Thursday, June 30, 2016

Akhir Romadhoon dan Menyambut Idul Fitri

Romadhoon sebentar lagi pergi meninggalkan kita. Bulan yang penuh dengan berbagai macam kebaikan. Semoga ALLOOH menerima amal kebaikan kita dan menjadikan kita istiqomah sampai berjumpa denganNYA, Aamiiin. Akankah kita bisa bertemu lagi dengan Romadhoon tahun depan atau tidak? .. waLLoohu A’lam.

Namun, walaupun  Romadhoon telah pergi akan tetapi amal seorang mu’min tidak terputus begitu saja sehingga datang padanya kematian. ALLOOH Ta’aala berfirman: Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). [QS. Al-Hijr: 99]

Apabila puasa Romadhoon telah meninggalkan kita maka ibadah puasa yang lain tetap disyariatkan sepanjang tahun: Abu Said Al-Khudri RA meriwayatkan, bahwasanya RosuuluLLooh SAW bersabda: “Barangsiapa puasa Romadhoon kemudian mengikutinya dengan (puasa) enam hari pada bulan syawal, maka hal itu laksana puasa setahun.” [HR. Imam Muslim]

Dari Sayyidina Abu Huroiroh RA berkata: Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku dengan tiga perkara: “Puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhucha dua rokaat dan supaya aku sholat witir sebelum tidur.” [HR. Imam Bukhooriy dan Imam Muslim]

Dari Sayyidina Abu Qotadah RA berkata, RosuuluLLooh SAW pernah ditanya tentang puasa Arofah, lalu beliau SAW menjawab: “Menghapus dosa tahun lalu dan tahun mendatang.” [HR. Imam Muslim]

Dari Sayyidina Abu Qotadah RA, bahwasanya RosuuluLLooh SAW ditanya tentang puasa pada hari Asyuro’, lalu beliau SAW menjawab: Menghapus dosa tahun lalu.” [HR. Imam Muslim]

Dari Sayyidina Abu Huroiroh RA, dari RosuuluLLooh SAW bersabda: “Amalan-amalan dihadapkan (kepada ALLOOH) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka apabila dihadapkan amalanku ketika aku sedang puasa.” [HR. Imam At-Tirmidzi dengan sanda yang shohich]

 Apabila Qiyam Romadhoon (Tarowih) telah meninggalkan kita maka ibadah qiyamul lail (sholat malam) tetap disyariatkan setiap malam.

Dari Sayyidah Aisyah RA berkata: “Bahwasanya RosuuluLLooh SAW sholat malam sampai bengkak kakinya. Lalu akupun bertanya kepada beliau: Mengapa engkau lakukan ini –wahai RosuuluLLooh- padahal telah diampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang? Beliau menjawab: “Apakah tidak sepatutnya aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” [HR. Imam Bukhooriy dan Imam Muslim RA]

Dari Sayyidina Abu Huroiroh RA, bahwasanya RosuuluLLooh SAW bersabda: “Sholat yang paling afdhol setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” [HR. Imam Muslim]

Masih banyak amal-amal kebaikan lainnya yang bisa kita kerjakan sepanjang tahun. ALLOOH yang kita sembah pada bulan Romadhoon adalah juga ALLOOH yang kita sembah pada bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya. Hendaklah kita kembali bersemangat untuk mengerjakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa-dosa dan keburukan-keburukan agar kita mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Semoga ALLOOH menerima semua amal ibadah kita dan menjadikan kita semua istiqomah sampai berjumpa denganNYA.

Menyambut Idul Fitri

Hari Raya ‘Idul Fitri yang pasti jatuh pada tanggal 1 Syawal merupakan hari yang sangat istimewa. Seluruh kaum muslimin di berbagai belahan bumi bersuka cita merayakannya sebagai hari Raya ‘Idul Fitri.

Bergembira, karena hari raya itu merupakan Rochmat ALLOOH yang diberikan kepada ummat Nabi Muchammad SAW. Disebut ‘Id karena pada hari itu ALLOOH memberikan berbagai macam kebaikan kepada hamba-NYA. Di antara kebaikan itu adalah berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhoon, dan kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.

Lantas apa yang perlu disiapkan si hamba untuk menyambut hari nan mulia tersebut? Ada beberapa hal yang disunnahkan dilakukan, yang pahalanya sangat besar. Yaitu, banyak bertakbir dan berdoa pada malam harinya, karena doa di malam ‘Idul Fitri termasuk doa yang tidak akan ditolak ALLOOH SWT. Kita juga dianjurkan untuk menghidupkan malam ‘Id itu dengan beribadah, sholat Tahajjud, membaca Al-Qur’an, dan ibadah-ibadah lainnya.

Ada satu hadits yang artinya,”Barangsiapa menghidupkan malam-malam ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha (yakni dengan beribadah, sholat Tahajjud, membaca Al-Qur’an, dan bertakbir atau ibadah lainnya) maka tidak akan mati hatinya di saat hati yang lain mati.” [HR. Imam Ibnu Majah dan Imam Ath Thobarooni]

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Hari Raya ‘Idul Fitri. Yaitu, pertama, makan waktu pagi sebelum melaksanakan sholat ‘Id, cukup beberapa biji kurma, sebagai wujud pelaksanaan sunnah Nabi Muchammad SAW.

Kedua, membayar zakat fitrah, sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan keji. Di sisi lain, zakat fitrah merupakan hal yang dapat menggembirakan bagi kaum fakir serta menumbuhkan kasih sayang antara sesama orang Islam dan sebagai pembersih bagi jiwa serta menundukkan sifat kikir. Disebutkan dalam sebuah hadits,”Zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari kata-kata keji ataupun perbuatan yang sia-sia serta untuk memberi makanan kepada orang-orang faqir dan miskin.” [HR. Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah]

Ketiga, mengenakan pakaian baru berdandan, dan berhias sekadarnya sebagai wujud memperlihatkan nikmat ALLOOH SWT.

Keempat, mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang sholat 'Id. Hal ini sebagaimana yang dilakukan RosuuluLLooh SAW, beliau mengambil jalan yang berbeda saat pulang dan perginya [HR. Imam Bukhooriy]. Di antara hikmahnya adalah orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada orang-orang yang tinggal di sekitar jalan yang dilalui tersebut, dan memperlihatkan syi'ar Islam.

Kelima, bertakbir. Nabi SAW biasa berangkat menunaikan sholat pada hari raya 'id, lalu beliau SAW bertakbir sampai tiba di tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan dilaksanakan. [HR. Imam Baichaqi]

Keenam, sholat 'Id. Hukum sholat 'id adalah sunnah muakkadah, sunnah yang sangat ditekankan, RosuuluLLooh SAW senantiasa mengerjakan sholat 'Id.

Nabi SAW menyuruh kaum muslimin untuk menghadirinya hingga para wanita yang chaidh pun disuruh untuk datang ke tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. selain itu, Nabi SAW juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut.


WALLOOHU A'LAM BISH SHOWAAB


0 comments:

Post a Comment