Tuesday, May 10, 2016

Lelaki yang Ahli Beribadah

Dari Sayyidina Abu Huroiroh RA, RosuuluLLooh SAW bersabda:
Hasil gambar untuk Lelaki yang Ahli Beribadah“Juraij adalah lelaki yang Ahli beribadah. Suatu hari sang ibu mendatanginya ke tempat peribadatan. Juraij! Juraij!” panggil sang Ibu. Juraij yang sedang dalam keadaan sholat sunnah pun bingung, antara memenuhi panggilan ibunya, atau meneruskan sholatnya.
“Yaa ALLOOH! Ibuku atau sholat sunnahku?” katanya dalam hati. Ternyata Juraij lebih memilih meneruskan sholatnya daripada memenuhi panggilan ibunya. Ibunya pun kemudian pergi dengan perasaan kecewa.

Esok harinya, peristiwa itu terulang, saat sedang khusyu’ dalam sholat sunnahnya, tiba-tiba terdengar suara sang ibu sedang memanggilnya. “Juraij! Juraij! Panggil sang Ibu.
“Yaa ALLOOH! Ibuku atau sholat sunnahku?” katanya dalam hati. Ternyata Juraij lebih memilih meneruskan sholatnya. Dengan rasa kecewa Ibunya pun pergi meninggalkan tempat peribadatan putranya tersebut.

Di hari yang ketiga, seperti biasa Juraij memang selalu sibuk beribadah dan mendekatkan diri kepada ALLOOH, ketika sedang khusyu’ dalam sholatnya, tiba-tiba terdengar suara sang Ibu memanggilnya, “Juraij! Juraij!” teriak sang ibu.
“Yaa ALLOOH! Ibuku atau sholat sunnahku?” dalam hati Juraij berkata. Seperti yang sebelumnya Juraij lebih memilih meneruskan sholatnya daripada memenuhi panggilan Ibunya.
Dan kali ini, ibunya benar-benar marah kepada Juraij. Sebelum pergi sang Ibu berkata: “Yaa ALLOOH! Jangan matikan Juraij, sebelum ia melihat wajah Pelacur!”
Juraij memang seorang Ahli Ibadah, namun hal itu tidaklah menjadikan semua orang merasa senang orang merasa senang kepadanya. Ada saja, walaupun hanya segelintir orang yang dengki kepadanya.
Suatu hari, ada seorang pelacur yang sangat cantik jelita. Pelacur itu berkata kepada orang-orang yang tidak menyukai Juraij: “Jika kalian mau, aku bisa menggoda Ahli Ibadah itu dan memfitnahnya.” Para pendengki itupun menyetujuinya.
Di siang hari, pelacur itupun pergi ke tempat peribadatan Juraij. Di sana ia berusaha menggoda dan merayu Juraij, agar mau melayaninya.

Namun Juraij tidak sedikitpun tertarik dengan godaan dan rayuan si pelacur itu. Bahkan Juraij pun malah meninggalkannya. Dengan perasaan kecewa pelacur itu pun pergi.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang penggembala kambing yang sedang duduk di bawah sebuah pohon. Pelacur itupun merayu dan menggodanya, hingga akhirnya terjadilah perzinahan di anatara mereka berdua.

Seiring berjalannya waktu, pelacur itu pun hamil, setiap kali ada yang bertanya tentang kehamilannya, ia selalu berkata bahwa Juraij lah ayah dari bayi yang di kandungnya.
Berita pun semakin cepat tersebar hingga akhirnya penduduk berbondong-bondong mendatangi tempat peribadatan Juraij, lalu membakar dan menghancurkannya hingga rata dengan tanah. Juraij sendiri dipukuli hingga babak belur, lalu diasingkan. Ia sendiri bingung dan tidak tahu apa permasalahannya hingga diperlakukan seperti itu.
Juraij berkata: “Ada apa denganku? Kenapa kalian berbuat seperti ini terhadapku?”
Para penduduk berkata: “Wahai Juraij! Janganlah engkau mengelak, engkau telah berzina dengan pelacur itu dan sekarang ia telah mengandung anakmu.”

Juraij semakin bingung, lalu berkata: “Di manakah pelacur itu?” pelacur yang sedang hamil itupun didatangkan, dan ia tetap mengaku bahwa Juraij lah ayah dari bayi yang ada di dalam kandungannya.
Juraij tidak dapat menunjukkan bukti bahwa ia bukanlah ayah dari si bayi dalam kandungan pelacur tersebut. Dan pada akhirnya Juraij menyadari, bahwa kesalahan terbesarnya adalah kepada ibunya.

Ia pun meminta kepada penduduk desa agar dipertemukan dengan ibunya. Di hadapan ibunya Juraij meminta maaf: “Wahai ibu! Maafkanlah kesalahanku karena tidak memenuhi panggilanmu. Anakmu ini sedang tertimpa fitnah karena do’amu, Aku memohon kepadamu, berdo’alah kepada ALLOOH agar mengampuni kesalahanku!”

Setelah melihat keadaan putranya tersebut, sang ibu merasa iba lalu berdo’a: “Yaa ALLOOH! Jika apa yang menimpa Juraij adalah karena do’aku, maka bebaskanlah ia dari fitnah dan ampunilah ia, karena aku telah memaafkan kesalahannya.”

Setelah mendapat maaf dari Ibunya, Juraij pun merasa lega, lalu berkata kepada penduduk desa: “Sebaiknya kita tunggu saja kelahiran bayi yang ada di dalam kandungan perempuan (pelacur) itu, dengan izin ALLOOH aku akan menunjukkan kepada kalian siapakah ayah dari bayi dalam kandungan itu.”

Penduduk desa menyetujui permintaan Juraij. Dan untuk sementara waktu, Juraij dimasukkan ke dalam (semacam) penjara sambil menunggu kelahiran si bayi. Beberapa minggu kemudian, lahirlah bayi yang ditunggu-tunggu itu. Para penduduk pun segera membawa si pelacur dan bayinya tersebut kepada Juraij, mereka berkata: “Wahai Juraij! Sekarang tunjukkan kepada kami siapakah ayah dari bayi ini.” Juraij pun meminta izin kepada penduduk untuk melakukan sholat dua roka’at. Setelah sholat Juraij pun berkata: “Kemarikan bayi itu!”
Sambil mengelus perut si Bayi, Juraij berkata: “Hai Nak! Siapakah sebenarnya ayahmu?”
Atas izin ALLOOH, tiba-tiba si bayi yang baru lahir tersebut dapat berbicara: “Aku adalah anak si fulan, seorang penggembira kambing!”

Hasil gambar untuk kisah juraij
Melihat dan mendengar langsung dari si bai, penduduk terheran-heran. Mereka pun sadar, bahwa pelacur itu telah memfitnah Juraij. Penggembala dan Pelacur itulah yang seharusnya dihukum.
Penduduk desa sangat menyesal atas tindakan mereka berdua kepada Juraij sang Ahli Ibadah. Mereka semua meminta maaf kepada Juraij dan berkata: “Kami akan membangun kembali tempat ibadahhmu dengan emas.”
“Tidak..! Cukup kalian membangunkan sebuah tempat ibadah dari tanah liat seperti Juraij...
Masyarakat pun bergotong-royong membangun kembali tempat peribadatan Juraij.

Doa ibu itu seperti doa Nabi kepada ummatnya, jadi sudah pasti terkabul. Oleh karena itu, berhati-hatilah! Berbuat baiklah pada ibumu jangan buat dia marah padamu jika kamu ingin selamat dunia akhirat.


WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

0 comments:

Post a Comment