Agama islam mengajarkan bahwa ada
keutamaan bagi orang-orang yang melanjutkan puasa seminggu setelah puasa
Romadhoon yang biasa disebut sebagai puasa Syawwal. Untuk mensyukuri
berakhirnya puasa sunnah tersebut, warga masyarakat di Lombok melaksanakan
lebaran kedua setelah Idul Fithri yang disebut dengan nama Lebaran Ketupat atau
Lebaran Topat. Kata “topat” diambil dari kata ketupat, yakni penganan
masyarakat Lombok yang dihidangkan khusus pada perayaan Lebaran Ketupat.
Selain wisata alam yang tersebar di
berbagai penjuru, di Lombok juga terdapat banyak sekali wisata budaya, di
antaranya adalah “TRADISI PERANG TOPAT” yang merupakan tradisi turun-temurun
mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau.
Lebaran Topat juga bisa diartikan
menjauhkan diri dari nafsu kebendaan dan membersihkan batin dari sikap dengki
dan iri hati setelah nuraninya terjerembab oleh ego dan kemeriahan budaya
materi yang semu.
Ritual berserap atau membasuh muka dengan
air memberi makna bahwa tindakan tersebut merupakan cara untuk membersihkan
kotoran yang melekat di wajah. Jika wajah dan hatinya bersih, maka orang itu
tidak akan sakit baik secara fisik maupun psikis.
0 comments:
Post a Comment