Saturday, April 30, 2016

Tradisi Mi’roji di Gorontalo

Di Gorontalo, peringatan Isro’ Mi’roj diperingati dengan dua cara, yakni memperingatinya dengan cara mengadakan ceramah agama dengan topik perjalanan RosuuluLLooh SAW menghadap ALLOOH SWT dan yang kedua dengan cara tradisional, masyarakat biasa menyebutnya dengan Mi’roji.

Peringatan Isro’ Mi’roj atau Mi’roji ini sudah diperingati oleh masyarakat Gorontalo sejak abad ke 14. Ketika ISLAM pertama kali masuk ke Gorontalo.
Namun di masa itu, tradisi ini mendapat tantangan dari bangsa Belanda yang saat itu sedang menjajah Gorontalo. Agar ajaran Islam dan tradisi Isro’ Mi’roj tetap bisa diperingati oleh masyarakat Gorontalo, maka masyarakat di kala itu menemukan sebuah cara agar Mi’roji bisa tetap diperingati, yakni dengan cara mendendangkan Sejarah perjalanan RosuuluLLooh dengan bahasa Gorontalo dan menulisnya dengan huruf arab tanpa baris (arab pegon). Akhirnya, tradisi ini bertahan hingga saat ini.


Dalam penulisan maupun penyebutan ketika kita memperingati Mi’roji, itu terdiri dari empat fase, diantaranya: 1. SIFATI, yang artinya Sifat, yakni Kisah Hidup RosuuluLLooh dari kecil hingga medapatkan status Kerosulannya; 2. MI’ROJI, yakni kisah perjalanan RosuuluLLooh saat Isro’ Mi’roj; 3. WAFATI, yakni kisah saat RosuuluLLooh wafat; 4. WUNGGULI, yang artinya cerita, yakni kisah-kisah yang menghibur namun memiliki nilai pendidikan sesuai dengan ajaran ISLAM. Waktu dari ba’da Isya hingga datang waktu Shubuh.

0 comments:

Post a Comment