereka
yang tinggi nan mulia. Golongan ini masih ada harapan mendapat cipratan
Rochmat.
Di antara mereka ada sebagian
orang yang terlalu berlebih-lebihan dalam masalah ini disertai dengan kelalaian
dan amal perbuatan yang tercampur aduk. Mereka tertipu akan angan-angan karunia
ALLOOH SWT, bahkan sebagian dari mereka karena kebodohan dan keberanian mereka
terhadap ALLOOH SWT, merasa kedudukannya lebih tinggi dari kedudukan
orang-orang yang zuhud.
Ada juga yang mengaku bahwa
meskipun ia dalam keadaan yang sangat berlebihan, ia menganggap kalau dirinya
masih berada dalam batas kebutuhannya, bahkan merasa yang ia ambil adalah
sekedar kebutuhan darurat saja.
Ada juga yang mengaku bahwa ia
mengambil materi duniawi dan mengumpulkannya dengan tujuan untuk bersedekah dan
menyalurkannya untuk berbagai kegiatan kebaikan, sedangkan ia sangat jauh dari
kenyataan ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbuatannya yang bertentangan
dengan pengakuannya.
Dan yang menyaksikan segala
perbuatannya adalah Tuhannya. Bahkan para malaikat pencatat amal, para hamba
ALLOOH SWT yang beriman, juga melihat apa yang dilakukannya. Amal perbuatan
mereka tidak baik, usahanya yang buruk, di samping itu pengakuan atas dirinya.
Mereka inilah hamba-hamba yang tertipu akan angan-angan karunia Tuhannya.
Semoga ALLOOH SWT memberi
keselamatan bagi kita dari semua hal menyesatkan, kebohongan, serta berbagai
macam bencana yang besar. Dan semoga ALLOOH SWT membentangkan tabir
perlindunganNYA bagi kita dan bagi seluruh ummat Islam. Aamiiiin.
WaLLoohu a'lam.
0 comments:
Post a Comment