Midodareni merupakan
upacara tirakatan yang dilaksanakan malam hari sebelum hari 'H' panggih manten
di rumah orang tua mempelai wanita. Tujuan acara itu yakni memohon berkah dari
Tuhan atas keselamatan di dalam pelaksanaan upacara panggih pengantin, serta
keselamatan dan kesejahteraan keluarga yang akan dibina oleh calon pasangan
pengantin.
Di dalam pelaksanaan
upacara ini, biasanya selalu disertai dengan upacara meratus kepala
calon
mempelai wanita yang dilakukan oleh dukun manten. Dukun manten itu pula akan
melakukan pengerikan bulu roma di bagian tengkuk serta membentuk athi-athi sang pengantin seperti hiasan rambut para bidadari.
Selain itu, upacara midodareni selalu diwarnai dengan salah satu dari ketiga macam upacara, sebagai berikut: 1. Upacara bukak kawah, apabila mempelai wanita merupakan anak sulung. 2. Upacara tumplak punjen, apabila mempelai wanita adalah anak bungsu. 3. Upacara langkahan, apabila mempelai wanita yang menikah mendahului kakaknya baik laki-laki maupun perempuan.
Pada saat upacara midodareni
menunjukkan pukul 00.00, pihak keluarga mempelai wanita
harus mengadakan
slametan yang terdiri dari serangkaian sesaji, antara lain: nasi gurih, ingkung
sepasang, serta satu gelas air putih bersih yang telah diisi dengan kembang
setaman.
0 comments:
Post a Comment