Saturday, November 12, 2016

Keharusan Menasihati dan Meluruskan Penguasa

Hasil gambar untuk Menasihati dan Meluruskan Penguasa                Dalam Islam, setiap orang berhak, bahkan berkewajiban untuk menasihati dan meluruskan penguasa bila menyimpang, menyuruhnya berbuat ma’ruf dan melarangnya berlaku mungkar. Penguasa tidak lebih hanya salah seorang dari kaum muslimin, dia tidak terlalu besar untuk dinasihati dan ditegur, dan rakyat pun tidak terlalu kecil untuk menasihati dan menegur.

                Bila amanah amar ma’ruf nahi mungkar sudah disia-siakan di tengah ummat, maka ummat ini akan kehilangan keistimewaannya dan akan ditimpa laknat seperti yang menimpa ummat-ummat manusia sebelumnya. “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [QS. Al Maidah: 79]

                RosuuluLLooh SAW bersabda: ‘Bila masyarakat melihat perbuatan dzholim lalu mereka tidak mencegahnya, maka ALLOOH akan memberikan  hukuman secara umum.” [HR. Imam Abu Dawud]


                Ketika Sayyidina Abu Bakar RA diangkat menjadi kholifah, beliau mengatakan dalam pidatonya. “Hadirin sekalian, bila saya berbuat baik, maka dukunglah saya. Bila saya berbuat buruk, maka luruskanlah saya, patuhilah saya, selama saya mematuhi ALLOOH dalam mengurusi urusan kalian. Bila saya durhaka kepada ALLOOH, janganlah patuhi saya.” Tapi, sejarah, pengalaman bangsa-bangsa yang lalu, dan kenyataan kaum muslimin mengajarkan kepada kita bahwa meluruskan penyimpangan penguasa bukanlah masalah gampang, dan rakyat pun tidak lagi punya pedang (senjata) agar mereka mampu meluruskan penyimpangan dengan kekuatan, bahkan sema pedang (senjata) berada di tangan penguasa.

0 comments:

Post a Comment