Romadhoon
sebentar lagi pergi meninggalkan kita. Bulan yang penuh dengan berbagai macam
kebaikan. Semoga ALLOOH menerima amal kebaikan kita dan menjadikan kita
istiqomah sampai berjumpa denganNYA, Aamiiin. Akankah kita bisa bertemu lagi
dengan Romadhoon tahun depan atau tidak? .. waLLoohu A’lam.
Namun,
walaupun Romadhoon telah pergi akan
tetapi amal seorang mu’min tidak terputus begitu saja sehingga datang padanya
kematian. ALLOOH Ta’aala berfirman: Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal). [QS. Al-Hijr: 99]
Apabila puasa
Romadhoon telah meninggalkan kita maka ibadah puasa yang lain tetap
disyariatkan sepanjang tahun: Abu Said Al-Khudri RA meriwayatkan, bahwasanya
RosuuluLLooh SAW bersabda: “Barangsiapa puasa Romadhoon kemudian mengikutinya
dengan (puasa) enam hari pada bulan syawal, maka hal itu laksana puasa setahun.”
[HR. Imam Muslim]
Dari Sayyidina
Abu Huroiroh RA berkata: Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku dengan tiga
perkara: “Puasa tiga hari setiap bulan, sholat Dhucha dua rokaat dan supaya aku
sholat witir sebelum tidur.” [HR. Imam Bukhooriy dan Imam Muslim]
Dari Sayyidina
Abu Qotadah RA berkata, RosuuluLLooh SAW pernah ditanya tentang puasa Arofah,
lalu beliau SAW menjawab: “Menghapus dosa tahun lalu dan tahun mendatang.” [HR.
Imam Muslim]
Dari Sayyidina
Abu Qotadah RA, bahwasanya RosuuluLLooh SAW ditanya tentang puasa pada hari
Asyuro’, lalu beliau SAW menjawab: Menghapus dosa tahun lalu.” [HR. Imam Muslim]
Dari Sayyidina
Abu Huroiroh RA, dari RosuuluLLooh SAW bersabda: “Amalan-amalan dihadapkan
(kepada ALLOOH) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka apabila dihadapkan
amalanku ketika aku sedang puasa.” [HR. Imam At-Tirmidzi dengan sanda yang
shohich]
Apabila Qiyam Romadhoon (Tarowih) telah
meninggalkan kita maka ibadah qiyamul lail (sholat malam) tetap disyariatkan
setiap malam.
Dari Sayyidah
Aisyah RA berkata: “Bahwasanya RosuuluLLooh SAW sholat malam sampai bengkak
kakinya. Lalu akupun bertanya kepada beliau: Mengapa engkau lakukan ini –wahai RosuuluLLooh-
padahal telah diampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang? Beliau menjawab: “Apakah
tidak sepatutnya aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” [HR. Imam
Bukhooriy dan Imam Muslim RA]
Dari Sayyidina
Abu Huroiroh RA, bahwasanya RosuuluLLooh SAW bersabda: “Sholat yang paling
afdhol setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” [HR. Imam Muslim]
Masih banyak
amal-amal kebaikan lainnya yang bisa kita kerjakan sepanjang tahun. ALLOOH yang
kita sembah pada bulan Romadhoon adalah juga ALLOOH yang kita sembah pada bulan
Syawal dan bulan-bulan lainnya. Hendaklah kita kembali bersemangat untuk
mengerjakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa-dosa dan keburukan-keburukan
agar kita mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan di akhirat. Semoga
ALLOOH menerima semua amal ibadah kita dan menjadikan kita semua istiqomah
sampai berjumpa denganNYA.
Menyambut
Idul Fitri
Hari Raya ‘Idul
Fitri yang pasti jatuh pada tanggal 1 Syawal merupakan hari yang sangat
istimewa. Seluruh kaum muslimin di berbagai belahan bumi bersuka cita
merayakannya sebagai hari Raya ‘Idul Fitri.
Bergembira,
karena hari raya itu merupakan Rochmat ALLOOH yang diberikan kepada ummat Nabi
Muchammad SAW. Disebut ‘Id karena pada hari itu ALLOOH memberikan berbagai
macam kebaikan kepada hamba-NYA. Di antara kebaikan itu adalah berbuka setelah
adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhoon, dan kebaikan
berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.
Lantas apa
yang perlu disiapkan si hamba untuk menyambut hari nan mulia tersebut? Ada beberapa
hal yang disunnahkan dilakukan, yang pahalanya sangat besar. Yaitu, banyak
bertakbir dan berdoa pada malam harinya, karena doa di malam ‘Idul Fitri
termasuk doa yang tidak akan ditolak ALLOOH SWT. Kita juga dianjurkan untuk
menghidupkan malam ‘Id itu dengan beribadah, sholat Tahajjud, membaca Al-Qur’an,
dan ibadah-ibadah lainnya.
Ada satu
hadits yang artinya,”Barangsiapa menghidupkan malam-malam ‘Idul Fitri dan ‘Idul
Adha (yakni dengan beribadah, sholat Tahajjud, membaca Al-Qur’an, dan bertakbir
atau ibadah lainnya) maka tidak akan mati hatinya di saat hati yang lain mati.”
[HR. Imam Ibnu Majah dan Imam Ath Thobarooni]
Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada Hari Raya ‘Idul Fitri. Yaitu, pertama, makan waktu pagi
sebelum melaksanakan sholat ‘Id, cukup beberapa biji kurma, sebagai wujud
pelaksanaan sunnah Nabi Muchammad SAW.
Kedua, membayar zakat fitrah,
sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan keji. Di sisi
lain, zakat fitrah merupakan hal yang dapat menggembirakan bagi kaum fakir
serta menumbuhkan kasih sayang antara sesama orang Islam dan sebagai pembersih
bagi jiwa serta menundukkan sifat kikir. Disebutkan dalam sebuah hadits,”Zakat
fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari kata-kata keji ataupun
perbuatan yang sia-sia serta untuk memberi makanan kepada orang-orang faqir dan
miskin.” [HR. Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah]
Ketiga, mengenakan pakaian baru
berdandan, dan berhias sekadarnya sebagai wujud memperlihatkan nikmat ALLOOH
SWT.
Keempat,
mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang sholat 'Id. Hal ini
sebagaimana yang dilakukan RosuuluLLooh SAW, beliau mengambil jalan yang
berbeda saat pulang dan perginya [HR. Imam Bukhooriy]. Di antara hikmahnya
adalah orang-orang yang lewat di jalan itu bisa memberikan salam kepada
orang-orang yang tinggal di sekitar jalan yang dilalui tersebut, dan
memperlihatkan syi'ar Islam.
Kelima, bertakbir. Nabi SAW biasa
berangkat menunaikan sholat pada hari raya 'id, lalu beliau SAW bertakbir
sampai tiba di tempat pelaksanaan sholat, bahkan sampai sholat akan
dilaksanakan. [HR. Imam Baichaqi]
Keenam, sholat 'Id. Hukum sholat
'id adalah sunnah muakkadah, sunnah yang sangat ditekankan, RosuuluLLooh SAW
senantiasa mengerjakan sholat 'Id.
Nabi SAW menyuruh kaum muslimin
untuk menghadirinya hingga para wanita yang chaidh pun disuruh untuk datang ke
tempat sholat, tetapi disyaratkan tidak mendekati tempat sholat. selain itu,
Nabi SAW juga menyuruh wanita yang tidak punya jilbab untuk dipinjami jilbab
sehingga dia bisa mendatangi tempat sholat tersebut.
WALLOOHU A'LAM
BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment