Nabi Muchammad
SAW bersabda,”Shuchuf (lembaran-lembaran wahyu) Nabi Ibroohiim AS diturunkan oleh
ALLOOH pada awal malam bulan Romadhoon, kitab Taurot diturunkan oleh ALLOOH
pada pertengahan bulan Romadhoon, kitab Injil diturunkan oleh ALLOOH pada
tanggal 13 bulan Romadhoon, kitab Zabur diturunkan ALLOOH pada tanggal 18 bulan
Romadhoon, dan kitab Al-Qur’an diturunkan oleh ALLOOH pada tanggal 24 bulan
Romadhoon.”
Yang dimaksud
dengan turunnya Al-Qur’an pada tanggal 24 bulan Romadhoon ialah turun dari
Lauhul Mahfuzh di Arsy ke Baitul Izzah di langit pertama. Sedangkan turunnya
wahyu kepada RosuuluLLooh SAW melalui Malaikat Jibril AS di Gua Hiro terjadi
pada 17 Romadhoon. Diawali dengan lima ayat pertama surat Al-Alaq dan
seterusnya, diturunkan berangsur-angsur selama 22 tahun dua bulan 22 hari,
sampai tanggal 9 Dzulhijah, tiga bulan sebelum RosuuluLLooh SAW wafat.
Sebagian besar ulama’ yakin, wahyu pertama turun pada 17 Romadhoon, saat RosuuluLLooh SAW tengah bertahanut di Gua Hiro. Tanggal 17 Romadhoon adalah juga tanggal pecahnya Perang Badr, beberapa tahun setelah peristiwa di Gua Hiro tersebut. Para mufasir (ahli tafsir) Al-Qur’an mendasarkan hal itu pada ayat 41 surah Al-Anfal,”... jika kamu beriman kepada ALLOOH dan kepada apa Kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqon (pembeda yang hak dari batil), yaitu hari bertemunya dua pasukan. Dan ALLOOH Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
RosuuluLLooh
SAW bersabda,”Apabila ALLOOH hendak mewahyukan suatu urusan, Dia pun berbicara
melalui wahyu. Maka langit pun berguncang dengan dahsyat, karena takut kepada
ALLOOH SWT. Apabila penghuni langit mendengarnya, jatuh bersujudlah mereka. Yang
pertama mengangkat wajah adalah Malaikat Jibril, maka ALLOOH pun berbicara
kepadanya menurut cara yang dikehendakiNYA. Kemudian Malaikat Jibril berjalan
melintasi para malaikat. Setiap kali melewati satu langit, malaikat penjaga
langit bertanya,’Apa yang telah dikatakan oleh Tuhan kita, wahai Malaikat
Jibri?’ Malaikat Jibril menjawab,’Dia mengatakan yang haq, dan Dialah Dzat Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ Para malaikat itu pun lalu menirukan yang
diucapkan Malaikat Jibril...”
Al-Qur’an
diturunkan dalam dua periode. Pertama diturunkan sekaligus pada Lailatul
Qodr dari Lauhul Mahfuzh di Arsy ke Baitul Izzah di langit dunia. Kedua, Al-Qur’an
diturunkan dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama lebih kurang
23 tahun.
Al-Qur’an
diturunkan kepada RosuuluLLooh SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun dua
bulan 22 hari berdasarkan berbagai peristiwa dan kejadian sejak RosuuluLLooh
diutus sebagai Rosuul hingga wafat. Pendapat ini didasarkan pada beberapa
chadiits shochiich. Antara lain, riwayat Sayyidina Ibnu Abbas RA yang
menyatakan,”Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada Lailatul Qodr
kemudian diturunkan selama 22 tahun.” Lalu ia membacakan ayat 33 surat
Al-Furqon,’Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan sesuatu
yang ganjil, sedangkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan paling
baik penjelasannya.”
Dalam riwayat
yang lain, Sayyidina Ibnu Abbas RA berkata,”Al-Qur’an itu dipisahkan dari
Az-Zikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Maka Malaikat Jibril
mulai menurunkannya kepada Nabi SAW.”Kata Sayyidina Ibnu Abbas lagi,”Al-Qur’an
diturunkan pada Lailatul Qodr di bulan Romadhoon ke langit dunia sekaligus,
lalu diturunkan secara berangsur-angsur.”
Para ulama’
ahli tafsir mengisyaratkan hikmah sistem penurunan Al-Qur’an tersebut, Imam As-Suyuti
misalnya, berpendapat,”Rahasia diturunkannya Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia
ialah untuk memuliakan kitab suci tersebut dan orang yang menerimanya. Yaitu dengan
memberitahukan kepada penghuni tujuh langit dan bumi AL-Qur’an adalah kitab
terakhir yang diturunkan kepada Rosuul terakhir dan ummat yang paling mulia. Kitab
itu telah berada di ambang pintu dan akan segera diturunkan kepada mereka.”
Seandainya tidak
ada hikmah Ilahi yang menghendaki disampaikannya Al-Qur’an secara bertahap
sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi, tentulah Ia diturunkan ke bumi
sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang diturunkankan ke bumi sekaligus
seperti halnya kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Untuk memperkuat
pendapatnya, Ia mengutip ayat 192-195 surah Asy-Syu’aro,”Dan sesungguhnya
Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; dibawa turun oleh
Ar-Ruhul Amin ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang diantara
orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.”
Proses
turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu memang suatu keistimewaan,
karena kitab-kitab agama samawi sebelumnya seperti kitab Taurot (untuk Nabi
Musa AS), kitab Injil (untuk ‘Isa AS) dan kitab Zabur (untuk Nabi Dawud AS),
turun sekaligus. Dalam Al-Qur’an surah Al-Furqon ayat 32, ALLOOH SWT berfirman,
“Berkatalah orang-orang kafir, ‘Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah, supaya Kami perkuat hatimu dengannya
dan Kami membacanya secara tartil (jelas).”
Sementara
turunnya Al-Qur’an di bulan Romadhoon juga menguatkan autentisitasnya sebagai
firman ALLOOH SWT. Karena di bulan Romadhoon lah diturunkannya semua kitab suci
agama samawi.
Ditinjau dari
periode turunnya, Al-Qur’an terbagi dua, Surah Makiyah, yaitu ayat-ayat yang
diturunkan di Mekah sebelum Nabi berhijrah ke Madinah. Jumlahnya meliputi 19/30
dari seluruh kandungan Al-Qur’an, terdiri dari 86 surah atau 4780 ayat. Surah-surah
Makiyah itu umumnya pendek-pendek, dan “banyak didahului dengan kata-kata “Yaa
Ayyuhan Naasi” (Wahai manusia), dan berkaitan dengan iman, akhlaq, ancaman dan
pahala, serta kisah-kisah ummat terdahuluyang mengandung hikmah keteladanan. Bagian
kedua ialah surah-surah Madaniyah, yang turun di Madinah, yaitu sesudah Nabi
hijrah ke Madinah. Jumlahnya meliputi 11/30 dari kandungan Al-Qur’an, atau 28
surah atau 1456 ayat. Surah Madaniyah umumnya panjang-panjang, banyak diawali
dengan kata “Yaa Ayyuhal Ladziina Amanu” (Wahai, orang-orang yang yang beriman)
dan berkaitan dengan hukum kemasyarakatan,
ketatanegaraan, perang, hubungan internasional, hubungan antar agama dan
sebagainya.
Firman ALLOOH
SWT dalam surah Bani Isroil ayat 88 ,”Katakanlah sesungguhnya jika manusia
dan jin bepul untuk membuat (kitab) serupa Al-Qur’an, niscaya mereka tidak
akan dapat membuatnya, biarpun sebagian dari mereka membantu sebagian (yang
lain).” WALLOOHU A’LAM
0 comments:
Post a Comment