Tuesday, August 16, 2016

AIR MATA ROSUULULLOOH SAW TATKALA TERINGAT IBUNDANYA

Meskipun diasuh oleh pamannya, Abu Tholib dan bibinya Atikah, mulai usia 8 tahun, Nabi Muchammad SAW tidak bisa melupakan ibunya. Terkadang air mata beliau SAW mengalir bila mengenang saat-saat bahagia dan bercanda ria bersamanya. Lebih-lebih jika beliau tiba-tiba teringat akan keyatimannya. Ingatan beliau SAW langsung tertuju kepada sang ibunda.

Untuk mengobati rasa kangen itu, Rosuulullooh SAW mengunjungi makamnya. Hal itu beliau SAW lakukan ketika kembali berdagang dari Syam (Syiria). Setelah memperoleh keuntungan besar, bersama dengan Maisaroh (orang kepercayaan Siti Khodijah), beliau SAW mengambil jalan lain, yaitu jalan yang melewati makam ibundanya di desa Abwa. Sedangkan semua anggota kafilah pulang ke Mekah melewati jalan yang lebih dekat, yaitu melalui Marrudz Dzahrom. Sebab mereka sudah rindu dan ingin segera bertemu dengan keluarga masing-masing.

Tentu saja jalan yang ditempuh Nabi Muchammad SAW lebih jauh. Dengan begitu, beliau SAW juga tidak akan segera mendapatkan bagian dari keuntungan berdagang itu karena tidak lekas pulang ke rumah. Padahal di Mekah, Siti Khodijah sudah berjanji untuk memberikan keuntungan dua kali lipat saat beliau SAW pulang nanti.

Akan tetapi, semua itu tidak menghalangi keinginan beliau SAW untuk melepas kerinduan kepada ibunda tercinta. Beliau SAW lebih mementingkan berziaroh ke makam sang ibunda daripada cepat pulang untuk segera mendapatkan keuntungan yang lebih besar itu.

Maisaroh, yang disuruh oleh Siti Khodijah untuk menemani Nabi Muchammad SAW itu, sebenarnya tidak sabar untuk pulang dan segera memberi tahu Siti Khodijah tentang hasil berdagan tersebut. Untuk itu, dirinya berkata,”Biarlah saya saja yang segera pulang untuk memberi tahu Siti Khodijah tentang keuntungan perdagangan kali ini. Ia pasti memahami hal itu.”

Akan tetapi, Rosuulullooh SAW tidak menanggapinya. Beliau SAW terus saja menuju makam sang ibunda. Setelah memandangi pusara ibudanya itu, beliau SAW bersama untanya pulang bersama Maisaroh. Dalam perjalanan pulang itu, seolah-olah beliau SAW melihat sang ibunda melambai-lambaikan tangan.

Sambil duduk di atas punggung unta, beliau SAW teringat peristiwa menyedihkan saat melakukan perjalanan ke Yatsrib (Madinah). Ketika itu beliau bersama sang ibunda berziaroh ke makam ayahnya. Kemudian dalam perjalanan pulang menuju Mekah, ibundanya wafat di Abwa.

 Oleh karena itulah bayang tersebut masih melekat di pelupuk mata. Mengingat hal itu, beliau SAW tidak bisa menahan air matanya.

Diriwayatkan dari Sayyidinan Abu Huroiroh RA bahwa dirinya berkata,
“Rosuulullooh SAW menangis ketika berziaroh ke makam ibundanya. Lalu, orang di sekitarnya juga meneteskan air mata.” [HR. Imam Muslim]

Peristiwa itu terus beliau SAW ingat-ingat. Padahal, hal itu beliau alami pada 20 tahun yang lalu. Namun, Nabi Muchammad SAW tetap mengingat dengan baik ketika kanak-kanak beliau SAW pulang dari Abwa tanpa sang ibunda.


Kejadian itu memang menyedihkan bagi Rosuulullooh SAW sehingga air mata beliau SAW akan mengalir membasahi pipi saat teringat peristiwa tersebut. Ini merupakan bukti dari kecintaan dan ketaatan beliau SAW kepada ibundanya.

MAASYAAALLOOH

0 comments:

Post a Comment