“ALLOOH SWT
menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (Yang Berhak Disembah) melainkan DIA,
Yang Menegakkan Keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para malaikat dan
orang-orang yang berilmu.” [QS. Ali Imron:18]
Dalam ayat di
atas, ALLOOH SWT memulai dengan menyebut namaNYA Yang Agung. Setelah itu
dilanjutkan dengan menyebut malaikat lantas para ahli ilmu (Ulama’). Hal ini
menunjukkan kemuliaan dan keutamaan para ahli ilmu di sisi ALLOOH SWT. Oleh sebab
itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencintai mereka para ulama’ sebagai
bagian dari ahli ilmu.
Nabi SAW
bersabda,”Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di
malam purnama atas seluruh bintang-bintang.”
Kita tidak
bisa belajar Islam langsung dari Al-Qur’an dan Hadits. Saat ALLOOH menurunkan
Al-Qur’an pun ALLOOH tidak menurunkannya langsung dalam bentuk buku kepada
manusia. Tetapi secara bertahap, ayat demi ayat melalui Nabi Muchammad SAW
selama lebih kurang 23 tahun. Nabi menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut
serta memberi contoh bagaimana cara melaksanakan sholat, puasa, zakat dan lain
sebagainya.
Firman ALLOOH SWT:
“...
bertanyalah kepada ahli dzikir (ulama’) jika kamu tidak mengetahui.” [QS. An Nahl:43]
Jadi, kita
tidak tahu tentang suatu perkara harus bertanya kepada ulama’ yang gemar
berdzikir kepada ALLOOH, bukan kepada ulama su’ yang lupa kepada ALLOOH.
ALLOOH
meninggikan derajat ulama’ daripada orang-orang awam. Pemahaman ulama’ terhadap
Al-Qur’an dan Hadits atau masalah-masalah itu lebih baik daripada pemahaman
orang-orang awam.
“...ALLOOH
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, ALLOOH Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.: [QS. Al Mujaadalah (58): 11]
Katakanlah: “Apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” [QS Az Zumar (39): 9]
“Sesungguhnya
orang yang takut kepada ALLOOH di antara hamba-hambaNYA hanyalah ulama.” [QS.
Fathir(35): 28]
Kita harus
memuliakan apa yang dimuliakan ALLOOH: “Demikianlah,
dan barangsiapa mengagungkan perkara-perkara yang dihormati oleh ALLOOH, maka
hal itu lebih baik baginya di sisi ALLOOH.” [QS Al-Hajj: 30]
“Demikianlah,
dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar ALLOOH maka sesungguhnya hal itu
termasuk ketaqwaan hati.” [QS Al-Hajj: 32]
Muliakanlah
Ulama’
Dari Sayyidina
Abu Musa RA berkata: “RosuuluLLooh SAW bersabda, ‘Setengah daripada cara
mengagungkan ALLOOH Ta’aala ialah dengan memuliakan orang Islam yang sudah
berubah serrta orang yang hafal Al-Qur’an yang tidak melampaui batas ketentuan -dalam
membacanya- dan tidak pula meninggalkan membacanya. Demikian pula memuliakan
seorang sulthon –penguasa pemerintahan yang adil-.” Hadits Hasan yang diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud.
Dari Amr bin
Syu’aib dari ayahnya dari neneknya RA berkata: “RosuuluLLooh SAW bersabda,’Tidak
termasuk dari golongan kita –ummat Islam- orang yang tidak belas kasihan kepada
golongan kecil di antara kita –baik usia atau kedudukannya- serta tidak
termasuk golongan kita pula orang yang tidak mengerti kemuliaan –cara memuliakan-
yang tua di antara kita.”Hadits Shohih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
dan Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan shohih.
ALLOOH juga
menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami perumpamaan yang
diberikan ALLOOOH untuk manusia.
“Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami ciptakan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali
orang-orang yang berilmu.”[QS Al-Ankabut: 43]
Tuhan juga
menegaskan bahwa hanya dengan ilmulah orang bisa mendapat petunjuk Al-Qur’an.
Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang
yang diberi ilmu.” [QS. Al Ankabut: 49]
Dalam kitab
Ichya’ Uluumuddiin karangan Al Imam Al Ghozaali disebutkan bahwa Nabi Muchammad
SAW bersabda: “Di akhirat nanti tinta para ulama’ ditimbang dengan darah para
syuhada’.dan ternyata yang lebih berat adalah tinta para ulama’.”
Nabi Muchammad
SAW juga sangat menghargai orang yang berilmu. Ulama’ adalah pewaris para nabi.” Begitulah sabda Nabi SAW seperti
yang dimuat dalam HR Imam Abu Dawud
Bahkan Nabi SAW
tidak tanggung-tanggung untuk lebih menghargai seorang yang berilmu daripada
kabilah. “Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya
satu orang ahli ilmu.” [HR. Imam Ath Thobarooni]
“Hilangnya ilmu
bukan karena ilmu itu dicabut oleh ALLOOH SWT. Bukan karena kitab AL-Qur’an dan
Hadits menghilang dari peredaran. Tetapi hilang dengan wafatnya para ulama’
yang menguasai ilmu-ilmu tersebut.”
Sungguh hina
apabila kita menemukan orang-orang yang membenci ulama’. Hal ini sangat
menyedihkan karena merupakan pelecehan terhadap agama. Sebab, agama senantiasa
diperjuangkan oleh ilmu-ilmu yang disyiarkan oleh para ulama’. Lantas apabila
ada orang yang menghinakan ulama’ berarti ia sungguh telah melecehkan agama. Bukan
hanya itu, orang yang melecehkan ulama seolah-olah sedang menentang Nabi SAW. Sebab
Nabi SAW jelas-jelas telah memerintahkan kita selaku ummatnya agar memuliakan
ulama’, bukan malah menghinakannya. NaudzubiLLaah.
Semoga kita
dijadikan orang-orang yang selalu dekat dengan ulama’. Mencintai dan
memuliakannya dengan penuh keikhlasan. Serta dijadikan orang yang senantiasa
tidak bosan untuk mengambil ilmu dari mereka. Agar kelak kita menjadi
orang-orang yang diangkat derajatnya dan didekatkan dengan ALLOOH SWT.
WALLOOHU A’LAM
BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment