Friday, June 17, 2016

Turunnya Al Qur’an (Nuzulul Qur’an)

Nabi Muchammad SAW bersabda,”Shuchuf (lembaran-lembaran wahyu) Nabi Ibroohiim AS diturunkan oleh ALLOOH pada awal malam bulan Romadhoon, kitab Taurot diturunkan oleh ALLOOH pada pertengahan bulan Romadhoon, kitab Injil diturunkan oleh ALLOOH pada tanggal 13 bulan Romadhoon, kitab Zabur diturunkan ALLOOH pada tanggal 18 bulan Romadhoon, dan kitab Al-Qur’an diturunkan oleh ALLOOH pada tanggal 24 bulan Romadhoon.”

Yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an pada tanggal 24 bulan Romadhoon ialah turun dari Lauhul Mahfuzh di Arsy ke Baitul Izzah di langit pertama. Sedangkan turunnya wahyu kepada RosuuluLLooh SAW melalui Malaikat Jibril AS di Gua Hiro terjadi pada 17 Romadhoon. Diawali dengan lima ayat pertama surat Al-Alaq dan seterusnya, diturunkan berangsur-angsur selama 22 tahun dua bulan 22 hari, sampai tanggal 9 Dzulhijah, tiga bulan sebelum RosuuluLLooh SAW wafat.

Sebagian besar ulama’ yakin, wahyu pertama turun pada 17 Romadhoon, saat RosuuluLLooh SAW tengah bertahanut di Gua Hiro. Tanggal 17 Romadhoon adalah juga tanggal pecahnya Perang Badr, beberapa tahun setelah peristiwa di Gua Hiro tersebut. Para mufasir (ahli tafsir) Al-Qur’an mendasarkan hal itu pada ayat 41 surah Al-Anfal,”... jika kamu beriman kepada ALLOOH dan kepada apa Kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqon (pembeda yang hak dari batil), yaitu hari bertemunya dua pasukan. Dan ALLOOH Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

RosuuluLLooh SAW bersabda,”Apabila ALLOOH hendak mewahyukan suatu urusan, Dia pun berbicara melalui wahyu. Maka langit pun berguncang dengan dahsyat, karena takut kepada ALLOOH SWT. Apabila penghuni langit mendengarnya, jatuh bersujudlah mereka. Yang pertama mengangkat wajah adalah Malaikat Jibril, maka ALLOOH pun berbicara kepadanya menurut cara yang dikehendakiNYA. Kemudian Malaikat Jibril berjalan melintasi para malaikat. Setiap kali melewati satu langit, malaikat penjaga langit bertanya,’Apa yang telah dikatakan oleh Tuhan kita, wahai Malaikat Jibri?’ Malaikat Jibril menjawab,’Dia mengatakan yang haq, dan Dialah Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ Para malaikat itu pun lalu menirukan yang diucapkan Malaikat Jibril...”

Al-Qur’an diturunkan dalam dua periode. Pertama diturunkan sekaligus pada Lailatul Qodr dari Lauhul Mahfuzh di Arsy ke Baitul Izzah di langit dunia. Kedua, Al-Qur’an diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama lebih kurang 23 tahun.

Al-Qur’an diturunkan kepada RosuuluLLooh SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun dua bulan 22 hari berdasarkan berbagai peristiwa dan kejadian sejak RosuuluLLooh diutus sebagai Rosuul hingga wafat. Pendapat ini didasarkan pada beberapa chadiits shochiich. Antara lain, riwayat Sayyidina Ibnu Abbas RA yang menyatakan,”Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada Lailatul Qodr kemudian diturunkan selama 22 tahun.” Lalu ia membacakan ayat 33 surat Al-Furqon,’Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan sesuatu yang ganjil, sedangkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling baik penjelasannya.”

Dalam riwayat yang lain, Sayyidina Ibnu Abbas RA berkata,”Al-Qur’an itu dipisahkan dari Az-Zikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Maka Malaikat Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi SAW.”Kata Sayyidina Ibnu Abbas lagi,”Al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qodr di bulan Romadhoon ke langit dunia sekaligus, lalu diturunkan secara berangsur-angsur.”

Para ulama’ ahli tafsir mengisyaratkan hikmah sistem penurunan Al-Qur’an tersebut, Imam As-Suyuti misalnya, berpendapat,”Rahasia diturunkannya Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia ialah untuk memuliakan kitab suci tersebut dan orang yang menerimanya. Yaitu dengan memberitahukan kepada penghuni tujuh langit dan bumi AL-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada Rosuul terakhir dan ummat yang paling mulia. Kitab itu telah berada di ambang pintu dan akan segera diturunkan kepada mereka.”

Seandainya tidak ada hikmah Ilahi yang menghendaki disampaikannya Al-Qur’an secara bertahap sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi, tentulah Ia diturunkan ke bumi sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang diturunkankan ke bumi sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Untuk memperkuat pendapatnya, Ia mengutip ayat 192-195 surah Asy-Syu’aro,”Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.”

Proses turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu memang suatu keistimewaan, karena kitab-kitab agama samawi sebelumnya seperti kitab Taurot (untuk Nabi Musa AS), kitab Injil (untuk ‘Isa AS) dan kitab Zabur (untuk Nabi Dawud AS), turun sekaligus. Dalam Al-Qur’an surah Al-Furqon ayat 32, ALLOOH SWT berfirman, “Berkatalah orang-orang kafir, ‘Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (jelas).”

Sementara turunnya Al-Qur’an di bulan Romadhoon juga menguatkan autentisitasnya sebagai firman ALLOOH SWT. Karena di bulan Romadhoon lah diturunkannya semua kitab suci agama samawi.

Ditinjau dari periode turunnya, Al-Qur’an terbagi dua, Surah Makiyah, yaitu ayat-ayat yang diturunkan di Mekah sebelum Nabi berhijrah ke Madinah. Jumlahnya meliputi 19/30 dari seluruh kandungan Al-Qur’an, terdiri dari 86 surah atau 4780 ayat. Surah-surah Makiyah itu umumnya pendek-pendek, dan “banyak didahului dengan kata-kata “Yaa Ayyuhan Naasi” (Wahai manusia), dan berkaitan dengan iman, akhlaq, ancaman dan pahala, serta kisah-kisah ummat terdahuluyang mengandung hikmah keteladanan. Bagian kedua ialah surah-surah Madaniyah, yang turun di Madinah, yaitu sesudah Nabi hijrah ke Madinah. Jumlahnya meliputi 11/30 dari kandungan Al-Qur’an, atau 28 surah atau 1456 ayat. Surah Madaniyah umumnya panjang-panjang, banyak diawali dengan kata “Yaa Ayyuhal Ladziina Amanu” (Wahai, orang-orang yang yang beriman) dan berkaitan dengan hukum  kemasyarakatan, ketatanegaraan, perang, hubungan internasional, hubungan antar agama dan sebagainya.


Firman ALLOOH SWT dalam surah Bani Isroil ayat 88 ,”Katakanlah sesungguhnya jika manusia dan jin bepul untuk membuat (kitab) serupa Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya, biarpun sebagian dari mereka membantu sebagian (yang lain).” WALLOOHU A’LAM

0 comments:

Post a Comment