Wednesday, July 18, 2018

Beribadah Tanpa Henti

Gambar terkaitSaat ini kita berada pada bulan Dzulqo’dah dan baru saja meninggalkan bulan Romadhon dan Syawal. Bulan Romadhon dan Syawal berlalu begitu cepat, seakan kita mengalaminya hanya sekejap saja. Rasanya baru kemarin kita menyambut Romadhon, dan tiba-tiba kita sudah harus meninggalkannya. Rasanya baru kemarin kita menyambut Idul Fitri, dan tiba-tiba kita sudah berada pada bulan Dzulqo’dah. Demikianlah perputaran waktu di dunia ini. Waktu berputar sangat cepat meninggalkan kita. Rasanya baru kemarin kita masih anak-anak yang gemar bermain, tiba-tiba kini kita sudah menjadi dewasa dan berkeluarga. Sebentar lagi tentu kita harus meninggalkan dunia ini. ALLooh SWT menggambarkan singkatnya kehidupan dunia ini dalam firman-NYA:
“Pada hari mereka melihat hari kebangkitan itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” [QS. An-Nazi’at:46]

Pada hari kiamat kita akan merasa bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, tidak lebih dari sepenggal waktu pagi atau sore hari. Ketika itu, banyak orang akan menyesal mengapa dahulu mereka tidak mau bersusah-payah sebentar saja di dunia untuk mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat. Menyesallah orang-orang yang mengisi waktu singkatnya di dunia dengan bermaksiat kepada ALLooh, dengan kesenangan dunia sesaat, dengan lalai kepada ALLooh dan lupa kepada akhirat. Mereka akan menyesal sebab kesenangan sesaat yang dialami di dunia ini menyebabkan mereka jatuh ke dalam penderitaan abadi kelak di akhirat. Mereka akan meminta dikembalikan ke dunia untuk melakukan amal sholeh. ALLooh berfirman:
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.’” [QS. Al-Mu’minun:99-100]

Ada orang yang ingin kembali untuk menyedekahkan harta dengan susah-payah mereka kumpulkan di dunia:
”Lalu ia berkata, ‘Ya Robb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’” [QS. Al-Munafiqun:10]

Naudzu biLLaahi min dzalik. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang menyesal seperti itu. Waktu hidup kita yang singkat di dunia ini adalah penentu, apakah kelak kita akan masuk ke dalam surga atau neraka yang tak ada akhirnya.

Kita mampu bekerja keras membanting tulang selama sebulan hanya demi mendapatkan gaji yang tidak seberapa. Ada di antara kita yang rela mengangkat beban berat beberapa saat untuk mendapatkan upah yang sedikit. Bahkan ada yang rela meninggalkan makan dan tidur beberapa hari untuk mendapatkan keuntungan dunia yang fana. Lalu mengapa kita tidak mampu untuk sebentar saja bersusah-payah di dunia yang singkat ini, mengisinya dengan ketaatan, menahan diri segala kemaksiatan dan kesenangan fana demi mendapatkan kenikmatan terbesar dan abadi, yaitu surga.

Susah-payah kita berpuluh tahun di dunia untuk beribadah tidak akan terasa kelak di akhirat ketika kita melihat balasannya berupa kenikmatan surga yang kekal. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Akan didatangkan seorang penghuni surga yang paling menderita di dunia, kemudian ia dimasukkan sebentar ke dalam surga, lalu dia ditanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah mengalami kesengsaraan (ketika di dunia)? Apakah engkau pernah mengalami penderitaan?’ Ia akan menjawab, ‘Tidak pernah wahai Tuhanku, aku tidak pernah merasakan kesengsaraan mau pun penderitaan (di dunia) sama sekali.’” [HR. Imam Muslim]

Betapa benar perkataan sebagian ulama yang berbunyi: “Dunia ini sekejap, jadikan yang sebentar itu berisi ketaatan.”

Dunia bukan tempat untuk bersenang-senang. Dunia adalah tempat untuk menanam amal sholeh. Moto seorang mukmin di dunia ini adalah seperti apa yang difirmankan ALLooh SWT di dalam Al-Qur’an:
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” [QS. Al-Insyiroh:7]

ALLooh SWT senantiasa mengalihkan kita dari satu musim ibadah kepada musim ibadah yang lain agar kita tidak pernah bosan terus beribadah kepada-NYA. Setelah musim ibadah puasa di Romadhon berlalu, ALLooh mendatangkan musim ibadah haji, yaitu bulan Syawal, Dzulqo’dah dan 10 hari pertama Dzulchijjah. Setelah bulan Syawal berlalu, ALLooh SWT memberikan kepada kita 3 bulan Asyhuril Hurum, bulan-bulan yang dimuliakan ALLooh, yaitu bulan Dzulqo’dah, Dzulchijjah dan Mucharrom, bulan di mana ibadah di dalamnya lebih baik dari ibadah di hari-hari lainnya. Bulan-bulan mulia ini diisyaratkan ALLooh SWT dalam firman-NYA:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi ALLooh adalah dua belas bulan, dalam ketetapan ALLooh di waktu DIA menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan Harom. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” [QS. At-Taubah: 36]

Begitulah ALLooh SWT senantiasa memindahkan kita dari satu waktu untuk ibadah khusus kepada waktu untuk ibadah khusus lainnya. Oleh karena itu, jika kita sudah selesai dari satu ibadah, lanjutkanlah untuk memulai ibadah yang lain dengan sungguh-sungguh.

Bukan hanya di bulan Romadhon saja kita dituntut untuk banyak beribadah. Setelah bulan Romadhon pergi, ibadah puasa masih bisa kita lakukan kapan saja. Al-Qur’an masih bisa kita baca setiap saat, masjid-masjid masih terbuka lebar untuk setiap orang, doa-doa masih diijabahi oleh ALLooh, sholat malam masih dapat kita lakukan, saudara-saudara kita masih ada untuk disambung tali silaturahminya, fakir miskin masih banyak untuk diberi bantuan, dan pahala-pahala ibadah tidak putus dengan berakhirnya Romadhon.

Sudah satu bulan Romadhon berlalu, sudah berapa juz Al-Qur’an yang telah kita baca? Berapa rokaat sholat malam yang kita lakukan setiap malam? Jangan sampai bulan Syawal menjadi langkah awal kita untuk menjauh dari Al-Qur’an, menjauh dari sholat malam, menjauh dari ibadah kepada ALLooh SWT. Jadilah hamba yang Robbani, yang selalu beribadah kepada ALLooh di setiap waktu. Jangan hanya menjadi hamba Romadhoni yang hanya beribadah di bulan Romadhon saja. Ingatlah selalu firman ALLooh SWT:
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [QS. Al Hijr:99]

Semoga amal ibadah kita diterima oleh ALLooh sehingga kita termasuk golongan minal aidin wal faizin wal maqbulin. Semoga kita selalu diberi petunjuk untuk terus meningkatkan ibadah kita sampai datang kematian menjemput kita.

0 comments:

Post a Comment