Wednesday, May 10, 2017

DETIK-DETIK WAFATNYA UMMUL MUKMININ SITI KHODIJJAH R.ANHA

Hasil gambar untuk wafatnya siti khadijahDalam kitab Al Busyro, yang ditulis Sayyid Muchammad bin Alawiy Al Maliky al Hasani disebutkan, istri RosuuluLLooh SAW, Siti Khodijah wafat pada hari ke-11 bulan Romadhon tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum RosuuluLLooh SAW hijrah ke Madinah. Siti Khodijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia RosuuluLLooh SAW sekitar 50 tahun.

Diriwayatkan, ketika Siti Khodijah sakit menjelang ajal, Siti Khodijah berkata kepada RosuuluLLooh SAW, “Aku memohon maaf kepadamu, Ya RosuuluLLooh SAW, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.”

RosuuluLLooh SAW menjawab, “Jauh dari itu ya Khodijah. Engkau telah mendukung da’wah Islam sepenuhnya”.

Kemudian Siti Khodijah memanggil Sayyidah Faathimah Azzahro dan berbisik, “Faathimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku”

Mendengar itu RosuuluLLooh SAW berkata, “Wahai Khodijah, ALLOOH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.”

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit membawa lima kain kafan. RosuuluLLooh SAW bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?”
“Kafan ini untuk Khodijah, engkau ya RosuuluLLooh SAW, Fatimah, Ali dan Hasan.”, jawab Jibril.
Malaikat Jibril berhenti dan menangis. RosuuluLLooh SAW bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”
“Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan.”

RosuuluLLooh SAW berkata di dekat jasad Siti Khodijah, “Khodijah istriku sayang, demi ALLOOH, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLOOH Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kamu hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini darimu. Permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”

“Ya ALLOOH, ya Ilahi Robbiy, limpahkanlah rahmat-MU kepada Khodijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khodijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”

Tiba-tiba Sayyidina Ali berkata, “Aku, Ya RosuuluLLooh SAW!”
Peristiwa wafatnya Siti Khodijah itu sangat menusuk jiwa RosuuluLLooh SAW. Alangkah sedih dan pedih perasaan RosuuluLLooh SAW ditinggal dua orang sangat dicintai dan mendukung perjuangannya menegakkan Islam.
Ilaa hadhrotin Nabiyyil musthofa, wa ilaa Khodijatal Kubro, al faatichah …..

Dalam kisah lain diceritakan:
Seluruh kekayaan Siti Khodijah diserahkan kepada suaminya, kepada Nabi SAW untuk perjuangan agama ini. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah milik Siti Khodijah. Tetapi ketika Siti Khodijah hendak menjelang wafat tidak ada kafan yang digunakan untuk menutupi jasad Siti Khodijah bahkan pakaian yang digunakan Siti Khodijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.

Dikisahkan, suatu hari Nabi SAW pulang dari pada dakwah islam, ketika pulang masuk ke dalam rumah, biasa Siti Khodijah menyambut, berdiri di depan pintu, ketika Siti Khodijah hendak berdiri menyambut Nabi SAW berkata, “wahai Khodijah tetaplah kamu ditempatmu”. Ketika itu Siti Khodijah sedang menyusukan Siti Faathimah yang ketika itu masih bayi.

Sahabat yang dimuliakan ALLOOH Ta’ala, karena begitu besar pengorbanan Nabi dan Siti Khodijah untuk agama ini, untuk bagaimana hari ini kita mengenal ALLOOH Ta’ala, untuk bagaimana hari ini kita mengenal Sholat.

Sahabat yang di muliakan ALLOOH Ta’ala, seluruh kekayaan mereka telah habis sehingga ketika Siti Faathimah menyusu bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang keluar yang masuk dalam mulut Siti Faathimah RAnha. Maka Nabi SAW telah mengambil ini Siti Faathimah dan diletakkan di tempat tidur. Gantilah Nabi SAW berbaring di pangkuan Siti Khodijah yang lelah seusai berjumpa dengan manusia dalam berdakwah dengan menghadapi caci maki , fitnah manusia ketika itu. Nabi tertidur, ketika itulah Siti Khodijah dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi SAW.. Tak terasa air mata Siti Khodijah menetes di pipi Nabi SAW. Nabi pun terjaga.. 

“wahai Khodijah. Kenapa engkau menangis?”. “adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muchammad?”. “Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan..”. “..tetapi hari ini engkau telah dihina orang, semua orang telah menjauhi dirimu”. “seluruh kekayaanmu habis”. “Adakah engkau menyesal wahai Siti Khodijah bersuamikan aku, Muchammad..?”.

Siti Khodijahpun berkata “Wahai suamiku. Wahai Nabi ALLOOH”. “Bukan itu yang kutangiskan”. “Dahulu aku memiliki kemuliaan..”. “.. kemuliaan itu aku serahkan untuk ALLOOH dan RosulNYA”. “Dahulu aku memiliki kebangsawanan..”. “.. kebangsawanan itu aku serahkan untuk ALLOOH dan RasulNYA”. “Dahulu aku memiliki harta kekayaan..”. “..seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk ALLOOH dan RosuulNYA”. “wahai RosuuluLLooh”. “sekarang aku tak punya apa-apa lagi”. “Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini”. “wahai RosuuluLLooh.. sekiranya aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai”. “sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan”. “engkau hendak menyebarangi sungai dan engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan”. “.. maka engkau galilah lubang-lubang kuburku, kau galilah kuburku, engkau ambilah tulang belulangku”. “kau jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu untuk jumpa dengan manusia”. “Ingatkan mereka tentang kebesaran ALLOOH”. “Ingatkan mereka kepada yang hak”. “ajak mereka kepada Islam, wahai Rosululloh”.

Sahabat yang dimuliakan ALLOOH Ta’ala. Seorang Nabi yang agung, seorang istri yang agung , suami istri berpelukan sambil menangis memikirkan agama ini.

ALLOOHuakbar..

Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Siti Khodijah sangat menusuk jiwa RosuuluLLooh SAW. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan RosuuluLLooh SAW ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Siti Khodijah dan Abu Thalib) telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan RosuuluLLooh SAW.Al Faatichah untuk Sayyidatina Siti Khodijah ...... Semoga kita semua ada di hati beliau dicintai beliau sehingga RosuuluLLooh SAW pun mencintai kita aamiin Ya Robb...

0 comments:

Post a Comment