Thursday, May 5, 2016

Bulan Sya’baan Bulan yang Agung

Kita telah meninggalkan Bulan Rojab dan sekarang kita tengah memasuki Bulan Sya’baan yang dimuliakan. Sesungguhnya ALLOOH Ta’ala telah mengkhususkan bulan ini dengan berbagai keistimewaan yang agung.

“Bulan Sya’baan itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rojab dan bulan Romadhoon. Ini adalah bulan yang di mana di dalamnya amal-amal diangkat oleh Tuhan. Aku ingin diangkat amalku ketika aku sedang berpuasa.” [HR. Imam Nasa’i dari Sayyidina Usamah]

Kata Sya’baan berasal dari kata Syi’iab (jalan di atas gunung). Dikatakan Sya’baan karena pada bulan itu ditemui berbagai jalan untuk mencapai kebaikan.

Bulan Sya’baan yang mulia dinisbahkan kepada Junjungan Mulia RosuuluLLooh SAW dan disebut sebagai bulan sholawat dan salam atas Nabi Muchammad SAW. Diriwayatkan di dalam sebagian atsar bahwa Nabi bersabda:
“Rojab adalah bulan ALLOOH, Sya’baan adalah bulanku, dan Romadhoon bulan ummatku.”
RosuuluLLooh SAW rutin berpuasa dalam bulan Sya’baan. Bahkan, karena fadhilahnya yang begitu besar, beliau memperbanyak puasanya pada bulan Sya’baan. Dalam hadits riwayat Sayyidina Annas bin Malik RA dikatakan, dalam bulan-bulan lain memang RosuuluLLooh juga berpuasa, tapi tidak penuh, terkecuali dalam bulan Sya’baan. Jadi RosuuluLLooh SAW berpuasa dua bulan, yaitu Sya’baan dan Romadhoon.

Namun Siti Aisyah RA berkata,”Ia tidak pernah melihat RosuuluLLooh penuh berpuasa selain Romadhoon dan paling banyak berpuasa selain Sya’baan. Jadi kedudukan puasa Sya’baan ini di bawah puasa Romadhoon, hukumnya sunnah, sedangkan puasa Romadhoon hukumnya wajib. Puasa bulan Sya’baan bertujuan untuk mengagungkan Romadhoon, li ta’dzhim Romadhoon.

Hadits riwayat Imam Abu Dawud: Siti Aisyah mengatakan, bulan yang paling dicintai RosuuluLLooh itu bulan Sya’baan, selain Romadhoon. Mungkin memang pernah RosuuluLLooh tidak penuh berpuasa selama bulan Sya’baan, tapi terus dilanjutkan ke bulan Romadhoon. Ini menunjukkan betapa sangat besar fadhilah bulan Sya’baan.

Beberapa peristiwa besar juga terjadi dalam bulan ini. Bulan terbelah dua pada Sya’baan. Ini adalah salah satu mu’jizat Baginda SAW dan tanda kenabiannya yang berlaku ketika kuffar Quroisy telah mengingkari RosuuluLLoh SAW dan meminta agar bulan terbelah dua. Peristiwa tersebut berlangsung pada malam Nishfu Sya’baan.

Al-Imam Ad-Dahlawi meriwayatkan bahwasanya telah ditemui di Negeri China sebongkah batu yang tertulis dengan khot kufi di atasnya: “Tulisan ini ditulis pada malam terbelahnya bulan dan aku tidak tahu kenapa ia terbelah.” Ini karena agama Islam belum sampai ke sana ketika kejadian tersebut berlangsung.

Peristiwa lain adalah berpindahnya qiblat muslimin dari Baitul Maqdis ke Masjidil Harom. Selepas peristiwa hijroh, Baginda Rosuul SAW telah bersholat menghadap ke Baitul Maqdis selama 16 bulan. Hal ini menggembirakan Yahudi, mereka mengatakan bahwa Nabi dan para Shochabat telah menuruti qiblat kami dan nanti mereka akan menuruti agama kami. Oleh karena itu Baginda SAW ini agar qiblat muslimin berubah ke Masjidil Harom. Baginda SAW sering menghadapkan pandangan ke langit, kemudian daripada itu, ALLOOH SWT menurunkan ayat Al-Qur’an dan berubahlah qiblat pada bulan tersebut.

“Sungguh Kami melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Harom. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasroni yang diberi Kitab Taurot dan Injil memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Harom itu adalah benar dari Tuhannya. Dan ALLOOH sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” [QS. Al-Baqoroh ayat 144]

Peristiwa selanjutnya adalah Malam Nishfu Sya’baan. Malam ini adalah salah satu dari malam-malam yang mulia dan diberkahi, yang sebaiknya diisi dengan doa, ibadah, berjaga malam dan memperbanyak amal sholeh.

Tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban ini terdapat beberapa hadits yang menurut sebagian ulama shohich. Di antaranya hadits Siti Aisyah RA,”Suatu malam RosuuluLLooh SAW sholat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa RosuuluLLooh telah diambil ALLOOH. Karena curiga,aku gerakkan telunjuk beliau, dan ternyata masih bergerak. Setelah usai sholat, beliau berkata: “Wahai Aisyah, engkau tidak dapat bagian!”
Lalu aku menjawab,”Tidak, Yaa RosuuluLLooh, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka RosuuluLLooh telah tiada), karena engkau bersujud begitu lama.” Lalu beliau bertanya,”Tahukah engkau, malam apa sekarang ini?”
‘RosuuluLLooh yang lebih tahu.’ Jawabku.
‘Malam ini adalah malam Nishfu Sya’baan, ALLOOH lebih mengawasi hamba-hambaNYA pada malam ini. Dia mengampuni mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang, dan menyingkirkan orang-orang yang dengki.’ [HR. Imam Baihaqi]

 Demikian malam Nishfu Sya’baan, yang sering terlupakan, karena diapit oleh dua bulan yang paling mulia, yaitu Rojab dan Romadhoon. Semoga kita bisa mengoptimalkan ibadah sehingga meraih keutamaannya, seperti yang dijanjikan oleh ALLOOH SWT. Sesungguhnya Dia Maha Menepati Janji.


WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

0 comments:

Post a Comment