Manusia
adalah makhluk yang dijadikan dengan bentuk yang sempurna, tidak seperti
makhluk-makhluk yang lain, sebagaimana firmanNYA dalam QS At Tin ayat 4-6:
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putussnya.”
Dari
ayat di atas, kita mengetahui bahwa ALLooh menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, namun DIA akan mengembalikan kita ke tempaatt yang paling
buruk. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
Oleh
sebab itu, manusia yang telah diciptakan ALLooh diperintahkan untuk beribadah
kepada-NYA, agar ketika mati nanti, mereka akan kembali ke tempat yang baik,
bukan tempat yang serendah-rendahnya.
ALLooh
SWT berfirman dalam QS Adz Dzanat ayat 56:
“Dan
AKU tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-KU.”
Dari
sini jelaslah bahwa fungsi kita hidup ini adalah untuk beribadah kepada ALLooh
SWT semata, mematuhi dam menjalankan syariat-syariatNYA yang telah dibawa oleh
RosuuluLLooh SAAW menjauhi larangan-laranganNYA dengan penuh ketaatan dan
pasrah diri.
Meskipun
demikian halna, banyak sekali manusia yang menyalah gunakan, menggunakan
anggota badannya, panca inderanya seperti mulut, hanya digunakan untuk
berbicara yang tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan mereka gunakan untuk
membicarakan kejelekan orang lain, padahal belum tentu dirinya lebih baik
daripada orang yang ia jadikan sebagai bahan ejekan.
Mereka
diberi mata, tetapi menggunakannya untuk memandang hal-hal yang dilarang oleh
ALLooh, seperti melihat dan menyaksikan film-film porno dan lain-lain.
Mereka
diberi telinga, namun hanya diigunakan untuk mendengarkan hal-hal yang tidak
berguna, mendengarkan bisikan-bisikan setan yang kemudian meracuni jiwanya. Ia
enggan untuk mendengarkan nasehat, juga tidak suka mendengarkan lantunan ayat-ayat
suci Al-Qur’an.
Mereka diberi tangan hanya untuk mengerjakan
kejahatan, melanggar hukum-hukum ALLooh, mencari barang-baarang yang banyak
untuk kepentingan pribadinya tidak peduli halal atau haram, bahkan ia rela
membunuh.
Mereka
diberi kaki hanya digunakan untuk berjalan menuju tempat-tempat maksiat,
seperti pelacuran, tempat perjudian. Dan ia enggan untuk melangkahkan kakinya
menuju tempat-tempat untuk beribadah, seperti masjid, meghadiiri majlis ta’lim
dan lain-lain.
Mereka
diberi otak hanya digunakan untuk berfikir bagaimana caranya mendapatkan harta
yang banyak, kedudukan yang tinggi tanpa mempertimbangkan halal atau haramnya
lagi. Mereka tidak menggunakan untuk memikirkan firman-firman ALLooh yang
berupa alam semesta yang menakjubkan ini dan juga firman-firmanNYA yang berupa
Al-Qur’an.
Mengapa
mereka tidak bertaubat dengan sesungguhnya, apakah mereka tidak lagi ingat
kepada ALLooh dan segala siksa yang dijanjikanNYA untuk mereka yang berbuat
maksiaat. Dan apakah mereka tidak ingat lagi kepada janji ALLooh kepada
orang-orang yang berbuat amal sholeh bahwa mereka akan menerima pahala yang
agung berupa surga yang penuh dengan kenikmatan. Ataukah malah mereka telah
ingkar terhadap ALLooh sebagai Tuhan semesta alam?
Semasa
hidup di dunia, mereka yang melakukan kejahatan, mungkin dengan harta dan
kepintarannya, ia dapat lepas dari hukum. Namun di akhirat nanti, dapatkah
manusia terlepas dari hukum ALLooh.
Mulut
memang dapat bersilat, bisa berbohong. Namun ALLooh SWT akan menutup
mulut-mulut mereka, dan tangannya lah yang akan berbicara dan kakinya akan
menjadi saksi.
ALLooh
SWT berfirman dalam QS YaaSiin ayat 65:
“Pada
hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu pernah mereka
usahakan.”
Dan
dalam firman-NYA QS Al Zalzalah ayat 6:
“Pada
hari kiamat itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”
Menurut
sebagian ahli tafsir mengenai ayat di atas, bahwa manusia nanti keluar dari
kuburnya dengan muka yang bercahaya, muka yang berseri-seri sebagai tanda bahwa
ia adalah orang yang sholeh. Sedangkan adapula orang yang keluar dari kuburnya
dengan muka yang hitam legam sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang durhaka
dan akan memasuki tempat yang serendah-rendahnya, yaitu neraka.
ALLooh
SWT berfirman dalam QS Al Zalzalah ayat 7-8:
“Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarroh pun , niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat Dzarroh pun,
niscaya dia akan melihat balasannya pula.”
Demikianlah
mahkamah keadilan ALLooh, siapa yang mengerjakan kebaikan meskipun sedikit,
akan dibalas oleh ALLooh dengan kebaikan pula, bahkan dilipat ganda sampai yang
DIA kehendaki. Dan sebaliknya, siapa yang mengerjakan kejahatan meskipun
sedikit dan ia tidak bertaubat atau tidak diampuni oleh ALLooh, maka ia pun
akan merasakan balasannya di akhirat nanti.
Oleh
sebab itu, marilah kita senantiasa beristighfar, bertaubat, memohon ampun
kepada ALLooh SWT atas segala dosa dan kesalahan kita karena setiap manusia
pasti berdosa dan pernah mengerjakan kesalahan.
Orang
yang baik bukanlah orang yang tidak pernah mengerjakan dosa maupun kesalahan,
namun orang yang baik itu adalah orang yang apabila berbuat kesalahan ia segera
sadar dan memohon ampunan dari ALLooh SWT atas dosa yang telah dikerjakannya
itu.
Dan
yang lebih penting lagi dalam beribadah adalah membersihkan niat dari selain
ALLooh. Kita mantapkan niat kita dalam setiap ibadah, karena hasil perbuatan
kita itu sesuai dengan niat kita, sebagaimana sabda RosuuluLLooh SAW:
“Sesungguhnya
setiap amal itu tergantung dari niatnya.”
Syeikh
Ibnu Ruslan pernah mengatakan:
“Dan
ikhlaskanlah dalam berniat sebelum melakukan amal dan lakukanlah niat bersamaan
dengan permulaan amal.”
Marilah
kita bersihkan niat kita dalam beribadah, dalam berjuang dalam setiap aktifitas
kita, kita niatkan bahwa kita lakukan semua itu hanyalah untuk mencari
keridhoan ALLooh semata, bukan karena kepentingan pribadi, komersial, dan demi
kedudukan yang akan menyeret kita ke dalam neraka Jahanam.
Di
samping semua itu, jangan lupa bahwa kita melakukan segala kebaikan bukan untuk
mendapatkan sanjungan orang lain, janganlah kita haus akan sanjungan, karena
itupun akan menjerumuskan kita ke lembah kehancuran dan kebinasaan.
Betapa
tidak, kita sudah bersusah payah mengerjakan kebaikan dan amal sholeh, namun
karena kita terpukau dengan sanjungan orang lain, makaa amalan yang telah kita
kerjakan menjadi sia-sia, artinya tidak akan dibalas oleh ALLooh, kecuali hanya
berupa sanjungan dari manusia.
RosuuluLLooh
SAW bersabda:
“Kesukaan
dipuji dari manusia itu adalah membutakan hati dan telinga. Yakni tidak dapat
mendengarkan kebenaran.”
Semoga
kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah sebagai tugas kita sebagai
makhluk ALLooh yang taat kepada-NYA. Aamiiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.
WALLOOHU
A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment