Thursday, May 25, 2017

Sang Qodhi dan Si Pencuri Kafan

Hasil gambar untuk si pencuri kain kafan
Diceritakan oleh sebagian ulama' salaf: Bahwasanya di suatu negeri ada seorang yang gemar mencuri kain kafan di wilayah yang terdapat seorang hakim yang shoolich. Tatkala mendekati kematian sang qodhi, ia memanggil si pencuri kafan itu, lalu berkata: "Sungguh telah sampai kepadaku kabar, bahwa engkau adalah seorang pencuri kain kafan dan sungguh telah diungkapkan akan kematianku. Aku telah menghitung harga kafanku, maka ambillah ini dan jangan kau koyak-koyak kafanku kelak di dalam kubur."
Si pencuri kafan itu mengijabahi permintaan itu.

Tatkala datang waktu kematian sang Qodhi, dan kabar itu sampai kepada si pencuri kafan dari istrinya. Sang istri berpesan, "berhati-hatilah, jika engkau hendak mencuri kain kafannya. Lebih baik jangan kau lakukan hal itu." Si pencuri itu tidak menggubris ucapan istrinya. Dia pun langsung pergi ke kuburan Sang Qodhi.

Manakala ia sampai di kuburan Sang Qodhi dan telah masuk ke dalamnya, ia melihat mayit itu duduk. Di sana ada dua malaikat yang satu di antaranya berkata kepada yang lain. Malaikat I," Ciumlah kedua kakinya!" Lalu diciumilah kaki sang Qodhi dan berkata malaikat itu: "Tidak ada sedikitpun bau maksiat dari kedua kakinya".

Malaikat I "Ciumlah kedua tangannya!" Lalu diciumilah kedua tangan sang Qodhi dan berkatalah malaikat itu, "Kedua tangannya tidak digunakan untuk bermaksiat".

Malaikat I," Ciumlah kedua matanya!" Lalu diciumilah kedua mata sang Qodhi dan berkata malaikat itu," Sesungguhnya kedua matanya tidak pernah melihat hal yang charom sekalipun."

Malaikat I, " Ciumlah kedua telinganya!" Lalu diciumilah salah satu dari telinganya namun tidak ditemukan sesuatu. Lalu diciumilah pada sisi telinga yang lain dan dia berhenti menemukan sesuatu lalu berkatalah malaikat yang lain: "Apakah telah mendapatkannya? Malaikat lain menjawab: "Sebagian berbau."

Malaikat I: "Aku ingin mencium bau itu."
Sesungguhnya bau itu disebabkan karena dia berat sebelah tatkala mendengar perkara dari dua orang yang tengah berselisih. Tatkala ditiup telinga itu, keluarlah api darinya yang langsung memenuhi kuburannya. Sang pencuri kafan pun tersambar karena tak dapat mengelak, dan dia pun menjadi buta.


Kisah ini dijelaskan dalam kitab "Qom'un Nufuus"
Dan diceritakan kembali oleh Guru kami Al Ustadz Isa Laa Tansaa ST., pada rutinan ta'lim Senein malam Selasa 10 April 2017/ 13 Rojab 1438 H dengan Kajian Kitab Nashooichul 'Ibad.

0 comments:

Post a Comment