“Maha Suci ALLOOH, yang telah
memperjalankan hamba-NYA pada suatu malam dari Masjid Harom ke Masjidil Aqsho
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya DIA adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” [Al-Isro’ ayat 1]
Dari hadits riwayat Sayyidina Annas bin Malik RA., ia berkata:
“Bahwa RosuuluLLooh SAW
bersabda,’Aku didatangi Buroq. Lalu aku menungganginya sampai ke Baitul Maqdis.
Aku mengikatnya pada pintu masjid yang biasa digunakan mengikat tunggangan oleh
para Nabi. Kemudian aku masuk ke masjid dan mengerjakan sholat dua roka’at.
Setelah aku keluar, Malaikat Jibril datang kepadaku dengan membawa bejana
berisi arak dan bejana berisi susu. Aku memilih susu. Malaikat Jibril berkata:
Engkau telah memilih yang suci.’”
Lalu Malaikat Jibril membawaku
naik ke langit. Ketika Malaikat Jibril meminta
dibukakan langit pertama, ada yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Malaikat Jibril menjawab: Nabi Muchammad.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu
dibukakan bagi kami langit pertama. Aku bertemu dengan Nabi Adam AS. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Kemudian aku dibawa naik ke
langit kedua. Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit kedua. Ada yang
bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu?
Malaikat Jibril menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus?
Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu
dengan Nabi Isa bin Maryam AS dan Nabi Yahya bin Zakariya. Mereka berdua
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Aku dibawa naik ke langit ketiga.
Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit ketiga. Ada yang bertanya: Siapakah
engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Malaikat Jibril
menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia
telah diutus. Pintu pun dibuka untuk kami. Aku bertemu dengan Nabi Yusuf AS.
Ternyata dia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia menyambutku dan
mendoakanku dengan kebaikan.
Aku dibawa naik ke langit
keempat. Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit keempat. Ada yang
bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu?
Malaikat Jibril menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus?
Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Kami pun dibukakan langit keempat. Ternyata
di sana ada Nabi Idris AS. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
ALLOO Ta’ala berfirman: Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi.
Aku dibawa naik ke langit kelima.
Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit kelima. Ada yang bertanya: Siapakah
engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Malaikat Jibril
menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril: Ya, ia
telah diutus. Kami pun dibukakan langit kelima. Di sana aku bertemu dengan Nabi
Harun AS. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Aku dibawa naik ke langit keenam.
Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit keenama. Ada yang bertanya:
Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Malaikat
Jibril menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab Jibril:
Ya, ia telah diutus. Kami pun dibukakan langit keenam. Di sana aku bertemu
dengan Nabi Musa AS. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Malaikat Jibril membawaku naik ke
langit ketujuh. Malaikat Jibril AS meminta dibukakan langit ketujuh. Lalu ada
yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang
bersamamu? Malaikat Jibril menjawab: Nabi Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah
diutus? Jawab Jibril: Ya, ia telah diutus. Kami pun dibukakan langit ketujuh.
Di sana aku bertemu dengan Nabi Ibrohim AS yang sedang menyandarkan punggungnya
pada Baitul Makmur. Itu adalah tempat yang setiap hari ada tujuh puluh ribu
malaikat masuk ke sana dan tidak pernah kembali lagi.
Kemudian aku dibawa pergi ke
Sidrotul Muntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan buahnya
sebesar tempayan.
Ketika atas perintah ALLOOH,
Sidrotul Muntaha diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi
berubah, sehingga tak seorang pun di antara makhluq ALLOOH mampu melukiskan
keindahannya. Lalu ALLOOH memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan sholat lima
puluh kali dalam sehari semalam.
Tatkala turun dan bertemu Nabi
Musa AS, ia bertanya: Apa yang telah difardhukan Tuhanmu kepada ummatmu? Aku
menjawab: Sholat lima puluh kai. Dia (Nabi Musa AS) berkata: Kembalilah kepada
Tuhanmu, mintalah keringanan, karena ummatmu tidak akan kuat melaksanakannya.
Aku pernah mencobanya pada Bani Isroil.
Aku pun kembali kepada Tuhanku
dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas ummatku. Lalu ALLOOH
mengurangi lima sholat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa AS dan aku katakan:
ALLOOH telah mengurangi lima waktu sholat dariku. Dia berkata: Ummatmu masih
tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan
lagi.
Tak henti-hentinya aku
bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa AS, sampai ALLOOH berfirman: Wahai
Muchammad, sesungguhnya kefardhuannya adalah lima waktu sholat sehari semalam.
Setiap sholat mempunyai nilai sepuluh. Dengan demikian lima sholat sama dengan
lima puluh sholat.
Dan barangsiapa yang berniat
untuk kebaikan tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan
baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya.
Sebaliknya barangsiapa yang berniat jahat tetapi tidak melaksanakannya, maka
tidak sesuatu pun dicatat baginya. Namun jika ia jadi mengerjakannya, maka
dicatat sebagai satu kecatatan.

RosuuluLLooh SAW kembali dari
mi’rojnya dengan membawakan kepada kita hadiah illahiyah berupada lima waktu
yang mulia, lima waktu yang suci untuk menghadap ilahi, jiwa dengan jiwa, ruh
dengan ruh. Walaupun jasad kita di bumi tapi ruh dan jiwa kita serta sanubari
kita saat mulai takbirotul ihrom hingga salam saat itu terbuka hijab antara
hamba dengan ALLOOH SWT.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB
0 comments:
Post a Comment